Miracle Dancers, Kelompok Tari dari Lombok yang Memukau Dunia
Moh. Habib Asyhad October 07, 2025 03:34 PM

Miracle Dancers Family menempati posisi keempat dalam ajang Super 24 Asia 2025 di Singapura. Dunia pun terpukau oleh bakat hebat kelompok tari asal Lombok, NTB, itu.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Kelompok tari asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, bernama Miracle Dancers atau Miracle Dancers Family atau MRDS benar-benar telah memukau dunia. Pada ajang Super 24 Asia 2025 yang digelar di Singapura pada 30-31 Agustus 2025 lalu, kelompok tari yang dikenal sebagai MRDS itu menyabet posisi keempat.

Dirancang oleh O School, Super 24 adalah kompetisi tari kelompok paling spektakuler di Singapura, di mana tim yang terdiri atas 24 penari menampilkan penampilan berdurasi 90 detik di atas panggung persegi berukuran 8x8 meter.

Berbeda dari kompetisi tari lainnya, Super 24 melakukan penilaian penampilan dari empat sisi (sebagaimana bentuk panggung). Artinya, tidak ada area yang dibiarkan terlewat oleh juri untuk dinilai. Prinsip utama kompetisi ini adalah "Setiap penari diperhitungkan".

Karena itulah kerja sama tim sangat diutamakan dalam kontes tari ini. Tak sekadar ajang unjuk bakar, Super 24 menguji kerja sama tim, kreativitas, dan ketepatan. Kelompok-kelompok tari dari Singapura dan seluruh Asia termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand, berlomba mengubah ruang terbatas menjadi koreografi yang spektakuler, sebagaimana dikutip dari situs resmi Super24.dance.

Pada Super 24 Asia 2025 kali ini, pesertanya ada 33 kelompok tari terbaik di Asia. Dan Miracle Dancers menjadi yang terbaik nomor empat. Tentu saja ini adalah prestasi yang luar biasa. Meski begitu, perjuangan mereka tidak mudah.

Sebagaimana diceritakan dalam akun IG resminya, persiapan MRDS menuju ajang Super 24 Asia 2025 dilakukan selama enam bulan. Dalam kurun waktu itu, mereka latihan dengan keras, menyusun koreografi sebaik mungkin, dan yang paling penting, menjaga kekompakan dalam tim.

Selain untuk nama harum Indonesia, kerja keras mereka dipersembahkan kepada tiga anggota keluarga mereka yang sudah berpulang terlebih dahulu: Ralex, Via, dan Dryan. Setiap gerakan yang MRDS tampilkan di atas panggung adalah doa sekaligus penghormatan untuk para sahabat yang kini hidup dalam kenangan.

MRDS sempat menduduki posisi pertama saat babak penyisihan. Tapi di babak selanjutnya, para pesaingnya semakin berat. Jadi, berada di posisi keempat tetaplah bukan sebuah kegagalan. Mereka telah mengharumkan nama negara.

“Kami telah melakukan segalanya untuk Indonesia. Mulai penyisihan hingga final, kami sudah kasih yang terbaik. Bisa berdiri di panggung Super 24 Asia melawan tim-tim kuat dari berbagai negara adalah mimpi kami yang terwujud,” cerita mereka di media sosial.

Yang juga istimewa, setelah delapan tahun, Miracle Dancers kembali menggunakan lagi legendaris “Bring Me To Life”, lagu yang begitu spesial bagi kelompok tari ini. Ini adalah lagu yang menemari mereka sejak pertama kali grup tari ini terbentuk.

Bagi Miracle Dancers, setiap gerakan yang diiringi lagu tersebut adalah simbol semangat, kebersamaan, dan rasa percaya diri bahwa mereka bisa bersaing di level dunia. Semangat itu bisa kita lihat dari video-video yang beredar luas di media sosial.

Apresiasi tentu berhamburan menghampiri mereka. Salah satunya adalah ucapan selamat dari Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif RI.

Miracle Dancers Family @miracledancers adalah kelompok tari asal Lombok yang sukses mengharumkan nama Indonesia dengan meraih peringkat 4 pada ajang Super 24 Asia 2025 yang digelar pada 30–31 Agustus di Singapura. Prestasi ini merupakan hasil dari kerja keras dan dedikasi mereka yang telah berlatih sungguh-sungguh selama enam bulan.

Semua usaha itu terbayar lunas dengan penampilan memukau yang menghipnotis setiap orang yang menontonnya.

Tak hanya itu, sebelumnya Miracle Dancers Family juga telah berhasil memenangkan kompetisi World of Dance Indonesia 2025 dan akan mewakili Indonesia pada kompetisi World of Dance Summit 2026 di Los Angeles, Amerika Serikat.

Keberhasilan Miracle Dancers Family menjadi bukti talenta kreatif Indonesia mampu bersinar di level global. Yuk, dukung talenta kreatif Indonesia agar terus menginspirasi dan mengharumkan nama bangsa di panggung internasional!” begitu keterangan EKRAF RI di postingan IG resminya.

Benar, pada awal 2025 lalu, Miracle Dancers berhasil menjuarai World of Dance Indonesia kategori Junior Division untuk kali keduanya. Dengan begitu, mereka terbang ke Amerika Serikat pada 2026 nanti, mengikuti World of Dance Summit 2026 di Los Angeles.

“Kami ingin membuktikan, meski kami berasal dari jauh, kami bisa bersaing dengan daerah-daerah lain dan menjadi juara,” ujar Muhammad Satria Wibawa alias Riyo, pendiri sekaligus pelatih Miracle Dancers Family.

Dari mana Miracle Dancers menemukan penari-penari hebat, jawabannya karena mereka punya sekolah tari sendiri. Namanya Heroes Dance Academy yang ada 120 siswa di dalamnya. Dari Heroes Dance Academy, para siswa akan dites untuk bisa masuk ke Miracle Dancers sebagai penari utama.

“Dalam sekolah itu, kami mempersiapkan regenerasi dancer yang akan berlaga di masa depan. Sehingga, lima hingga enam tahun ke depan, akan tetap ada dancers yang berasal dari Lombok,” jelas Riyo yang punya target bisa jadi juara dunia.

“Kami ingin pemerintah tidak hanya memperhatikan tari tradisional, melainkan juga dance modern. Terlebih, selama ini, pemerintah tidak pernah membantu kami. Oleh karena itu, kami harap pemerintah bersedia membantu kami saat akan berangkat ke Amerika Serikat tahun depan,” tutup Riyo.

Mengutip dari Tribun Lombok, MRDS awalnya adalah sebuah ekstrakurikuler dance di SMAK Kesuma Mataram yang berdiri tahun 2012. Seiring waktu, MDRS berubah menjadi sebuah komunitas dance besar dan mendirikan sekolah tari “Heroes Dance Academy”.

Menurut pengakuan Riyo, sudah banyak masyarakat sekitar yang tertarik memasukkan anak-anak mereka belajar dance di Heroes Dance Academy. Siswa-siswanya yang belajar di situ mulai dari TK hingga mahasiswa.

Bagi Riyo, dance atau tari tak sekadar gerakan. Lebih dari itu, ia adalah ekspresi emosional penarinya. Tari, bagi Riyo, juga bisa dijadikan media melepas stres dan beban pikiran. Dengan menari, kita akan lebih sehat dan “Tidak mudah terjebak dalam pergaulan bebas,” tutur Riyo. “Lewat dance, kita salurkan dampak positifnya supaya tidak berpikir lain-lain, terutama menjadi wadah positif untuk berekspresi serta berprestasi.”

Apa harapan Riyo ke depan, terutama untuk komunitas tari yang didirikannya itu? “Kami berharap ada dukungan dari pemerintah, entah itu ketika ada event maupun ketika kami lomba ke luar daerah atau luar negeri. Soalnya kami membawa nama NTB dan Indonesia,” tutupnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.