TRIBUNSUMSEL.COM -- Kabar terbaru Yai Mim ternyata tidak hanya melaporkan Sahara dan Suaminya Mohammad Shofwan ke polisi terkait kasus pencemaran nama baik dan pelanggaran UU ITE.
Namun ada sembilan nama lain yang merupakan antek Sahara dan suami bakal ikut dipolisikan.
Adapun sembilan orang lebih tersebut diduga bersekongkol dengan Sahara untuk merusak nama baik Yai Mim yang belakangan tengah viral.
Melansir dari Tribunjabar.com, Selasa (7/10/2025) Yai Mim diketahui menyewa tim pengacara Agustian Anggi Siagian untuk membelanya.
Ditegaskan Yai Mim, ia tidak akan mencabut laporannya terhadap Sahara.
"Perang melawan Sahara. Karena Sahara sudah memukul genderang perang. Saya pun memukul genderang perang. Saya menunjuk panglima Perang Agustin Anggi Siagian, saya katakan pada dia jangan mundur, lanjut, target perang adalah menang atau tidak kalah," ungkap Yai Mim dalam konferensi pers pada Senin (7/10/2025).
"Siap," ujar Anggi sang pengacara.
Diungkap Yai Mim, proses hukum terhadap Sahara akan terus berlanjut.
Yai Mim ogah mundur dari peperangannya dengan Sahara meskipun sudah ada permintaan maaf.
"Jangan mundur, kalau mundur kita akan terjadi perang saudara. Aku akan dimusuhi Arekmania. Kalau sampai Anggi mundur, musuh saya ganti jadi Arekmania. Kalau mba Sahara mundur, musuhnya adalah madas," kata Yai Mim.
Lebih lanjut, tim pengacara Yai Mim, Feri mengungkap rencana timmya terhadap kasus tersebut.
Yai Mim dalam waktu dekat akan melaporkan orang-orang yang terlibat dalam dugaan pencemaran nama baik terhadap Yai Mim hingga kasus persekusi.
"Ada upaya hukum kepada pihak-pihak yang viral, dan nama-nama siapa, karena kami menilai beberapa orang itu sudah ada unsur pidananya. Akhirnya langkah hukum yang kita ambil, kita lakukan proses hukum semua oknum yang terlibat terkait permasalahan ini," ungkap Feri.
Antek-antek Sahara yang akan dilaporkan Yai Mim itu dikenakan pasal berlapis.
Feri pun mengurai nama-nama orang yang akan dilaporkan Yai Mim ke polisi.
"Pasal yang kita kenakan 167, 351. 336, 406, 335, atas nama, dugaan kami yang kami laporkan, Bagas Rizki Ferdiansyah, Helmi, Agil, Ramen alias Rini Mustofa, dan Andi Prasetyo, Wahyu dan kawan-kawan. Kita komandoi nanti akan melaporkan oknum," pungkas Feri.
"Untuk bukti sudah kami siapkan semua," sambungnya.
Melanjutkan uraian sang pengacara, Yai Mim menjelaskan bahwa ada lebih dari sembilan orang yang akan ia polisikan.
"Yang disebutkan tadi masih banyak pihak yang kurang. Ada catatannya pada saya, siapa saja yang layak untuk dilaporkan. Banyak itu di antaranya Robert atau Faiz, pak Mujani ini justru sumber utamanya, Pak Mujani dan istri. Banyak pokoknya hampir seluruhnya," akui Yai Mim.
Yai Mim Minta Maaf ke Sahara
Mantan dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimim atau Yai Mim, kembali ke rumahnya di Perumahan Joyogrand, Kota Malang, Jawa Timur, pada hari ini, Senin, (6/10/2025).
Bersama sang istri, Yai Mim berinisiatif menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada tetangganya, Sahara dan suaminya, yang sempat berseteru akibat lahan parkir dan dugaan asusila.
Yai Mim menghampiri Sahara dan Shofwan yang sedang bersantai di sebuah gubuk.
Momen tersebut dibagikan Yai Mim melalui unggahan video di akun instagramnya, Senin (10/6/2025).
"6/10/2025 jam 10 pagi, alhamdulillah berhasil minta maaf kepada Ibu Sahara," tulis akun Yai Mim, seperti dikutip Tribunnews.
Dalam video itu Yai Mim terlihat mengenakan kaos singlet putih dan sarung merah.
Di sana terlihat Sahara dan Shofwan serta sejumlah pria sedang bersantai di gubuk pos.
"Mbak saya minta maaf. Saya minta maaf nggih. Mbak Sahara saya minta maaf. Saya dari hati," ucap Yai Mim.
Yai Mim lalu bersalaman dengan Sahara dan Shofwan.
Raut wajah Sahara pun jadi sorotan.
Ia masih menunjukan sikap dingin kepada Yai Mim dan meminta istrinya, Rose untuk tidak merekamnya.
"Tarok aja HP-nya dulu kalau mau minta maaf, jangan direkam dulu, kalau memang dari hati," ketus Sahara.
"Iya mbak dari hati," kata Yai Mim.
"Pak Shofwan, saya juga minta maaf," timpal istri Yai Mim.
Sebelumnya, Yai Mim sempat menangis karena dituduh melakukan pelecehan seksual oleh Nurul Sahara.
Menurut Yai Mim, tuduhan yang dilontarkan oleh Sahara adalah bohong dan fitnah.
Yai Mim dan Sahara berseteru setelah Sahara mengunggah beberapa video yang bernarasi miring soal Yai Mim, mulai dari penutupan jalan, pelecehan seksual, hingga perusakan mobil rental.
Yai Mim membantah semua tuduhan itu. Ia menegaskan awal mula perseteruan mereka karena Sahara memakirkan mobil rental di depan pagar rumah sehingga dirinya sulit untuk keluar.
Menangis Tak Terima Istri Dituduh melakukan asusila
Duduk permasalahan antara dosen nonaktif UIN Malang, Yai Mim dengan tetangganya pemilik rental mobil, Nurul Sahara memasuki babak baru atas tuduhan asusila.
Yai Mim selama ini menahan kesabarannya meski dituduh melakukan tindak pencabulan terhadap Sahara.
Namun, tangisnya pecah meluapkan amarahnya ketika sang istri justru ikut dituduh melakukan asusila.
Tokoh yang dikenal aktif dalam urusan sosial dan keagamaan itu tampak menangis saat menceritakan kejadian yang menimpa keluarganya.
Dengan suara bergetar, Yai Mim mengaku tidak bisa menerima perlakuan yang diduga dilakukan oleh pihak terkait terhadap istrinya.
“Istri saya dituduh main dengan para kiai — main dalam arti zina dengan kiai. Saya walaupun, mohon maaf, saya tidak terima itu, kau hina istriku," ucap Yai Mim sambil menahan tangis, dalam podcast youtube Uya Kuya TV, Sabtu (4/10/2025).
Ia juga mengungkapkan bahwa Sofyan, suami Sahara lah yang pernah diduga menyentuh istrinya.
"‘Aku lebih nggak terima lagi. Kau hina istriku. istri bagiku segala-galanya dan Pak Sofyan pernah pegang istri saya. Saya nggak pernah pegang istrimu,’” lanjutnya dengan nada tegas.
Menurut pengakuannya, dugaan tindakan tak pantas itu bahkan sempat terjadi di tengah keramaian dan terekam dalam video.
“Pada saat ramai-ramai, ada videonya. Dia mengatakan kepada saya, ‘Perempuanmu pemain...’ dia tanya, ‘Ada videonya?’ saya jawab, ‘Ada,’” tambahnya.
Pernyataan emosional Yai Mim berlanjut dengan pengakuan bahwa ia dan keluarganya mengalami dampak fisik dan psikologis akibat peristiwa tersebut.
Yai Mim mengungkapkan bahwa teriakan yang diarahkan ke arah istrinya membuat telinga sang istri sakit hingga menyebabkan gangguan pendengaran di satu sisi.
“Aku tanya ucapan, terus dia teriak di telinga istri sampai sekarang telinganya sakit," ujar Yai Mim.
"Jadi saya ini budek sebelah,” timpal istri Yai Mim.
Meski sempat menahan diri dan “menerima” hal-hal lain, Yai Mim menegaskan bahwa perlakuan terhadap istrinya tidak bisa dibiarkan.
Ia menyatakan telah menerima informasi bahwa video-video pribadi mereka ditengarai disebarkan ke sejumlah grup WhatsApp pesantrennya oleh pihak yang disebutnya terkait dengan Sahara.
“Kalau kami berhasil menemukan aspek hukumnya, maka percayalah, Yai Mim ini kesabarannya ada batasnya,” ujar Rose, istri Yai Mim sambil meminta pihak Sahara dan yang terlibat untuk menghentikan penyebaran video tersebut.
Yai Mim tampak menahan emosi saat menyampaikan bahwa dirinya tidak terima atas tuduhan cabul yang diarahkan kepadanya.
Dengan suara bergetar, Yai Mim menegaskan bahwa ia telah bersabar menghadapi berbagai masalah, mulai dari persoalan lahan parkir hingga diusir dari rumahnya sendiri.
Namun, ia mengaku tak bisa menahan diri ketika tuduhan itu menyentuh kehormatan dirinya dan istrinya.
“Saya sabar saja, masalah parkir, tanah mau diambil, rumah saya mau dibakar—silakan. Tapi tolong, istriku, saya tidak terima ini. Maaf saya,” ucap Yai Mim dalam video tersebut.
Ia juga menyebut bahwa dirinya adalah seorang kiai yang menghafal Al-Qur’an, dan merasa fitnah yang diarahkan kepadanya sangat melukai martabatnya sebagai pengajar dan tokoh agama.
Imbasnya, ia harus mengundurkan diri sementara sebagai dosen.
“Saya ini kiai, saya menghapal Qur’an. Tapi saya dituduh cabul. Saya dikatakan di depan mahasiswa saya, ‘Kok maunya kalian diajar oleh Khayimim, dosen yang cabul.’ Katanya ada videonya,” lanjutnya.
Menurut Yai Mim, tuduhan itu membuatnya terpukul secara pribadi maupun moral.
Ia menegaskan akan mempertimbangkan langkah hukum apabila penyebaran fitnah dan pelecehan terhadap dirinya dan keluarga terus berlanjut.
ia menekankan reputasinya sebagai pendidik dan pembimbing ribuan santri dari Aceh hingga Papua.
“Astaghfirullah, saya yang punya santri ribuan. Bagaimana perasaan mereka kalau tuduhan ini benar-benar dianggap serius? Apa perasaan murid-murid dan mahasiswa yang mendapatkan video-video ini?” ujar Yai Mim.
Ia menambahkan bahwa saat mengajar, tidak ada satu pun mahasiswa yang menunjukkan pemahaman akan tuduhan tersebut, karena sebagian besar dihubungi oleh orang tua mereka.
(*)