TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Taman Kanak-kanak (TK) Islam Muslimah, Desa Jiken, Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora yang berada di bawah naungan Yayasan Jati Kusumo mendapatkan kucuran dana hibah Rp 600 juta dari APBD Blora tahun 2025.
Namun Sekretaris Yayasan Jati Kusumo Mochamad Muchklisin mengaku tidak tahu menahu soal hibah tersebut.
Berdasarkan proposal pengajuan hibah yang masuk di Dinas Pendidikan (Disdik) Blora, Ketua Yayasan Jati Kusumo dijabat oleh Abdul Hakim, yang juga merupakan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Blora.
Sedangkan sekretaris yayasan, Mochamad Muchklisin alias Cak Sin, adalah anggota DPRD Blora dari PKB.
Kemudian, Ketua Pembina Yayasan Jati Kusumo, adalah Abdullah Aminudin, yang juga anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dari PKB.
Ketua Yayasan Jati Kusumo, Abdul Hakim, menjelaskan bahwa hibah itu nantinya akan digunakan untuk pembangunan gedung ruang kelas baru TK Islam Muslimah Jiken.
"Untuk pembangunan dua lantai, dengan empat ruang kelas baru. Bangunan lama itu kan rumah kayu, rumah biasa, bukan bentuk kayak sekolahan. Nah ini mau dibangun agar seperti layaknya sekolahan," jelasnya saat dikonfirmasi Tribunjateng.com, via sambungan telepon, Kamis (16/10/2025) sore.
Lebih lanjut, Hakim menyebut peserta didik di TK Islam Muslimah Jiken, saat pengajuan hibah berjumlah 60 an anak.
"Waktu pengajuan dulu kelihatannya sekitar 64 anak, kalau enggak salah loh ya," terangnya.
Selain itu, Hakim turut menanggapi soal tidak dilibatkannya sekretaris yayasan dalam proses pengajuan dana hibah tersebut.
"Proposal itu kan yang membuat hanya dari ketua yayasan, Mas. Tidak ada (tidak ada tandatangan sekertaris -red), memang aturannya demikian, di Dinas Pendidikan mintanya hanya ketua saja," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pembina Yayasan Jati Kusumo, Abdullah Aminudin, mengatakan sebagai pembina yayasan telah mempercayakan hal teknis kepada pengurus yayasan yang telah ditunjuk.
"Saya itu kan jadi pembina beberapa yayasan. Secara teknis, operasional itu sudah menjadi tugas dari pengurus yayasan, hampir di seluruh struktur yayasan itu begitu."
"Ketika saya sudah membuat tanda tangan menunjuk seseorang menjadi ketua, maka dia tentunya bertanggung jawab atas segala regulasi pelaksanaan dan tata laksana organisasi yayasan," jelasnya.
Namun, saat dalam proses pelaksanaan ditemukan sesuatu yang menyimpang, sebagai ketua pembina yayasan, dirinya bakal bertindak.
"Kalau ada yang tidak benar, baru saya copot dari jabatannya," imbuhnya.
Saat ditanya apakah sebagai ketua pembina yayasan, dirinya mengetahui proses pengajuan hibah tersebut, Aminudin menjawabnya dengan enteng.
"Sekarang menjadi tahu. Nanti kan ada laporan-laporan setelah pelaksanaan, jadi kalau saya datang, tahu-tahu terus sekolahnya sudah bagus, beban saya kan turun, Mas."
"Saya enggak perlu mikir mencarikan (dana-red) agar sekolah itu biar bertahan. Jadi itu mekanisme hampir di seluruh yayasan ya begitu."
"Pembina itu kewajibannya kan menyediakan seluruh sarana dan prasarana yayasan. Tapi kalau sudah terbantu ya malah alhamdulillah toh," terangnya.
Aminudin bercerita saat awal-awal merintis TK Islam Muslimah, dirinya sebagai pembina yayasan sering mengeluarkan uang pribadi untuk gaji guru, seragam, dan lainnya.
"Dulu Mas, sebelum maju, yang mengeluarkan uang untuk gaji guru, seragam ya kita dari pembina, tapi alhamdulillah sekarang sudah mandiri sudah jalan," paparnya.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Yayasan Jati Kusumo, Mochamad Muchklisin (Cak Sin) tidak tahu menahu soal dana hibah tersebut.
Kendati demikian, pihaknya membenarkan bahwa dirinya merupakan Sekretaris Yayasan Jati Kusumo.
"Memang awal pendirian yayasan itu saya terlibat. Saya ditaruh di sekretaris gitu," terangnya, saat dikonfirmasi Tribunjateng.com via sambungan telepon, Kamis (16/10/2025).
Lebih lanjut, Cak Sin, menyebut saat pendirian TK Islam Muslimah tersebut masih sempat dilibatkan.
Namun sejak 2019, dirinya sudah tidak pernah dilibatkan lagi dalam aktivitas yayasan tersebut.
"Mulai kisaran tahun 2019 itu, saya sudah enggak terlibat apapun. Enggak pernah ada undangan rapat juga, enggak pernah ada apa-apa, jadi saya memang enggak tahu," terangnya.
Oleh karena itu, saat ditanya terkait adanya hibah untuk pembangunan ruang kelas baru TK Islam Muslimah Jiken, sebesar Rp 600 juta itu, Cak Sin menyatakan tidak tahu sama sekali.
Bahkan Cak Sin tidak merasa terlibat dalam pengajuan proposal dana hibah tersebut.
"Enggak tahu saya, Mas. Apakah ada tanda tangan saya atau tidak? Saya juga enggak tahu. Seingat saya nggak (tidak pernah tandatangan-red). Saya enggak pernah lihat ada pengajuan atau proposal,"
"Nak gak ngerti kon jawab piye rak tetep gak ngerti. (Kalau nggak tahu diminta jawab seperti apa ya tetap nggak ngerti-red)," tuturnya.
Sementara itu, diketahui TK Islam Muslimah Jiken pada tahun 2025, mendapatkan hibah Rp 600 juta, untuk pembangunan gedung ruang kelas baru.
Dana hibah itu, merupakan yang paling besar dibandingkan belasan TK sederajat di Blora yang juga mendapatkan hibah pada anggaran 2025.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Blora, total ada 15 TK sederajat yang mendapatkan dana hibah.
Sebelumnya diberitakan, Taman Kanak-kanak (TK) Islam Muslimah, Desa Jiken, Kecamatan Jiken, mendapatkan kucuran dana hibah Rp 600 juta pada anggaran tahun 2025.
Kepala Bidang (Kabid) Sarana Prasarana (Sarpras) Disdik Blora, Sandy Tresna Hadi, menjelaskan dana hibah yang digelontorkan itu rencananya akan digunakan untuk pembangunan ruang kelas baru.
Sandy mengatakan berdasarkan data yang dilampirkan pada proposal pengajuan hibah, TK Islam Muslimah pada 2024/2025 memiliki peserta didik 61 anak.
"Ya TK Islam Muslimah Jiken tahun ini mendapatkan dana hibah sebesar Rp 600 juta, yang penggunaannya untuk pembangunan ruang kelas baru."
"Targetnya untuk membangun empat ruang kelas baru. Melihat proposal yang sebelumnya diajukan, ini nanti ruang kelas itu dibangun dua lantai."
"Jadi dua ruang di bawah, dan dua ruang di atas. Ukurannya sesuai dengan gambar perencanaan, satu ruang ukuran 5 meter x 6 meter. Jadi kalau dua ruang itu 5 meter x 12 meter, ditambah selasar 1,5 meter."
"Kemudian ada pendukungnya tangga dan kamar mandi dua bilik. Itu kalau lihat gambar perencanaannya ya," terangnya, saat ditemui di kantornya, Selasa (14/10/2025).
Lebih lanjut, Sandy menyampaikan untuk mendapatkan hibah tersebut, tetap melalui proses pengajuan proposal.
"Kalau hibah itu memang prosesnya pengusulan, pengusulan dari masyarakat, dari yayasan atau lembaga. Mengusulkannya 1 tahun sebelum tahun anggaran berjalan."
"Jadi hibah 2025 adalah pengusulan di tahun 2024. Jadi pengusulan itu harus masuk di dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun berikutnya. Pengusulannya bentuknya proposal," terangnya.
Setelah proposal diusulkan, Dinas Pendidikan menindaklanjutinya dengan mengkaji, baik dari kelengkapan, kesesuaian administrasi, hingga peninjauan ke lapangan langsung.
"Kalau memang layak ya kita berikan rekomendasi bahwa proposal ini layak untuk dibantu. Tetapi untuk anggarannya ya kita melihat proposal disesuaikan. Artinya kalau memang untuk membangun empat ruang kelas, dua lantai ya kami kira itu memang membutuhkan anggaran segitu, kemudian kita rekomendasikan segitu."
"Tapi untuk persetujuannya kembali lagi, harus melalui Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan DPRD. Karena persetujuan APBD adalah antara TAPD dengan DPRD. Keputusannya ada di sana," jelasnya.
Sandy menyampaikan untuk saat ini, belum proses pembangunan, sebab masih dalam proses pencarian dana hibah. Kendati demikian, untuk pelaksanaan pembangunan nanti ditargetkan 31 Desember 2025, pembangunan harus sudah selesai.
"Anggarannya kan belum cair ini, masih proses. Kita mencairkan kalau bisa serentak gitu, semua yang dapat hibah kita cairkan. Tapi nanti kita lihat kondisinya. Kalau memang tidak memungkinkan serentak ya yang siap dulu kakan kita cairkan."
"Nah, karena ini pekerjaan swakelola, artinya uang itu diberikan dulu ke penerima dihitung setelah uang masuk di rekening penerima, dengan batas akhirnya tetap 31 Desember 2025 pekerjaan harus sudah selesai," jelasnya.
Dalam pelaksanaannya, Dinas Pendidikan bakal terus melakukan monitoring secara berkala pengerjaan pembangunan gedung baru untuk ruang kelas TK Islam Muslimah tersebut.
"Tentunya akan kita pantau terus, kita monitor. Jadi secara berkala kita akan melakukan monitoring ke lapangan," terangnya.
Pihaknya berharap dengan bantuan dana hibah tersebut, TK Islam Muslimah bisa lebih maju, baik dari sisi kuantitas peserta didiknya, hingga prestasinya.
"Ya, harapannya tentu kita berharap sekolah yang dapat bantuan hibah ini seberapapun anggaran yang didapat itu bisa dimaksimalkan lah. Pelaksanaannya harus sesuai dengan standar-standar teknis yang yang ditentukan."
"Kemudian ketika nanti sudah bisa terbangun atau terlaksana ya bisa dimaksimalkan juga pemanfaatannya. Kalau memang ini digunakan untuk ruang kelas baru, harapan kita ya siswanya bisa nambah lebih banyak lagi."
"Kemudian juga prestasi siswa juga lebih meningkat lagi artinya dengan sarpras yang lebih baik bisa menambah prestasi siswanya gitu," paparnya.(Iqs)