Grid.ID – Kasus keracunan akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Beginilah kronologi keracunan MBG di Bandung yang tengah menuai sorotan publik.
Peristiwa ini terjadi pada Rabu (24/9/2025) di Kecamatan Cipongkor. Namun, kasus keracunan MBG kali ini menimpa pelajar dari berbagai tingkatan sekolah.
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Untuk memahami duduk perkaranya, berikut kronologi keracunan MBG di Bandung yang menambah panjang daftar insiden serupa di Jawa Barat.
Kronologi Keracunan MBG di Bandung
Dikutip dari Kompas TV, Rabu (24/9/2025), kejadian bermula sekitar pukul 09.00 WIB ketika siswa SMK Karya Perjuangan dan SMP Ciparai menerima jatah makanan MBG. Tak lama setelah dikonsumsi, sejumlah siswa mulai mengeluh pusing, mual, muntah, hingga kejang-kejang.
Selain siswa SMP dan SMK, kasus ini juga menimpa anak-anak TK Nurul Saadah.Guru TK Nurul Saadah, Mirna Herawati, menuturkan bahwa siswanya juga mengalami gejala serupa setelah makan.
Gejala tersebut muncul sekitar dua jam setelah makan. Ia menduga lauk yang dikirim sudah tidak layak konsumsi sehingga menyebabkan keracunan.
Adapun menu yang dipasok berupa tuna, kentang goreng, dan sayuran.Menurut Mirna, dapur yang menyajikan MBG untuk siswa-siswa di Kabupaten Bandung Barat rata-rata baru 1 bulan beroperasi.
Siswa yang menjadi korban keracunan MBG pun langsung dilarikan ke GOR Kecamatan Cipongkor yang dijadikan posko penanganan darurat. Suasana GOR penuh sesak dengan pelajar korban keracunan, sementara sebagian lainnya harus dirujuk ke Rumah Sakit Cililin karena kondisi lebih serius. Laporan Breaking News KompasTV menggambarkan bagaimana tim medis kewalahan menangani lonjakan pasien dalam waktu singkat.
Korban Keracunan Massal MBG di Bandung
Data yang dihimpun menunjukkan, sebelum kasus terbaru ini, keracunan MBG di Cipongkor sudah menimpa 369 siswa dari berbagai jenjang sekolah, mulai SD hingga SMK. Mengutip Kompas.com, pada Selasa (23/9/2025), tercatat ada 116 siswa dirawat di Puskesmas, 253 orang di Posko Kecamatan Cipongkor, 44 siswa di Klinik Permata, 22 orang di RSIA, dan sisanya di RSUD Cililin. Hingga kini, sebanyak 112 siswa masih menjalani perawatan intensif, sementara 257 lainnya sudah diperbolehkan pulang.
Pemerintah Kabupaten Bandung Barat pun menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk kasus ini. Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail menegaskan langkah itu penting agar penanganan lebih cepat dan menyeluruh.
Ia menambahkan, dapur penyedia MBG di wilayah Cipongkor langsung ditutup untuk investigasi, mengingat dapur tersebut baru beroperasi sekitar satu bulan. “Mulai dari perizinan hingga standar pengelolaan makanan harus dicek. Kalau memang belum layak, ya kita lakukan perbaikan,” jelas Jeje.
Tak hanya itu, Pemkab Bandung Barat juga berencana mengevaluasi 85 dapur MBG lain di wilayahnya yang seluruhnya belum memiliki sertifikat sehat. Evaluasi menyeluruh ini diharapkan bisa mencegah insiden serupa terulang.
“Data yang saya dapat, semua dapur memang masih belum memiliki sertifikasi. Yang kita stop saat ini baru dapur di Cipongkor,” ujar Jeje.
Kronologi keracunan MBG di Bandung ini menjadi peringatan keras agar program Makanan Bergizi Gratis tidak hanya mengejar distribusi, tetapi juga menjamin keamanan dan kualitas pangan bagi para pelajar. Publik pun menuntut evaluasi besar-besaran terhadap program andalan pemerintah tersebut.