Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengajak tiga pilar literasi untuk memperkuat sinergi guna mendukung pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen Toni Toharudin mengatakan literasi bukan sekedar membaca dan menulis, melainkan juga memahami, menganalisis, dan juga menggunakan informasi secara kritis.
“Dengan literasi anak-anak bisa memasuki pembelajaran mendalam, deep learning yang melatih berpikir kritis, memecahkan masalah nyata, dan tentunya harus melahirkan inovasi. Nah, literasi yang kokoh itu lahir dari sinergi tiga pilar, yakni pemerintahnya berperan, kemudian sekolahnya, dan juga keluarganya,” kata Toni dalam gelar wicara bertajuk Literasi dari Rumah ke Sekolah di Jakarta pada Selasa.
Lebih lanjut ia menganalogikan literasi itu seperti kunci yang dapat membuka banyak pintu kesempatan dengan lebar dan membawa anak-anak menuju masa depan yang lebih cerah.
Oleh karena itu, Toni mengajak para orang tua agar dapat menumbuhkan dan membiasakan budaya membaca kepada anak-anak sedini mungkin dari rumah masing-masing.
Salah satunya ialah orang tua dapat membuat pojok baca yang memuat rak kecil berisi buku-buku layak baca bagi anak-anak di rumah.
Sementara di sekolah, lanjutnya, guru dapat bertugas sebagai fasilitator yang meningkatkan minat baca para murid dengan berbagai strategi yang kreatif di ruang kelas.
“Literasi adalah investasi jangka panjang bangsa, anak-anak yang literat bukan hanya cerdas secara akademis, tetapi tentunya juga kritis, adaptif dan siap menghadapi dunia yang penuh ketidakpastian sekarang ini,” kata Toni.
Baca juga: Menkomdigi: literasi digital dan budaya bangun generasi emas 2045