Kilang Balongan Bakal Uji Coba Produksi Avtur dari Minyak Jelantah Maret 2026
kumparanBISNIS October 18, 2025 01:00 PM
Refinery Unit (RU) VI PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) atau Kilang Balongan menargetkan uji coba produksi bioavtur (Sustainable Aviation Fuel/SAF) berbahan minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO) pada Maret 2026.
Ini menyusul keberhasilan RU IV Cilacap yang sudah lebih dulu memproduksi avtur dari minyak jelantah. Kilang Cilacap bahkan sudah memasok SAF untuk penerbangan Pelita Air rute Jakarta-Denpasar mulai pertengahan Agustus 2025.
Manager Engineering & Development Kilang Balongan, Hadi Siswanto, mengatakan pengembangan SAF sudah dimulai sekitar tahun 2020-2022. Awalnya, kajian berupa campuran avtur dengan produk turunan kelapa sawit, Refined, Bleached, and Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO) sebanyak 3 persen.
Kemudian pada tahun 2023, Kilang Balongan melakukan revamping atau modifikasi sehingga produksi diesel dan avtur menggunakan katalis yang lebih baik. Kajian campuran avtur dengan minyak jelantah dari Kilang Cilacap pun dibawa ke Kilang Balongan.
"Jadi kan 2022 akhir itu baru kita uji coba dengan RBD PKO berhasil. Baru belakangan sebelum saya pindah ke sini (Balongan) itu dilaksanakan uji coba use cooking oil. Alhamdulillah juga berhasil. Nah di sini nanti coba konfigurasi," jelasnya saat berbincang dengan media di Kilang Balongan, Jumat (17/10).
Adapun total kapasitas input Kilang Balongan sebesar 150 Million Barrel Steam Day (MBSD). Produksi avtur dengan campuran minyak jelantah akan dilakukan pada unit Kero-HTU dengan kapasitas 15 MBSD.
Perbesar
Refinery Unit (RU) VI atau Kilang Balongan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Foto: Dok. KPI
"Rencana untuk SAF itu kita lakukan di Kero-HTU. Kapasitasnya nanti di RU VI Balongan kurang lebih sekitar 10 ribu barel per hari. Avturnya itu 95 persen produknya dari 10, jadi 9,5 (ribu barel per hari), 5 persennya menjadi gas sama menjadi nafta," ungkap Hadi.
Hadi menjelaskan, saat ini tim Kilang Balongan masih tengah melakukan studi detail engineering, hingga targetnya memasuki tahap konstruksi pada Januari 2026.
"Dan target uji cobanya di bulan, kalau enggak Maret ya April," kata Hadi.
Dia menyebutkan target investasi produksi SAF di Kilang Balongan tidak besar, hanya sekitar Rp 2 miliar untuk penambahan pipa dan vessel, melihat praktik di Kilang Cilacap hanya menggunakan biaya operasional yang ada.
"Sekitar enggak sampai Rp 2 miliar. Nanti kita beli vesselnya sudah jadi, tinggal ditaruh. Kemudian teman-teman nanti menyiapkan pondasi sudah selesai untuk piping. (Tidak besar) kalau dibandingkan dengan pembangunan baru," ungkapnya.
Sebelumnya, Pertamina bersiap melaksanakan ekspansi dan replikasi proyek Used Cooking Oil to Sustainable Aviation Fuel (USAF) atau avtur berbahan minyak jelantah yang saat ini telah dikembangkan di Kilang Cilacap, akan juga dikembangkan di Kilang Dumai dan Kilang Balongan.
Untuk menandai komitmen untuk replikasi tersebut, dilakukan penandatanganan komitmen pengembangan Project USAF Pertamina yang digelar di di Grha Pertamina, Jakarta, Senin (26/5).
Project USAF diperkuat dengan lahirnya Peraturan Menteri ESDM nomor 4 Tahun 2025 dan selaras dengan roadmap dari Kemenko Marves yang akan mendorong implementasi SAF lebih cepat dari rencana awal, yaitu dari tahun 2027 menjadi 2026.
Perbesar
Refinery Unit (RU) VI atau Kilang Balongan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Foto: Dok. KPI
Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman mengatakan, melalui project ini, KPI akan mengolah minyak jelantah menjadi avtur, kemudian PT Pertamina Patra Niaga akan membuka peluang bisnisnya agar USAF dapat digunakan secara luas dan komersil.
“Sebagai bagian dari Pertamina Group, KPI memiliki mandat besar dalam mendukung agenda tersebut. Project USAF ini adalah bukti nyata bahwa kami berkomitmen untuk tidak hanya menjaga ketahanan energi nasional, tetapi juga mengembangkan portofolio energi rendah karbon yang berkelanjutan,” ujar Taufik.
Jejak pengembangan SAF di Pertamina, khususnya KPI, telah dimulai sejak 2020. Ketika itu KPI, melalui Kilang Cilacap, berhasil memproduksi Bioavtur J2.4 dari Palm Kernel Oil. Setahun kemudian, produk tersebut digunakan dalam penerbangan uji coba dengan pesawat CN-235.
Serangkaian aktivitas dilaksanakan antara lain pengembangan teknologi katalis bersama Pertamina Technology Innovation, manufacturing katalis oleh PT Katalis Sinergi Indonesia, melakukan sertifikasi sustainability ISCC EU dan CORSIA.