Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyiapkan perluasan Program Indonesia Pintar (PIP) untuk anak usia dini supaya mereka dari keluarga kurang mampu bisa mengakses pendidikan anak usia dini (PAUD).
Direktur PAUD Kemendikdasmen Nia Nurhasanah dalam forum dialog bersama pewarta di Jakarta, Jumat, menjelaskan saat ini usulan agar PIP menyasar peserta didik PAUD sudah masuk kajian lintas kementerian dan dibahas bersama legislatif.
“Harapan kami, PIP bisa segera mengakomodasi anak-anak PAUD, khususnya dari keluarga yang kesulitan biaya agar mereka bisa ikut minimal satu tahun sebelum masuk sekolah dasar,” kata dia.
Dia menjelaskan pembahasan PIP menjadi penting karena belum stabil keuangan keluarga, masih menjadi salah satu faktor penyebab angka partisipasi anak ke PAUD terbilang belum memuaskan, meskipun sebenarnya pemerintah telah menyalurkan bantuan operasional penyelenggaraan (BOP).
"Pendidikan prasekolah ini menjadi fondasi penting dalam kebijakan wajib belajar 13 tahun yang sedang dicanangkan pemerintah," kata dia.
Pusat data Kemendikdasmen mencatat per tahun ajaran 2024/2025 jumlah peserta didik PAUD 6,8 juta orang secara nasional dengan rincian PAUD negeri 351.427 orang. Provinsi Aceh menjadi yang terbanyak dengan jumlah 34.624 orang dan Sulawesi Selatan 20.154 orang, sedangkan jumlah paling sedikit Provinsi Papua Barat Daya 1.161 peserta didik.
Untuk PAUD swasta 6.473.998 peserta didik. Provinsi Jawa Barat menjadi yang terbanyak dengan jumlah 1.071.311 orang dan Jawa Timur 1.229.451 orang, sedangkan jumlah paling sedikit Provinsi Papua Barat Daya 6.608 peserta didik.
Jumlah tersebut menjangkau sekitar 22,5 persen dari 30,2 juta lebih anak usia prasekolah nasional yang berpotensi untuk menjadi peserta didik di PAUD, sebagaimana data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023.
"PIP diharapkan mampu melengkapi skema bantuan yang sudah ada agar tidak ada anak yang tertinggal. Kami sudah menyiapkan kajian dan perhitungannya, tinggal menunggu keputusan,” kata Nia.
Pemerintah juga terus menggencarkan advokasi melalui Bunda PAUD di daerah untuk meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan anak usia dini.
“Bunda PAUD sangat berperan mendorong orang tua agar mau memasukkan anaknya ke PAUD, walau kondisi ekonomi terbatas,” katanya.