Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM - Data Pusat Koperasi Pedagang Pasar (Puskoppas) DKI Jakarta menyebut 40 persen pasar tradisional di Jakarta kondisinya kumuh.
Adapun data pasar tradisional di Jakarta saat ini yang dikelola oleh Pasar Jaya yakni sebanyak 153 pasar, di mana tujuh di antaranya telah dialihfungsikan dengan jumlah pedagang mencapai 110.480.
Ketua Puskoppas DKI Jakarta, Gusnal mengatakan, dari data tersebut, 42 persen pedagang dan tempat usaha sudah dalam kondisi tutup.
"Selama ini pasar-pasar yang ada di Jakarta pada dasarnya dibangun sepenuhnya menggunakan uang pedagang yang membangun pihak developer kemudian dijual ke pedagang.
Yang mendapat keuntungannya itu ya pihak developer dan Perumda Pasar Jaya," kata Gusnal saat dikonfirmasi, Senin (22/9/2025).
Gusnal mengatakan, kondisi pasar tradisional di Jakarta mulai lesu sejak dihantam pandemi Covid-19.
Hal itu membuat berubahnya pola konsumsi masyarakat yang kini telah beralih berbelanja online ketimbang datang ke pasar tradisional.
"Apalagi kondisi pasar yang sudah tidak layak, terutama terkait kebersihan, parkir dan lain sebagainya membuat kondisi ini tentunya mengurangi minat pengunjung untuk datang ke pasar," ujar Gusnal.
Menurut Gusnal, ada beberapa pasar yang seharusnya direvitalisasi namun pada praktiknya terkendala beberapa hal.
"Seperti masalah perijinan maupun sulitnya mencari investor dan juga pengembang," kata Gusnal
Puskoppas pun menyoroti sejumlah pembangunan pasar di Jakarta yang mangkrak bahkan ada yang sudah bertahun-tahun.
Padahal, para pedagang telah dipindahkan ke lokasi sementara.
Menurut data Puskoppas setidanya ada enam pasar yang mengalami hal tersebut.
"Pertama, Pasar Senen Blok 6 yang sudah dibongkar selama delapan tahun tapi sampai saat ini para pedagangnya masih berada di penampungan," kata Gusnal.
Begitu juga Pasar Bendungan Hilir yang sudah dibongkar selama tujuh tahun tapi revitalisasi pasar tak kunjung ada.
"Kemudian ada Pasar Blok A Fatmawati yang sudah dibongkar selama tujuh tahun dan bahkan tempat penampungan para pedagang sudah terbakar tapi pasarnya juga belum dibangun," kata Gusnal.
Selanjutnya, ada pasar Pasar Blok G Tanah Abang, Pasar Lontar Kebon Melati dan Pasar Cempaka Putih yang juga bernasib sama.
Hal itu menurut Gusnal membuat kondisi para pedagang sangat sulit untuk bertahan.
"Sementara itu, Pasar Jaya tidak henti-hentinya melakukan intimidasi, peringatan, penyegelan dan pembatalan tempat usaha kios. Bahkan sampai melibatkan pengacara negara dalam proses penagihan kepada pedagang," ujar Gusnal.
Untuk itu, salah satu usulan Puskoppas kepada Pemprov DKI Jakarta yakni membentuk tim untuk melakukan terobosan agar pasar tradisional tak kian tertinggalkan.
(TribunJakarta)
Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya