Capaian Kemendikdasmen di 2025: Dari Revitalisasi Sekolah hingga Tunjangan Guru
GH News September 18, 2025 02:09 PM
Jakarta -

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) uraikan berbagai capaian dalam implementasi program prioritas pendidikan sepanjang periode Oktober 2024 hingga September 2025. Dengan kata lain, capaian ini merupakan hasil setelah Mendikdasmen Abdul Mu'ti dan jajarannya menjabat.

Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti menyatakan capaian ini bukan sekedar angka statistik, melainkan hasil nyata yang telah dirasakan guru, murid, masyarakat. Ini juga sebagai bukti komitmen pemerintah dalam memastikan layanan pendidikan yang merata, inklusif, dan bermutu.

"Pembangunan dan Revitalisasi Satuan Pendidikan menggerakkan ekonomi daerah, Digitalisasi Pembelajaran menutup kesenjangan pembelajaran, tunjangan guru lebih cepat sampai, pemberian insentif guru non ASN, dan beasiswa membuka jalan masa depan anak bangsa. Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan pendidikan yang bermutu dan merata untuk semua," tuturnya dikutip Kamis (18/9/2025).

Capaian Kemendikdasmen di 2025

Dengan alokasi anggaran sebesar Rp 181,72 triliun, berikut ini capaian Kemendikdasmen dari periode Oktober 2024 hingga September 2025:

1. Revitalisasi Satuan Pendidikan

Program revitalisasi satuan pendidikan dijalankan dengan anggaran Rp 16,9 triliun dan diklaim sudah berhasil melampaui target. Kemendikdasmen awalnya menargetkan 10.440 satuan pendidikan mengalami revitalisasi, tetapi setelah berjalan alokasi anggaran cukup untuk 15.523 sekolah.

Pembangunan dan revitalisasi ini menyasar seluruh jenjang pendidikan, dari PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB. Dari total tersebut, ada 52 unit sekolah baru dibangun dan 122 satuan pendidikan nonformal direvitalisasi.

Suharti menilai program revitalisasi sekolah, tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas infrastruktur pendidikan. Namun, ada tujuan lain yang ingin dicapai baik bagi siswa maupun masyarakat.

"Membuat siswa menjadi lebih aman dan nyaman dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas, serta dengan pelaksanaan swakelola ekonomi daerah setempat tumbuh," katanya.

2. Digitalisasi Pendidikan

Kemendikdasmen juga melanjutkan program digitalisasi pendidikan sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2025. Digitalisasi pendidikan di era Mendikdasmen Mu'ti, memfasilitasi akses pembelajaran digital bagi lebih dari 285 ribu sekolah, dari jenjang PAUD-SKB.

Fasilitas akses pembelajaran digital dalam hal ini adalah distribusi (IFP) atau beserta materi belajarnya. Digitalisasi pembelajaran diharapkan mampu mendorong motivasi belajar, mempermudah pemahaman digital, hingga mengurangi learning loss dan ketertinggalan literasi-numerasi.

3. Peningkatan Kompetensi dan Kesejahteraan Guru

Untuk bidang peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru, Kemendikdasmen melakukan alokasi anggaran sebesar Rp 13,2 triliun, yang tersebar dengan rincian:

  • Tunjangan Profesi Guru (TPG) non-ASN naik Rp 500 ribu menjadi Rp 2 juta per bulan menyasar lebih dari 785 ribu guru.
  • Bantuan subsidi upah (BSU) dengan total Rp 600 ribu yang disalurkan untuk 253 ribu guru PAUD nonformal non-ASN.
  • Insentif untuk guru non-ASN sebesar Rp 300 ribu/bulan diberikan selama 7 bulan mulai Juni 2025. Dengan demikian setiap guru mendapatkan Rp 2,1 juta yang diberikan sekaligus dengan penyaluran antara Agustus-September 2025.
  • Beasiswa pemenuhan kompetensi akademik S1/D4 yang menjangkau 16.197 guru.
  • Peningkatan kompetensi melalui sertifikasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk 804 ribu guru.

Tunjangan bagi guru ASN dilakukan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik juga menunjukkan peningkatan di tahun anggaran 2025. Dengan total anggaran sebesar Rp 70 triliun, dana ini dialokasikan untuk:

  • Tunjangan Profesi Guru (TPG) untuk 1.522.722 guru
  • Dana Tambahan Penghasilan (DTP) untuk 332.170 guru
  • Tunjangan Khusus Guru (TKG) untuk 62.536 guru.

Suharti menyebut capaian di bidang peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru telah memberikan dampak langsung kualitas pembelajaran. Kini, taraf hidup guru RI disebut semakin meningkat, akses pengembangan kompetensi terbuka, dan proses penyaluran tunjangan lebih efisien.

"Penyaluran yang kini langsung ke rekening penerima mempercepat proses, memangkas birokrasi, dan memastikan manfaat segera dirasakan," tegasnya.

4. Beasiswa PIP dan ADEM

Di sisi beasiswa, Program Indonesia Pintar (PIP) dan beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) telah membuka akses pendidikan bagi jutaan siswa. PIP menargetkan 18,5 juta siswa mendapat bantuan pendidikan dengan pagu anggaran Rp 13,5 triliun.

Sedangkan beasiswa ADEM menargetkan 4.679 penerima dengan anggaran Rp 127 miliar. Kedua program ini membantu siswa dari keluarga prasejahtera, terutama anak-anak dari daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

"Utamanya Papua, dan keluarga migran, untuk melanjutkan sekolah, mengurangi angka putus sekolah, sekaligus meringankan beban ekonomi keluarga," urai Suharti.

5. Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP)

Program BOSP di 2025 dialokasikan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik. Bantuan ini telah menyalurkan Rp59,3 triliun untuk 50.463.212 peserta didik dan 422.106 satuan pendidikan.

Dengan seluruh capaian ini, Suharti menegaskan Kemendikdasmen ingin memastikan bila anggaran benar-benar bermanfaat bagi guru, murid, dan masyarakat. Bukan hanya visi semata, Kemendikdasmen ingin pendidikan Indonesia semakin bermutu dengan menghadirkan perubahan.

"Kami ingin memastikan bahwa setiap rupiah yang dialokasikan benar-benar kembali sebagai manfaat bagi guru, siswa, dan keluarga Indonesia. Pendidikan bermutu bukan hanya sebuah visi, tetapi komitmen nyata untuk menghadirkan perubahan yang dapat dirasakan di kehidupan sehari-hari," pungkasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.