70 Persen Kanker Payudara di RI Sudah Stadium Lanjut, Banyak Intai Gen Alpha-Gen Z
GH News September 29, 2025 08:11 PM
Jakarta -

Sekitar 70 persen kasus kanker di Indonesia ditemukan pada stadium lanjut. Walhasil, banyak pasien terlambat ditangani lantaran peluang kesembuhan saat kasus kanker payudara di stadium lanjut, sudah berkurang di bawah 50 persen.

Kenyataan ini sejalan dengan skrining yang relatif rendah di masyarakat. Kurang dari 30 persen wanita di Indonesia memilih tidak menjalani skrining dengan beragam alasan.

Salah satunya rasa 'denial' imbas takut atau cemas dengan hasil skrining. Banyak pasien memilih tidak mengetahui kondisi sebenarnya. Termasuk enggan melakukan pengobatan pasca diagnosis kanker karena kekhawatiran efek samping seperti rambut rontok saat kemoterapi.

Anggapan semacam ini malah merugikan pasien, lantaran semakin awal kanker ditemukan, peluang kesembuhan pasien mencapai 90 persen di stadium 1 dan 2.

"Bahwa kalau pasien kanker itu di atas 40 tahun, itu data Cancer Information & Support Center (CISC) menemukan sudah banyak pasien kanker payudara usia 18 tahun, jadi bergeser ke usia muda, jadi kita juga belum tahu lebih pasti apakah trennya turun karena perubahan perilaku atau pola hidup atau kesadaran yang lebih baik," beber Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dr Siti Nadia Tarmizi, saat ditemui pasca Forum Jurnalis Kesehatan Menurunkan Kematian akibat Kanker Payudara di Indonesia, Senin (29/9/2025).

"Tapi memang kenyataannya terkait kanker payudara itu bukan cuma 40 tahun ke atas tapi juga bergerak di usia 18 tahun, 25 tahun, 23 tahun," sambung dia.

Menurut dr Nadia, faktor risiko terkait pola perilaku dan pola hidup berkaitan dengan perubahan gaya hidup di era digitalisasi. Akses makanan serba instan, tidak mengutamakan real food.

Belum lagi keterpaparan terhadap zat kimia yang meningkatkan risiko kanker.

"Perubahan gaya hidup serba instan, risiko kanker makin besar, keterpaparan terhadap zat kimia, itu otomatis akan meningkatkan risiko kanker meskipun secara nggak langsung," sambung dia.

Dalam kesempatan yang sama, spesialis penyakit dalam dalam konsultan dan Ketua Perhimpunan Pusat Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) Jaya Cosphiadi Irawan mengingatkan kanker di stadium awal umumnya tidak bergejala.

Karenanya, ia menekankan pentingnya skrining untuk mengetahui risiko tersebut.

"Kanker di tahapan dini tidak memberi gejala dan tidak ada satu pemeriksaan tunggal yang bisa mengcover semua jenis kanker. Kanker bisa disembuhkan saat ditemukan lebih awal," pesannya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.