Grid.ID - Putri kedua Ikang Fawzi dan almarhum Marissa Haque, Chiki Fawzi, baru saja kembali dari pelayarannya menuju Gaza. Segudang pengalaman ia dapat, termasuk merasakan dua kali ancaman bom udara.
Banyak cara untuk menggaungkan kepedulian terhadap penderitaan warga Palestina, mulai dari bersuara di media sosial, sampai berangkat ke perbatasan Gaza untuk aksi sosial. Cara kedua itulah yang ditempuh oleh Chiki Fawzi, putri kedua Ikang Fawzi dan almarhum Marissa Haque.
Chiki Fawzi memutuskan untuk bergabung dalam sebuah komunitas sipil internasional bernama Global Sumud Flotilla. Melalui jalur laut, Chiki bersama ratusan orang lainnya berlayar menuju Tunisia, untuk selanjutnya menuju perbatasan Gaza.
Perjalanan Chiki untuk melakukan aksi sosial kali ini amat berliku. Dimulai dari perizinan kepada sang ayah, Ikang Fawzi, sampai hari pelayarannya tiba. Awalnya, Chiki mengaku ragu sekaligus takut untuk meminta izin kepada sang ayah, sebab ia tau risiko yang ada di depannya terlalu besar.
“Pertama kali minta izin itu saya lagi nonton, Chiki bilang, ‘ayah saya mau ngomong serius’,” kata Ikang yang mengaku langsung merasa khawatir.
Setelah diceritakan perihal niatan Chiki untuk merapat ke perbatasan Gaza, Ikang jelas amat terkejut. Awalnya, Ikang tak mau memberi izin kepada putrinya. Namun, ia paham betul jika Chiki adalah perempuan yang punya pendirian keras, persis almarhum sang ibu, Marissa Haque.
“Ayah belum kuat, ayah belum bisa, takut salah, meski tau perjuangan selama ini luar biasa, saya tau watak dia kayak ibunya, apa-apa total,” kata Ikang saat jadi bintang tamu di acara Pagi Pagi Ambyar Trans TV, Selasa (23/9/2025).
Akhirnya, setelah berbagai macam perdebatan, Ikang Fawzi memberikan izin kepada putrinya, dengan berbagai macam syarat. Jadilah Chiki bersama salah satu WNI lainnya, artis Wanda Hamidah, berlayar menuju Tunisia, untuk selanjutnya menuju perbatasan Gaza.
“Ada teman kasih tau aku, mau berlayar gak ke Gaza, ketika ada kesempatan itu aku daftar dan dipanggil gak sampai 24 jam berlayar ke Tunisia, untuk latihan di baraknya,” kata Chiki.
Selama berada di Tunisia, Chiki mendapatkan banyak pelatihan di dalam barak, termasuk saat menghadapi keadaan genting seperti penyerangan dan penyanderaan oleh militer. Pelatihan ini pula yang menjadi bekal Chiki untuk nantinya berlayar membawa semua bantuan dan melakukan aksi sosialnya di perbatasan.
“Persiapan optimal, ini kan misi kemanusiaan bukan untuk melawan, benar-benar kalau ada attack mereka harus posisi menyerah. Israel ini kan gokil, setan itu mereka, ya Allah, persiapan optimal, SOP jelas, yang incharge jelas,” kata Ikang yang mengaku dengan berat hati mengikhlaskan putrinya berlayar.
“Pokoknya harus dengar pemimpinnya, jangan maksa,” ujar Chiki.
Dua Kali Diteror Bom Udara
Tepat pada 5 September 2025, Duta Besar Indonesia untuk Tunisia melepas para relawan yang akan berlayar dari Tunisia menuju perbatasan Gaza. Chiki Fawzi menjadi salah satu dari banyaknya relawan yang akan berangkat ke Gaza.
Selama berada di perjalanan, situasi tak selalu mudah, termasuk kondisi kapal yang ditumpangi Chiki. Chiki menyebut, banyak tekanan yang dirasakan para relawan selama perjalanannya menuju Gaza, mulai dari sabotase perjalanan sampai ancaman bom dan kondisi kapal yang kurang baik.
Akibat banyaknya kapal yang rusak, jumlah relawan yang ikut akhirnya harus dikurangi. Chiki terpaksa gagal merapat ke perbatasan Gaza karena menjadi salah satu nama yang dianulir keberangkatannya.
“Aku sedih banget (gagal merapat ke perbatasan Gaza),” kata Chiki.
“Memang banyak ups and downs-nya, tekanan politik lah, kita dibom dua kali pakai drone, jumlah kapal gak cukup, karena banyak yang rusak, tekanan kapten kapal karena gak ada jaminan balik, memang ada pengurangan (jumlah relawan) yang signifikan, Indonesia memang yang secara diplomatik gak kuat, jadi jumlahnya dikurangi,” kata Chiki.
“Disabotase, ada tekanan negara adikuasa, ada drone bom di kapal kita, jam 11 malam itu dibom, kabarnya (bom) dari pangkalan militer di Amerika,” kata Chiki.
Berbagai kejadian mengerikan termasuk dua kali serangan bom di atas kapal ternyata tak membuat Chiki takut. Sebaliknya, ia mengaku malah merasakan ketenangan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Dan, jika ditawari untuk berlayar lagi, Chiki tak akan berpikir dua kali.
“Aku malah merasa ketenangan luar biasa. Mau banget! (ke perbatasan Gaza lagi),” kata Chiki.
“Aku tau semangat dia akan total,” puji Ikang Fawzi.