Jakarta (ANTARA) - Ribuan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menyatukan visi menjaga lingkungan lewat pembacaan Deklarasi Ekoteologi dalam rangkaian acara Bincang Syariah Goes to Campus dengan tema “Mawlid for Earth: Sharia dan Eco Wisdom”.
Naskah deklarasi dibacakan oleh Ketua Umum Senat Mahasiswa UIN Alauddin, Fatimah Najwa Mainanda bersama Ketua Komisi Disiplin, Andi Aco Irzal Baharsya.
"Merawat bumi adalah bagian dari ketakwaan kita," ujar Fatimah Najwa dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Dalam deklarasi tersebut, mahasiswa menegaskan bahwa menjaga alam bukan sekadar kewajiban sosial, tetapi juga bagian dari iman dan sunnah Rasulullah.
Komitmen yang mereka suarakan mencakup langkah-langkah konkret, mulai dari mengurangi penggunaan plastik sekali pakai hingga menerapkan prinsip reduce, reuse, recycle (3R) dalam kehidupan sehari-hari.
Mahasiswa UIN Alauddin juga mendorong peran aktif lembaga riset, institusi pendidikan, hingga korporasi untuk mempercepat transisi menuju energi terbarukan serta mengurangi jejak emisi karbon.
"Generasi kami ingin masa depan bumi tetap hijau dan berkelanjutan. Itu hanya bisa tercapai jika semua pihak berkolaborasi," kata Andi Aco Irzal.
Adapun empat poin utama dalam Deklarasi Ekoteologi Gen Z, pertama menjaga dan merawat lingkungan sebagai wujud iman dan mengikuti sunnah Rasulullah.
Kedua, mengurangi pemakaian plastik sekali pakai dan menerapkan prinsip 3R: mengurangi, menggunakan ulang, dan daur ulang dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, mendorong pemangku kebijakan, lembaga riset dan pendidikan, serta korporasi dalam mempercepat transisi menuju energi terbarukan dan mengurangi jejak emisi karbon
Terakhir, berkolaborasi dan bergerak nyata dalam menjaga bumi demi masa depan hijau dan berkelanjutan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama Abu Rokhmad menekankan pentingnya menggeser paradigma menuju ekoteologi sebagai wujud kesalehan lingkungan.
Menurutnya, rangkaian kegiatan keagamaan perlu disemarakkan pada hari-hari besar Islam, termasuk bulan Rabiul Awal yang dikenal sebagai bulan Maulid.
"Kami ingin menunjukkan kecintaan kepada Rasulullah bukan hanya dengan memperbanyak selawat, tetapi juga melalui aksi nyata yang berdampak," kata dia.
Ia menegaskan Al Quran dan Islam adalah agama yang sangat memberi perhatian pada alam semesta. Hal itu tercermin dari salah satu nama Allah, Rabbul Alamin, Tuhan semesta alam, yang bermakna juga sebagai pendidik alam semesta.
"Sebagai umat, kita perlu meneladani Rasulullah dengan tidak hanya berfokus pada kesalehan sosial, tetapi juga kesalehan lingkungan. Dari ego teologi kita geser ke ekoteologi," kata dia.
Abu Rokhmad juga menyebut kehadiran tokoh muda seperti Habib Jafar dalam kegiatan kampus memiliki peran penting untuk menggaungkan pesan tersebut.
"Kita berharap beliau bisa memberikan pencerahan bahwa Islam bukan hanya menekankan kesalehan individu, tapi juga kesalehan lingkungan," katanya.