Koba, Babel, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terus mengembangkan potensi sumber daya alam desa melalui program dosen pulang kampung (Dospulkam) yang digagas Institut Pertanian Bogor (IPB).

"Program Dospulkam ini sangat membantu daerah dalam mengembangkan potensi desa sekaligus mengajak warga berinovasi membangun kampung halamannya," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman saat membuka kegiatan Dospulkam di Desa Guntung, Minggu.

Ia menjelaskan, program tersebut berorientasi pada pengabdian dengan menyebarkan inovasi serta hasil penelitian perguruan tinggi ke desa-desa yang memiliki keterikatan personal dengan para dosen.

Di Desa Guntung, dosen IPB melaksanakan pelatihan implementasi Smart Sea Farming kepada pembudidaya kepiting bakau melalui metode apartemen kepiting.

"Para dosen memberikan ilmu kepada masyarakat Bangka Tengah, khususnya pembudidaya kepiting bakau atau Ketem Remangok," ujar Algafry.

Selain itu, dosen IPB juga memberikan pelatihan kepada penyuluh dan pembudidaya mengenai siklus hidup kepiting bakau mulai dari pembenihan hingga pembesaran. "Kegiatan ini sangat bermanfaat karena IPB tidak hanya memberi pemahaman teori, tetapi juga langsung terjun dengan infrastrukturnya," tambahnya.

Ketua Tim Peneliti IPB Prof Tridoyo Kusumastanto mengatakan program tersebut merupakan kelanjutan inovasi budidaya kepiting bakau yang telah dikembangkan sejak tahun lalu di Bangka Belitung.

"Khusus di Bangka Tengah, kami ingin memberi contoh membudidayakan kepiting sejak pemijahan hingga pembesaran. Setelah satu tahun berjalan, kami kembali lagi untuk memastikan prosesnya berlangsung baik sekaligus melatih dan membimbing warga," kata Tridoyo.

Program itu juga diarahkan untuk memperluas akses pasar, termasuk rencana ekspor ke Singapura dan Vietnam.

"Mudah-mudahan program ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjadi berkah bagi Bangka Tengah untuk melestarikan mangrove," kata Tridoyo.