Dukung Konektivitas Udara, Indonesia Bakal Bangun 6 Pusat Perawatan Pesawat
kumparanTRAVEL October 15, 2025 08:00 PM
Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan langkah besar untuk memperkuat industri penerbangan nasional, sekaligus mendukung pertumbuhan sektor pariwisata.
Melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan membangun enam pusat perawatan pesawat udara terpadu (Approved Maintenance Organization/AMO) di berbagai wilayah strategis dari barat hingga timur Indonesia.
Pabrik pesawat COMAC China membawa pesawat produk terbarunya C919 ke Indonesia di Hanggar 2 GMF, kompleks Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Senin (11/3/2024). Foto: INACA
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik pesawat COMAC China membawa pesawat produk terbarunya C919 ke Indonesia di Hanggar 2 GMF, kompleks Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Senin (11/3/2024). Foto: INACA
Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kemenhub, Sokhib Al Rokhman, mengatakan bahwa proyek ini bertujuan menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain utama di industri perawatan dan perbaikan pesawat (Maintenance, Repair, and Overhaul/MRO) di Asia Tenggara.
“Kita ingin membangun industri AMO di enam lokasi strategis yang tersebar di Batam, Kertajati, Budiarto Curug, Makassar, Timika, dan Sentani,” ujar Sokhib, seperti dikutip dari Antara.
Perawatan pesawat di Batam Aero Technic. Foto: Dok. Lion Air
zoom-in-whitePerbesar
Perawatan pesawat di Batam Aero Technic. Foto: Dok. Lion Air
Langkah ini merupakan bagian dari grand design Kemenhub untuk menciptakan pusat perawatan pesawat terintegrasi yang tidak hanya mendukung efisiensi operasional maskapai, tetapi juga mempercepat kemandirian industri penerbangan nasional.
Pemerintah berharap kawasan-kawasan ini dapat berkembang layaknya pusat perawatan pesawat terkemuka di kawasan, seperti Seletar (Singapura), Subang Aerospace Park (Malaysia), Don Mueang (Thailand), dan U-Tapao (Vietnam).
“Indonesia punya potensi besar, karena kebutuhan layanan perawatan pesawat domestik sangat tinggi dan letak geografis kita strategis di jalur penerbangan internasional,” tambah Sokhib.

Dampak untuk Pariwisata dan Konektivitas

Pabrik pesawat COMAC China membawa pesawat produk terbarunya C919 ke Indonesia di Hanggar 2 GMF, kompleks Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Senin (11/3/2024). Foto: INACA
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik pesawat COMAC China membawa pesawat produk terbarunya C919 ke Indonesia di Hanggar 2 GMF, kompleks Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Senin (11/3/2024). Foto: INACA
Kehadiran enam pusat perawatan pesawat ini juga akan memperkuat ekosistem transportasi udara, yang menjadi tulang punggung konektivitas pariwisata nasional. Dengan infrastruktur MRO yang mumpuni, maskapai domestik diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada layanan perawatan luar negeri, sehingga biaya operasional dan waktu perawatan pesawat menjadi lebih efisien.
Efisiensi ini secara langsung berdampak pada keandalan penerbangan ke destinasi wisata di seluruh Indonesia, mulai dari Bandung hingga Raja Ampat. Pesawat yang lebih cepat kembali beroperasi berarti frekuensi penerbangan ke daerah wisata meningkat, membuka peluang pertumbuhan ekonomi lokal.
Perawatan pesawat di Batam Aero Technic. Foto: Dok. Lion Air Group
zoom-in-whitePerbesar
Perawatan pesawat di Batam Aero Technic. Foto: Dok. Lion Air Group
Sokhib menjelaskan bahwa pembangunan AMO Center akan dilakukan melalui investasi non-APBN, dengan model kerja sama antara pemerintah dan pelaku industri nasional maupun internasional.
Pemerintah akan menyediakan lahan dan infrastruktur dasar, sementara pihak swasta akan berinvestasi dalam pembangunan fasilitas perawatan melalui skema joint venture bersama produsen pesawat global, seperti Boeing dan Airbus.
Beberapa proyek telah berjalan, seperti Batam Aero Technic (BAT) milik Lion Group yang telah beroperasi di Batam, dan rencana perluasan Garuda Maintenance Facility (GMF) di kawasan yang sama.
Sementara itu, pembangunan AMO di Timika dan Sentani akan difokuskan untuk mendukung operasional pesawat kecil seperti Cessna Caravan dan Pilatus, yang banyak melayani jalur penerbangan perintis di Papua dan sekitarnya.
Kehadiran fasilitas ini diharapkan akan memperkuat aksesibilitas udara di wilayah timur Indonesia yang kaya potensi wisata, seperti Lembah Baliem, Raja Ampat, hingga Danau Sentani, yang selama ini sangat bergantung pada pesawat kecil.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.