Okky Madasari Kritik Jabatan Utusan Khusus Presiden Zita Anjani: Ini Sosoknya, Punya Banyak Prestasi
Rr Dewi Kartika H September 16, 2025 07:30 AM

TRIBUNJAKARTA.COM - Novelis sekaligus sosiolog, Okky Madasari, melontarkan kritik keras terhadap Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani. 

Putri dari Ketua Umum PAN dan Menteri Koordinator Bidang Pangan Indonesia, Zulkifli Hasan tersebut dikritik setelah mangkir ketika diundang menghadiri acara seminar Magister Pariwisata Universitas Padjajaran (Unpad). 

Zita awalnya dijadwalkan hadir secara langsung. 

Akan tetapi, ia sempat mengajukan sejumlah permintaan terhadap pihak panitia. 

Sejumlah permintaan itu seperti tersedianya teleprompter, daftar peserta yang hadir serta tidak adanya sesi tanya jawab. 

Namun, jadwal mendadak berubah. 

Zita meminta H-1 acara dialihkan menjadi online.

Pada hari pelaksanaan, Zita tiba-tiba batal hadir tanpa adanya konfirmasi terlebih dahulu. 

“Tolong jabatan ini segera dihapus. Tolong kampus enggak usah undang lagi orang seperti ini,” tulis Okky dalam unggahan yang ramai diperbincangkan di media sosial.

Pernyataan Okky sontak menimbulkan perhatian warganet.

Tak sedikit yang mengecam tindakan politikus PAN tersebut. 

Lantas, seperti apa sosok Okky Madasari? Berikut profilnya. 

Okky Puspa Madasari lahir pada 30 Oktober 1984 di Magetan, Jawa Timur. 

Ia lulus dari Jurusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada pada 2005 dengan gelar Sarjana dalam bidang Ilmu Politik.

Okky memilih untuk menjadi pewarta dan penulis sejak kelulusannya.

Pada 2012, ia mengambil jurusan sosiologi untuk gelar Master-nya dari Universitas Indonesia, dan lulus pada Juli 2014 dengan tesis berjudul "Genealogi Novel-Novel Indonesia: Kapitalisme, Islam, dan Sastra Perlawanan".

Okky kemudian memperoleh beasiswa penuh dari Universitas Nasional Singapura (NUS) pada tahun 2019 untuk menempuh program doktor pada universitas tersebut.

Okky menyelesaikan tesis doktoralnya dengan judul Sensor dan Produksi Pengetahuan di Indonesia.

Ia meraih gelar Ph.D dalam bidang Ilmu Sosial pada 2024.

Ia menerima Penghargaan Sastra Khatulistiwa pada tahun 2012 untuk novelnya Maryam, yang mengeksplorasi persekusi terhadap umat Muslim Ahmadiyah di Indonesia.

Sebagai sastrawan, ia memenangkan Kusala Sastra Khatulistiwa tahun 2012 untuk novel ketiganya, Maryam[2] di usia 28 tahun dan menjadi pemenang termuda sepanjang sejarah penghargaan tersebut. 

Klarifikasi Zita

Sebelumnya, Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani, angkat bicara terkait ketidakhadirannya dalam acara seminar Magister Pariwisata Universitas Padjajaran (Unpad) pada Kamis 26 Juni 2025. 

Melalui unggahan di Instagram resminya, Zita menyampaikan permohonan maaf lantaran membatalkan kehadirannya secara mendadak. 

Ia mengakui hal itu merupakan kekeliruan dirinya bersama tim. 

"Saat itu saya sudah berada dalam agenda lain yang dimulai sebelum acara kampus berlangsung. Namun, ternyata tidak selesai sesuai rencana. Di situ lah kami mengantisipasi dan mengkomunikasikannya dengan tepat kepada panitia."

"Saya bertanggung jawab atas kekecewaan yang timbul dan saya belajar banyak dari ini."

"Saya pribadi sangat menghargai semangat dan reputasi Kampus Unpad, terutama kontribusinya dalam bidang akademik dan pariwisata," kata Zita, seperti dikutip dari Instagramnya pada Kamis (11/9/2025). 

Selain itu, Zita juga ingin memberikan klarifikasi terkait unggahan dirinya yang sedang berolahraga di pusat kebugaran.

Ia meluruskan bahwa postingan mengenai aktivitas olahraga merupakan foto lama yang terlambat diunggah. 

"Adapun unggahan saya setelahnya yang menimbulkan salah paham -- yakni saat saya berada di gym -- adalah late post yang telah dijadwalkan sebelumnya. Saya memahami bagaimana itu bisa memicu persepsi yang keliru dan untuk itu saya mohon maaf," tulisnya. 

Zita melanjutkan bahwa dirinya tidak menutup ruang kritik dan ingin terus membuka pertemuan dengan banyak pihak. 

“Karena seperti nama program kami, Unlock Indonesia, saya percaya selalu ada ruang terbuka untuk memperbaiki, membangun, dan berjalan bersama,” tutupnya.

Mirip ChatGPT

Klarifikasi Zita justru kembali disorot oleh warganet. 

Ada salah satu komentar yang mendapatkan banyak respons.

Komentar itu menyebut tulisan klarifikasi Zita tampak seperti dibuat oleh ChatGPT. 

"terima kasih -- Chatgpt," tulis @7abrik. 

Hingga pukul 17.16 WIB pada Sabtu (13/9/2025), sebanyak 88 akun telah membalas komentar itu. 

Sekitar 2835 akun telah menyukainya. 

Sosok Zita Anjani

Zita Anjani adalah putri kedua Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan yang juga baru dilantik oleh Prabowo menjadi Menteri Koordinator Bidang Pangan dalam Kabinet Merah Putih.

Perempuan kelahiran Jakarta, 12 Maret 1990 ini terjun ke dunia politik dengan menjadi kader PAN. Membawa bendera PAN, Zita Anjani sukses menjadi Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta periode 2019-2024.

Pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019, Zita yang maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) dari daerah pemilihan (dapil) 5 Jakarta Timur berhasil meraup 14.701 suara.

Dia bahkan dipercaya duduk menjadi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024. Pada Pileg 2024, peraih gelar Master of Science dari University College London ini kembali lolos menjadi anggota DPRD Jakarta periode 2024-2029.

Zita Anjani yang kembali maju dari dapil Jakarta 5 berhasil memeroleh 18.544 suara.

Sementara itu, dikutip dari laman resmi DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani pernah berada dalam jajaran Dewan Pengurus Pusat Perempuan Amanat Nasional dan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN DKI Jakarta.

Saat ini, Zita Anjani adalah salah satu Ketua DPP PAN.

Harta kekayaan
Dikutip dari laman elhkpn.kpk.go.id, Zita Anjani memiliki total harta kekayaan mencapai Rp 9.164.902.000 berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tanggal penyampaian 28 Juni 2014, untuk laporan periodik 2023.

Harta tersebut terdiri dari, empat bidang tanah dan bangunan di Depok hasil hibah tanpa akta dan dua bidang tanah dan bangunan di Lampung Selatan dari hasil sendiri yang nilainya mencapai Rp 3.307.975.000.

Kemudian, mobil Toyota Alphard tahun 2014 dari hasil sendiri senilai Rp 500.000.000 dan sepeda motor Honda tahun 2017 dari hasil sendiri senilai Rp 14.000.000.

Selanjutnya, harta bergerak lainnya senilai Rp 2.852.927.000, harta lainnya sebesar Rp 330.000.000, serta kas dan setara kas senilai Rp 2.160.000.000. (TribunJakarta/Wikipedia/Kompas.com)

  

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.