Nakita.id -Di era digital saat ini, perkembangan teknologi memberikan banyak kemudahan dalam kehidupan sehari-hari.
Mulai dari belanja online, transaksi perbankan, hingga komunikasi jarak jauh, semuanya dapat dilakukan dengan lebih praktis.
Namun, kemajuan ini juga membawa ancaman baru berupa penipuan digital yang semakin marak dan sulit dideteksi.
Oleh karena itu, edukasi masyarakat menjadi langkah penting untuk meningkatkan kewaspadaan agar tidak terjebak dalam berbagai modus kejahatan online.
Mengapa Edukasi tentang Penipuan Digital Sangat Penting?
1. Meningkatkan Kesadaran
Banyak masyarakat masih belum memahami betapa seriusnya ancaman penipuan digital. Edukasi membantu membuka wawasan agar mereka lebih berhati-hati dalam menggunakan internet dan layanan digital.
2. Mengurangi Korban Penipuan
Dengan pengetahuan yang cukup, masyarakat bisa mengenali ciri-ciri penipuan, misalnya pesan mencurigakan, tautan palsu, atau permintaan data pribadi yang tidak wajar. Hal ini bisa menekan jumlah korban yang biasanya jatuh karena kurangnya informasi.
3. Mendorong Keamanan Digital yang Lebih Baik
Edukasi tidak hanya memberi pemahaman tentang bahaya, tetapi juga mengajarkan cara melindungi diri, seperti menggunakan kata sandi yang kuat, mengaktifkan autentikasi dua faktor, dan selalu mengecek keaslian situs atau aplikasi sebelum bertransaksi.
Nah sejalan dengan hal tersebut, J&T Express, penyedia layanan logistik berskala global, meluncurkan kampanye literasi digital "3C: Cek, Curiga, Cancel," dengan menggandeng Asmara Abigail, aktris yang dikenal luas lewat perannya di film horor.
Kampanye ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat supaya lebih waspada terhadap penipuan digital, dengan menerapkan tiga langkah sederhana: Cek untuk memastikan kebenaran informasi yang diterima; Curiga dengan lebih teliti memeriksa detail pengiriman seperti resi; dan Cancel atau segera abaikan serta laporkan jika menemukan indikasi mencurigakan.
Herline Septia, Brand Manager J&T Express mengungkapkan, “Edukasi mengenai penipuan digital sangat penting untuk kami sampaikan seiring dengan modusnya yang semakin marak dan canggih. Dengan pengalaman pribadi Asmara yang juga pernah menghadapi penipuan digital yang mengatasnamakan J&T Express, kami harap pesan ini akan lebih mudah dipahami masyarakat. Sebagai public figure, Asmara dapat membantu menyebarkan kampanye ini kepada lebih banyak orang, agar mereka lebih waspada dan tahu langkah-langkah yang harus diambil.”
Asmara Abigail menceritakan bahwa penipuan itu terjadi begitu cepat. Kejadian bermula ketika ia menerima pesan iMessage yang mengklaim paket yang dikirim bermasalah dan alamat tujuan rusak. Pesan tersebut menyertakan link untuk memperbaiki alamat dan membayar biaya tambahan Rp9.000. Tanpa curiga, Asmara mengklik tautan kemudian melakukan sesuai instruksi. Terkejutnya, ternyata tindakan itu justru membuat uang miliknya senilai Rp 70 juta hilang.
“Kalau kita lagi fokus sebenarnya aneh sih, masa dari company sebesar ini ngirimnya iMessage. Dia bilang paket bermasalah dan alamat rusak dengan penulisan profesional. Aku diminta klik link untuk memperbaharui alamat,” kenang Asmara.
Setelah menyadari dirinya menjadi korban penipuan, Asmara langsung menghubungi J&T Express untuk meminta klarifikasi. Dari penjelasan yang ia terima, ternyata paket yang dikirimkan tidak mengalami kendala dan tetap diterima di alamat tujuan.
“Tim J&T Express menunjukkan kronologi perjalanan paket dan menjelaskan pergerakannya dari satu titik ke titik lain. Ternyata, paket aku aman dalam perjalanan, bahkan sampai di alamat tujuan. Jadi, informasi yang aku terima sebelumnya soal paket nyangkut dan alamat tidak terbaca itu adalah kebohongan,” jelasnya.
Setelah kejadian tersebut, Asmara sering bercerita dengan orang-orang di sekitarnya agar mereka tidak mengalami hal serupa. Ia juga menghargai langkah J&T Express yang tidak hanya kooperatif dalam menangani masalah ini, tetapi bahkan mengajak bekerja sama dalam kampanye pencegahan penipuan.
“Aku salut sama J&T Express yang bantu aku sejak awal. Meskipun sebenarnya aku yang salah, mereka memberikan penjelasan yang lengkap sehingga aku benar-benar paham. Makanya, ketika J&T Express mengajak aku untuk bekerja sama dalam kampanye 3C, aku langsung setuju. Menurutku, ini penting banget dan semua orang harus paham agar kejadian aku gak terulang ke orang lain,” tegasnya.
Sebagai perusahaan logistik yang menjadikan kepercayaan pelanggan sebagai prioritas, J&T Express merasa perlu turut bertanggung jawab dalam mengedukasi masyarakat agar lebih waspada terhadap modus penipuan yang mengatasnamakan jasa pengiriman. Kampanye ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa penipuan bisa dialami oleh siapa saja dan kapan saja.
“Dengan langkah ini, kami berharap dapat terus menjadi mitra logistik terpercaya yang tidak hanya menghadirkan layanan terbaik, tetapi juga ikut berperan dalam melindungi masyarakat dari potensi ancaman penipuan digital yang kian kompleks,” tutup Herline.