Calon Taruni Akpol Semarang Difalya Cendekia Danial Meninggal Dunia, Kejang-kejang dan Sesak Napas
Moh. Habib Asyhad September 29, 2025 07:34 PM

Calon Bhayangkara Taruni (Cabhatar) Akademi Kepolisian Difalya Cendekia meninggal dunia setelah mengalami kejang-kejang dan sesak napas. Dikenal sebagai sosok yang baik hati dan tekun belajar.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Impiannya menjadi seorang polisi pupus sudah. Tak hanya cita-citanya, kehidupannya juga berakhir.

Itulah yang dialami oleh Difalya Cendekia Danial, calon bhayangkara taruni (Cabhatar) Akademi Polisi Semarang, Jawa Tengah, yang meninggal dunia setelah sebelumnya mengalami kejang-kejang dan sesak napas.

Difalya adalah cabhatar asal Sulawesi Selatan. Sebagaimana dilaporkan Tribun Timur, Difalya dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Bhayangkara (RSB) Akpol pada Sabtu, 27 September 2025.

Akpol yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah, itu merupakan sebuah lembaga pendidikan tinggi kedinasan di bawah Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Tugas lembaga ini adalah mencetak calon perwira pertama (pama) kepolisian repulbik Indonesia. Bisa dibilang, Akpol ini sudah setara perguruan tinggi.

Selain mendapatkan pangkat Inspektur Polisi Dua (Ipda), peserta didik juga akan mendapatkan gelar akademi yaitu Sarjana Terapan Kepolisian (S. Tr. K).

Difalya adalah calon taruni kiriman dari Polda Sulawesi Selatan. Dia meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan medis di RSB Akpol usai mengalami kejang dan sesak napas. Kejadian itu terjadi setelah Difalya menjalan kegiatan flat Cabhatar pada Jumat, 26 September 2025, sekitar pukul 18.00 WIB.

Kegiatan flat Cabhatar adalah kegiatan yang dijalani oleh calon taruna Bhayangkara, seperti halang rintang, yang bertujuan untuk melatih ketangkasan, keberanian, dan kekompakan dalam menghadapi berbagai tantangan, serta membentuk mental yang tangguh dan profesional bagi calon perwira Polri di masa depan.

Difalya dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu, 27 September 2025 pukul 07.40 WIB. Keluarga besar SMA Taruna Nusantara juga menyampaikan duka atas meninggalnya Difalya. "Keluarga besar Ikastara turut berduka cita atas berpulangnya Kakak Difalya Cendekya (TN 32). Semoga Almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan, ketabahan dan keikhlasan," tulis akun Instagram @ikastara dikutip tribun-timur, Sabtu malam.

Sebagaimana disebut di awal, sebelum meninggal dunia Difalya sempat mengalami kejang-kejang dan sesak napas.Ketika mendapatkan perawatan medis, Difalya masih dalam kondisi sadar dan masih bisa berkomunikasi. Meski begitu, kondisi fisiknya semakin melemah hingga akhirnya tidak sadarkan diri.

Hingga kini, penyebab kematian Difalya masih belum dijelaskan secara terperinci. Yang jelas, dia sempat dirawat secara intensif. Jumat pukul 18.15 WIB, dia masih dalam keadaan sadar namun tubuhnya tidak bisa digerakkan.

Sabtu pagi, pukul 05.30 WIB, dia masih sadar dan bisa berkomunikasi dengan tekanan darah serta suhu tubuh normal. Tapi pada 07.10 WIB korban tidak sadarkan diri, tim medis melakukan resusitasi jantung, dan pada pukul 07.40 WIB dinyatakan meninggal dunia.

Dikenal ramah dan cerdas

Difalya Cendekia Danial lahir dan besar di Sulawesi Selatan. Setelah lulus SMP, Difalya meneruskan pendidikan di SMA Taruna Nusantara (belum diketahui dia lulusa SMA Taruna Nusantara yang mana). Dia tergabung dalam Angkatan 32 Samudra yang lulus pada 2024 lalu.

Setelah itu, Difalya mendaftar sebagai calon perwira polisi dengan mendaftar di Akademi Kepolisian pada 2025. Dari situ dia kemudian berangkat ke Semarang, Jawa Tengah.

Difalya dikenal sebagai pribadi ramah, cerdas, dan rajin belajar. Amriyadi, mentor sekaligus keluarganya di lembaga bimbingan belajar Pioneer Class, sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com, mengenang Difalya sebagai sosok yang tak pernah mengeluh dan selalu berbagi semangat dengan teman-temannya.

"Almarhum anak yang baik sekali. Sejak saya kenal, dia rajin belajar dan tidak pernah mengeluh. Dia juga tidak pelit kepada teman-teman saingannya, selalu murah senyum,” ujar Amriyadi. Difalya bergabung dengan Pioneer Class sejak duduk di bangku SMP.

Difalya bergabung dengan Pioneer Class awalnya untuk mempersiapkan diri masuk SMA Taruna Nusantara. Setelah lolos,dia kembali intens belajar demi meraih impian masuk Akpol hingga akhirnya dinyatakan lulus pada percobaan keduanya.

“Dari SMP dia sudah ikut bimbel di sini. Setelah lolos Taruna Nusantara, dia fokus lagi untuk Akpol dan alhamdulillah berhasil,” kenang Amriyadi.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.