Mengapa Sulit Mengucapkan Maaf dalam Pernikahan? Ini 5 Alasannya
Mia Della Vita September 24, 2025 08:34 AM

Grid.IDPernikahan tidak hanya dibangun atas dasar cinta, tetapi juga kesediaan untuk saling memahami, mengalah, dan meminta maaf saat terjadi kesalahan. Namun, pada kenyataannya, banyak pasangan menemukan bahwa kata sederhana seperti “maaf” justru menjadi yang paling sulit diucapkan.

Padahal, dalam sebuah pernikahan, permintaan maaf memiliki peran penting dalam menjaga keharmonisan, meredam konflik, dan memperkuat ikatan emosional. Lantas mengapa kata tersebut sulit diucapkan meskipun hal krusial dalam pernikahan?

Dikutip dari Marriage, Selasa (23/9/2025), ada sejumlah alasan psikologis dan kebiasaan hidup yang membuat sebagian orang sulit berkata jujur bahwa mereka bersalah. Berikut lima alasan utama mengapa meminta maaf bisa terasa begitu berat dalam pernikahan.

1. Melihat Maaf Sebagai Tanda Kelemahan

Bagi sebagian orang, mengucapkan maaf identik dengan mengakui kekalahan. Mereka merasa bahwa mengakui kesalahan akan membuatnya tampak lemah atau kehilangan kendali. Pola pikir ini sering muncul pada individu yang sejak kecil diajarkan bahwa kekuatan berarti selalu benar.

Dalam pernikahan, hal ini bisa menjadi masalah serius karena pasangan yang enggan meminta maaf berisiko menciptakan jarak emosional. Padahal, justru dengan mengakui kesalahan, pasangan menunjukkan keberanian dan rasa hormat yang dapat memperkuat hubungan.

2. Tidak Merasa Melakukan Kesalahan

Perbedaan sudut pandang juga menjadi salah satu penyebab utama sulitnya meminta maaf dalam pernikahan. Ada orang yang merasa tindakannya benar, meski sebenarnya melukai pasangannya. Mereka mungkin menganggap masalah yang terjadi sepele atau bahkan tidak penting.

Akibatnya, permintaan maaf tidak pernah muncul karena mereka tidak menyadari dampak perbuatannya. Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam pernikahan, empati sangat penting agar setiap pasangan mampu melihat situasi dari sudut pandang satu sama lain.

3. Rasa Bersalah dan Malu yang Berat

Mengakui kesalahan sering kali memunculkan perasaan bersalah atau malu. Alih-alih menghadapi emosi tersebut, sebagian orang memilih untuk menghindar. Mereka menutup diri, menjadi defensif, atau bahkan memutarbalikkan keadaan agar tidak perlu meminta maaf.

Dalam konteks pernikahan, pola ini berbahaya karena masalah kecil bisa berkembang menjadi konflik besar. Mengatasi hal ini membutuhkan kesediaan untuk jujur pada diri sendiri dan keberanian menghadapi perasaan tidak nyaman demi menjaga keharmonisan hubungan.

4. Tidak Pernah Belajar Cara Meminta Maaf

Banyak orang dewasa membawa pola komunikasi dari lingkungan masa kecil mereka ke dalam pernikahan. Jika mereka tumbuh di keluarga yang jarang atau bahkan tidak pernah mengajarkan arti penting meminta maaf, maka mereka akan kesulitan melakukannya ketika dewasa.

Akibatnya, mereka tidak tahu bagaimana merangkai kata, atau merasa bahwa permintaan maaf tidak diperlukan. Dalam situasi ini, pasangan harus saling membantu membangun kebiasaan baru yang lebih sehat, termasuk belajar untuk mengakui kesalahan.

5. Takut Konflik atau Penolakan

Bagi sebagian orang, meminta maaf terasa berisiko karena mereka takut memicu konflik baru atau ditolak oleh pasangannya. Kekhawatiran ini membuat mereka memilih untuk diam, meski tahu telah melukai perasaan pasangan.

Padahal, dalam pernikahan, menghindari permintaan maaf justru bisa memperburuk keadaan karena luka emosional tidak pernah disembuhkan. Sebaliknya, permintaan maaf yang tulus justru bisa mempererat hubungan, menumbuhkan kepercayaan, dan menunjukkan bahwa cinta lebih besar daripada ego.

Apa Artinya Jika Pasangan Tidak Pernah Meminta Maaf?

Ketika seseorang tidak pernah mengucapkan maaf, hal itu bisa mengandung banyak makna. Bisa jadi mereka tidak merasa tindakannya salah, atau mereka kesulitan mengakui kesalahan karena merasa lemah.

Ada pula yang sejak kecil terbiasa dalam lingkungan di mana meminta maaf dianggap kekalahan. Sebagian orang lain memilih untuk menutup diri karena diliputi rasa bersalah atau takut kehilangan wibawa.

Dalam konteks pernikahan, pasangan yang tidak pernah meminta maaf bisa membuat hubungan terasa sepi dan penuh jarak emosional. Pasangan yang terluka akan merasa bahwa perasaannya tidak diakui dan tidak dianggap penting.

Lebih dari sekadar kata-kata, permintaan maaf adalah bentuk pengakuan, penghargaan, dan validasi. Tanpa itu, ikatan emosional bisa perlahan-lahan terkikis.

Sebuah studi dengan 649 partisipan di Slovakia menemukan bahwa pasangan yang berpacaran cenderung memandang pengampunan sebagai bentuk usaha menjaga hubungan, sedangkan pasangan menikah melihatnya lebih dalam secara emosional. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pernikahan, permintaan maaf bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari menjaga ikatan batin yang mendalam.

Kesulitan mengucapkan maaf dalam pernikahan bukan berarti pasangan tidak peduli, melainkan sering kali terkait dengan pola pikir, pengalaman masa lalu, atau ketakutan tertentu. Namun, memahami alasan-alasan tersebut bisa menjadi langkah awal untuk memperbaiki komunikasi dan membangun hubungan yang lebih sehat.

Mengucapkan maaf bukan tanda kelemahan, melainkan kekuatan yang menunjukkan cinta, keberanian, dan komitmen untuk menjaga keutuhan rumah tangga. Pada akhirnya, dua kata sederhana ini bisa menjadi kunci untuk menjaga pernikahan tetap harmonis dan penuh kasih.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.