Beberapa waktu terakhir, tak sedikit warga yang mengeluhkan cuaca lebih panas dari biasanya. Masyarakat harusnya lebih hati-hati, rupanya paparan jangka pendek suhu panas yang lebih tinggi dapat meningkatkan peradangan atau inflamasi dan mengganggu fungsi normal sistem kekebalan tubuh. Ini akhirnya membuat tubuh menjadi lebih rentan sakit.
Hal ini terungkap dari penelitian yang dilakukan ahli dari Christina Lee Brown Envirome Institute, University of Louisville Amerika Serikat.
"Dalam penelitian kami, kami menggunakan ukuran panas alternatif yang dikaitkan dengan berbagai penanda peradangan dan respons imun dalam tubuh untuk menyelidiki efek jangka pendek dari paparan panas, sehingga menghasilkan gambaran yang lebih lengkap mengenai dampaknya terhadap kesehatan," kata penulis utama studi, Daniel W Riggs, PhD, dikutip dari American Heart Association, Rabu (15/10/2025).
Partisipan diminta mengunjungi lokasi penelitian di Louisville selama bulan-bulan musim panas untuk menjalani tes darah. Peneliti kemudian menganalisis darah tersebut untuk melihat berbagai penanda fungsi sistem kekebalan tubuh.
Data tersebut nantinya dikaitkan dengan berbagai penanda panas seperti kelembapan udara, kecepatan angin, hingga Universal Thermal Climate Index (UTCI), model fisiologi yang menilai tingkat kenyamanan fisik seseorang.
Hasilnya, untuk setiap kenaikan 5 derajat UTCI, terjadi peningkatan penanda utama peradangan monosit sebesar 4,2 persen, eosinofil sebesar 9,5 persen, sel natural killer T-cells sebesar 9,9 persen, dan TNF-alpha sebesar 7,0 persen dalam darah.
Selain itu, peneliti juga menemukan penurunan kadar sel B sebesar 6,8 persen. Ini merupakan sel kekebalan adaptif yang berfungsi mengingat virus dan kuman tertentu, serta menghasilkan antibodi untuk melawannya.
"Peserta penelitian kami hanya mengalami paparan suhu tinggi dalam waktu singkat pada hari pengambilan darah mereka. Namun, bahkan paparan singkat pun tampaknya dapat menyebabkan perubahan pada penanda imun," kata Riggs.
"Suhu dan kelembapan merupakan faktor lingkungan penting yang memengaruhi penyebaran penyakit menular lewat udara. Artinya, pada hari-hari terpanas di musim panas, orang bukan hanya berisiko mengalami paparan panas, tetapi juga bisa lebih rentan terhadap penyakit atau peradangan," sambungnya.
Oleh karena itu, peneliti menyarankan sebisa mungkin untuk mengurangi paparan panas berlebih di luar ruangan. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah mencari tempat teduh, memakai pakaian ringan dan bersirkulasi baik, serta konsumsi air dalam jumlah cukup.