Jakarta (ANTARA) - Ketua Persaudaraan Tani-Nelayan Kota Jakarta Utara Nurhasan meminta kepada Menteri Koordinator (Menko) Politik dan Keamanan (Polkam) Djamari Chaniago agar menindak provokator yang menyebabkan kerusuhan di Jakarta dan beberapa daerah lain di Indonesia.
“Provokator di balik kerusuhan itu harus dibongkar, jangan dibiarkan sembunyi, apalagi bisa hidup bebas," kata Nurhasan di Jakarta, Jumat.
Dia juga meminta agar pelaku kerusuhan itu dihukum seberat-beratnya sebagai efek jera.
Menurut dia, kerusuhan yang terjadi beberapa waktu lalu itu dipicu oleh hoaks yang membanjiri media sosial dan mempengaruhi masyarakat.
“Yang bahaya bukan cuma bikin rakyat nggak percaya sama negara, tapi bisa bikin retak hubungan TNI-Polri sama rakyat. Kalau provokator dibiarkan lolos, besok-besok bisa kejadian lagi,” ujar Nurhasan.
Dia mengungkapkan nelayan dan rakyat kecil saat ini sudah kesulitan dengan kondisi ekonomi sekarang. Maka dari itu, dia berharap agar negara tidak hanya bertindak tegas terhadap pelaku kerusuhan, tetapi juga kepada pejabat yang tidak peduli dengan rakyat.
“Kami ini hidup pas-pasan, jangan ditambah susah sama kebijakan yang tidak berpihak ke rakyat. Pemerintahannya Pak Prabowo harus berani evaluasi pejabat yang nggak peka sama rakyat kecil,” tutur Nurhasan.
Lebih lanjut, dia mengingatkan sebagian besar pelaku perusuhan itu berasal dari kalangan anak muda, bahkan pelajar.
“Buat kami, anak-anak itu satu-satunya harta yang paling berharga. Mereka masa depan bangsa," ucap Nurhasan.
Jika generasi muda sampai hancur akibat provokasi dan hoaks, sambung dia, maka tidak ada lagi harapan di masa depan.
"Jadi, negara jangan cuma menghukum, tapi juga harus melindungi anak-anak kami,” ungkap Nurhasan.
Dia pun berharap kepada Menko Polkam Djamari Chaniago yang baru dilantik pada Rabu (17/9) agar tegas dalam mengevaluasi peristiwa kerusuhan yang terjadi pada akhir Agustus 2025.
Provokator, kata dia, harus ditangkap dan dihukum berat, kemudian dijadikan sebagai bahan evaluasi mengenai dampaknya yang berbahaya di media sosial.
"Kami juga titip jangan sampai anak-anak dijadikan korban kepentingan kelompok yang nggak jelas. Negara harus ada, jagain kami, jagain anak-anak kami,” pinta Nurhasan.