Snowflake Ungkap Peluang AI Indonesia, Tantangannya pada Data & Skill
Liana Threestayanti September 18, 2025 11:34 PM

Snowflake menyoroti potensi besar pemanfaatan data dan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia, sekaligus tantangan yang masih dihadapi banyak organisasi.

Dalam virtual media roundtable di Jakarta, Rabu (17/9), perusahaan AI Data Cloud ini menggarisbawahi bahwa potensi AI di Indonesia “jelas, nyata, dan siap untuk dioptimalkan.”

Sejak hadir di Indonesia pada 2023, Snowflake melihat peningkatan kebutuhan platform data yang mampu mendukung transformasi digital.

Mengapa Indonesia Jadi Pasar Penting bagi AI

Indonesia disebut memiliki kombinasi faktor yang mendukung pengembangan AI: populasi muda, tingkat adopsi digital yang cepat, dan volume data yang terus meningkat. Kondisi ini menjadikan Indonesia salah satu pasar paling dinamis di kawasan.

“Sebagai salah satu negara dengan adopsi digital tercepat, Indonesia menghasilkan data yang sangat esensial untuk AI yang transformatif,” kata Satchit Joglekar, Managing Director, ASEAN, Snowflake.

Menurutnya, peluang penerapan teknologi ini dapat dilihat di berbagai sektor, mulai dari manufaktur hingga pertanian.

Hambatan Utama: Data dan Kesenjangan Keterampilan

Meski peluangnya besar, masih ada hambatan dalam adopsi AI di Indonesia. Kualitas dan ketersediaan data disebut Snowflake sebagai tantangan utama, disusul dengan kesenjangan keterampilan di kalangan tenaga kerja.

Terkait tantangan data, Satchit Joglekar mengatakan, “AI Data Cloud Snowflake akan berfungsi sebagai jembatan yang memungkinkan berbagai organisasi untuk menghapus pengkotak-kotakan data, memobilisasi data secara aman, dan memanfaatkan kekuatan AI secara maksimal.”

Sedangkan untuk mengatasi kesenjangan keterampilan, Sarchit menekankan perlunya jalur pelatihan yang jelas bagi pengembang dan profesional data, agar mampu mengikuti perkembangan teknologi AI yang cepat.

Northstar untuk Membangun Keahlian Lokal

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Snowflake memperkenalkan program Northstar Education. Program ini ditujukan bagi profesional di Indonesia yang ingin memperdalam keterampilan AI dan data cloud melalui pelatihan praktis.

Inisiatif ini diarahkan agar organisasi tidak bergantung pada tenaga ahli dari luar negeri, tetapi mampu mengembangkan kapasitas lokal dalam jangka panjang.

Studi Kasus Evermos, XLSMART, Pupuk Indonesia

Beberapa perusahaan di Indonesia telah memanfaatkan solusi berbasis data dari Snowflake.

Evermos mengembangkan Self-Service Analytics Project untuk mendukung jaringan reseller sehingga bisa meningkatkan pendapatan dan menghasilkan dua kali lebih banyak wawasan berbasis data.

XLSMART berhasil melakukan migrasi 2 petabyte data dalam waktu kurang dari lima bulan, meningkatkan kinerja laporan kritikal hingga 2,5 kali, dan menurunkan biaya operasional 41 persen.

Pupuk Indonesia Holding Company menggunakan platform data untuk menyediakan satu sumber data akurat, yang membantu petani meningkatkan produktivitas sekaligus mendukung praktik pertanian berkelanjutan.

Peran Ekosistem Mitra

Snowflake juga menekankan pentingnya peran mitra lokal. Angela Koh, Director, Partner & Alliances, ASEAN, menyebut bahwa kolaborasi dengan mitra memungkinkan organisasi memperoleh solusi yang lebih sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Ia mencontohkan Japfa, produsen protein terintegrasi secara vertikal di Asia, yang sebelumnya mengalami keterlambatan laporan akibat data terpisah-pisah. Dengan sistem data terpadu, proses pelaporan menjadi lebih cepat, sementara wawasan real-time dapat dimanfaatkan untuk mendukung operasional di lapangan.

Perkembangan ini menunjukkan bahwa pemanfaatan AI di Indonesia tidak terlepas dari kesiapan data, ketersediaan tenaga terampil, serta ekosistem pendukung. Dengan kombinasi faktor tersebut, adopsi AI diperkirakan akan memberikan dampak signifikan di sektor-sektor strategis, mulai dari layanan keuangan, manufaktur, pertanian, hingga kesehatan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.