Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Institut Teknologi Bandung (ITB) menanam pohon beringin bersejarah yang telah berusia 106 di ITB Kampus Cirebon, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon.
Penanaman pohon tersebut tampaknya menjadi simbol penting pelestarian sejarah pendirian ITB sekaligus pengingat akan nilai kebersamaan dan keberlanjutan lingkungan.
Diketahui, pohon beringin yang ditanam merupakan satu-satunya yang tersisa dari empat pohon beringin yang ditanam pada 4 Juli 1919 dalam upacara awal pembangunan Technische Hoogeschool te Bandoeng (THB), cikal bakal ITB.
Upacara bersejarah tersebut turut dihadiri Wali Kota Bandung saat itu, Bertus Coops, serta perwakilan Koninklijk Instituut voor Hooger Technisch Onderwijs in Nederlandsch-Indië (KIHTONI).
Tidak seperti tradisi peletakan batu pertama, pendirian THB ditandai dengan penanaman empat pohon beringin oleh empat gadis dari latar belakang etnis berbeda, yakni Belanda, Melayu (Indonesia), Tionghoa, dan Indo-Eropa.
Keempat gadis itu melambangkan keberagaman masyarakat Hindia Belanda pada masa tersebut, sedangkan pohon beringin menjadi simbol kekuatan, keteduhan, dan persatuan.
Adapun pohon beringin yang ditanam di ITB Kampus Cirebon tersebut diserahkan oleh Ketua Komunitas Circular Dago yang juga merupakan alumni ITB, Anto, kepada Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara, beberapa waktu lalu.
Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara, mengatakan, penanaman pohon bersejarah itu menjadi momentum yang sangat penting, khususnya bagi perkembangan ITB Kampus Cirebon.
"Ini adalah suatu peristiwa simbolik yang sangat penting, karena pohon beringin ini bukan sekadar pohon, tetapi menjadi penanda dan pengingat," ujar Tatacipta Dirgantara dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/9/2025).
Ia mengatakan, saat ini ITB telah memiliki empat kampus, dan ITB Kampus Cirebon yang merupakan kampus ketiga tersebut mulai meluluskan alumni-alumni hebat.
Karenanya, menurut dia, penanaman pohon itu menjadi simbol harapan ITB Kampus Cirebon tetap hidup dan tumbuh untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang menjadi pelopor pembangunan di Indonesia.
Selain itu, pihaknya berharap, penanaman pohon tersebu menjadi pengingat bahwa pendidikan di ITB menggabungkan Science, Technology, Engineering, dan Mathematics (STEM) dengan seni serta humaniora.
"Mudah-mudahan peristiwa semacam ini dapat abadi, dan ITB Kampus Cirebon bisa menghasilkan solusi-solusi yang holistik serta berkelanjutan untuk kemajuan bangsa," kata Tatacipta Dirgantara.
Sementara, Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, Kealumnian, dan Administrasi ITB, Andryanto Rikrik Kusmara, menyampaikan, pohon beringin yang ditanam menjadi simbol dan pengingat ITB harus tetap tumbuh serta memberikan kebermanfaatan.
"Saat ini, kami berada di ITB Kampus Cirebon untuk menghargai sebuah inisiasi yang dilambangkan menggunakan pohon beringin, sehingga pesan ini harus selalu dijaga bersama-sama," ujar Andryanto Rikrik Kusmara.
Dalam kesempatan itu, selain pimpinan ITB, empat mahasiswi ITB pun turut serta dalam penanaman dan penyiraman pohon beringin untuk mengingatkan kembali peristiwa penanaman empat pohon beringin pada 4 Juli 1919.