Grid.ID - Seorang balita berusia 1 tahun 8 bulan di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu mengeluarkan cacing gelang dari mulut dan hidungnya. Kejadian ini pertama kali diketahui pada Minggu, 13 September 2025.
Kasus balita muntah cacing ini langsung mengingatkan kita pada kisah sedih yang dialami balita Raya di Sukabumi. Raya diketahui meninggal setelah infeksi akibat cacing gelang memenuhi hampir seluruh tubuhnya.
Kini, kondisi itu justru dialami oleh balita di Bengkulu. Kondisi memperihatinkan itu diduga kuat akibat pola hidup yang tidak sehat.
Lantas bagaimana kronologi balita di Bengkulu muntah cacing dari mulut dan hidungnya? Simak penjelasannya.
Kronologi Balita di Bengkulu Muntah Cacing
Seorang balita berinisial KA (usia 1 tahun 3 bulan) mengalami kondisi medis yang mengejutkan. Warga Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil itu harus menjalani perawatan intensif setelah mengalami serangan cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang parah.
Melansir Kompas.com, kasus bermula ketika Ka menunjukkan gejala tak biasa. Bagaimana tidak? Cacing sebesar lidi sapu terlihat keluar dari hidung dan mulutnya pada Minggu (13/9/2025), sekitar pukul 18.00 WIB.
Mengetahui hal itu, keluarga pun panik tak karuan. Mereka langsung membawa KA ke RSUD Tais, Seluma, sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD M Yunus Bengkulu pada Senin (15/9/2025).
Setelah diperiksa dan di-rontgen, Direktur RSUD Tais, Eva Debora Siahaan menyebut ada gumpalan cacing di perut Ka. Selain itu, bocah berusia 1 tahun 3 bulan itu juga mengalami demam tinggi, sesak napas, batuk berdahak hingga kondisi tubuh yang melemah.
“Ka dirawat intensif di RSUD. Menurut dokter spesialis anak, Ka harus dioperasi karena gumpalan cacing sudah tidak bisa dikeluarkan secara normal,” katanya.
Siapa sangka, setelah dilakukan wawancara medis dengan pihak keluarga, Aa yang merupakan kakak dari Ka, juga mengalami kondisi serupa. Aa akhirnya dirujuk ke RS Ummi Bengkulu untuk mendapatkan tindakan medis.
“Setelah kami wawancara pihak keluarga, observasi Aa yang merupakan kakak Ka diketahui bahwa Aa juga sama seperti Ka, ada gumpalan cacing di perutnya,” ungkap Eva.
Kini, Tim medis saat ini masih berupaya mengeluarkan cacing dari dalam tubuh balita tersebut. Bahkan, KA juga disebut harus menjalani operasi karena gumpalan cacing di tubuhnya tak bisa dikeluarkan dengan normal.
Dugaan Penyebab
Menurut Eva, serangan penyakit cacingan ini erat kaitannya dengan pola hidup yang tidak sehat. Ia menyebut anak-anak kerap bermain di tanah tanpa alas kaki, tidak mencuci tangan, dan kuku penuh tanah.
“Telur cacing menempel di tangan lalu masuk ke mulut. Dari situ berkembang biak di perut hingga menjadi banyak seperti ini. Jadi kebersihan sangat penting,” ujar Eva.
Ia pun menegaskan betapa pentingnya menjaga kebersihan. Terutama untuk orang tua agar lebih memperhatikan anak-anaknya.
“Jika keluar rumah, biasakan memakai sandal, cuci tangan dan kaki sebelum makan, serta rutin memberikan obat cacing setiap enam bulan hingga satu tahun sekali. Ini penting agar anak terhindar dari penyakit cacing gelang,” pesan Eva.
Menanggapi kasus ini, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Seluma, Rudi Sawaludin, menyatakan akan segera memanggil penanggung jawab program dan Kepala Puskesmas Talo Kecil untuk menginvestigasi lebih lanjut. Ia pun akan lebih giat menjalankan program pemberian obat cacing pada anak, sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat serta perbaikan gizi anak.
"Ini menjadi bahan evaluasi. Seluruh Puskesmas diharapkan lebih intens turun menemui masyarakat, dengan titik berat pada sosialisasi PHBS dan kegiatan lain agar peristiwa ini tidak terjadi lagi di masa depan," tegas Rudi Sawaludin dilansir Tribunjabar.id.
Demikianlah balita di Bengkulu muntah cacing dari mulut dan hidung. Hal ini membuat publik teringat dengan kasus Raya Sukabumi.