Melihat Tradisi Balawang Tujuh di Murung Jambu Balangan, Pengantin Berjalan Dibawah Gapura Obor
Irfani Rahman September 29, 2025 05:33 PM

BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN- Kebahagiaan mendalam dirasakan oleh Yanto dan Samsiah, warga Desa Murung Jambu, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan. 

Sejoli ini resmi menjadi sepasang suami istri pada Minggu (28/9/2025) kemarin. Perayaan pernikahannya sejak pagi hingga malam dan ditonton oleh ratusan warga dari berbagai desa. 

Berbeda dari pengantin pada umumnya, acara pernikahan Yanto dan Samsiah mengusung tradisi yang disebut sebagai Balawang Tujuh oleh warga setempat. Tradisi ini merupakan perayaan yang diadakan saat ada pasangan yang menikah dengan janda atau duda. 

Disebabkan langka terjadi, banyak warga yang turut serta memeriahkan tradisi perkawinan tersebut pada Minggu (28/9/2025) malam. 

Balawang Tujuh bukan hanya sekadar adat pernikahan yang dijalankan masyarakat setempat, melainkan menawarkan daya tarik karena budaya Balawang Tujuh yang menyiapkan ratusan obor sebagai penerang jalan pengantin saat diarak.

Tak hanya itu, ketika pengantin di arak di desa oleh warga, keduanya juga berjalan di bawah gapura obor yang diusung oleh warga lainnya. Di dampingi pula beberapa dayang yang berpantung di sepanjang jalan hingga sampai ke pelaminan.

Puncaknya adalah, tujuh pintu yang digambarkan dengan jalur yang diolah menggunakan tali rapi dan dihiasi lilin pada tiap tiangnya. Tujuh pintu tersebut menjadi syarat utama pada tradisi Balawang Tujuh di Desa Murung Jambu. 

Kepala Desa Murung Jambu, Abdul Hadi menyampaikan bahwa Balawang Tujuh merupakan tradisi dari nenek moyang.

"Jadi untuk setiap pernikahan kalau ada janda atau duda, kebetulan perempuannya janda, jadi kami laksanakan tradisi ini," ujar Abdul Hadi, Senin (29/9/2025).

Acara tersebut ujarnya juga sudah berdasarkan musyawarah dengan warga untuk mengangkat tradisi nenek moyang. Sehingga sejak beberapa hari sebelumnya, warga juga sudah saling bergotong royong dalam penyelenggaraannya, mulai dari pemasangan obor, gapura dari daun kelapa dan lainnya.

Balawang Tujuh sendiri ujar Abdul Hadi memiliki makna agar pasangan pengantin mampu menjalani lika-liku dalam kehidupan dengan harapan pernikahan mereka berjalan baik, tuntung pandang, ruhuy rahayu.

Kegiatan Balawang Tujuh di Desa Murung Jambu digelar lebih dari lima kali dalam beberapa tahun terakhir. Namun pada pernikahan Yanto dan Samsiah berlangsung lebih meriah dibanding lainnya.

(banjarmasinpost.co.id/isti rohayanti)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.