Bejat! 6 Pelajar SMP di Karawang Perkosa Seorang Teman Perempuan Mereka Secara Bergilir!
Sumatra Zone October 19, 2025 10:45 AM
Kewibawaan dunia pendidikan kembali kembali cemar ulah perilaku bejat sekelompok pelajar sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Mereka diduga telah melakukan tindakan pemerkosaan terhadap teman perempuan mereka sendiri secara bergiliran.

Kasus ini bukan hanya menggemparkan masyarakat, tapi juga menimbulkan pertanyaan besar: ke mana arah moral anak-anak bangsa jika di usia belasan tahun sudah tega memperlakukan temannya sekeji itu?

Ajakan Berujung Petaka

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Karawang, Ipda Rita Zahara, mengungkapkan bahwa kejadian tragis itu bermula pada Sabtu (11/10/2025), ketika korban menerima ajakan dari salah satu teman laki-lakinya untuk datang ke rumah rekannya di sebuah kawasan di Karawang. Tidak ada yang mencurigakan. Hubungan mereka selama ini biasa saja, layaknya teman sekolah yang sering berinteraksi.

Namun siapa sangka, ajakan yang awalnya terdengar ringan dan penuh keakraban itu justru menjadi awal dari mimpi buruk yang menghancurkan hidup korban.

“Awalnya mereka hanya ngobrol biasa, bercanda seperti teman-teman seusia mereka. Tapi kemudian, situasi berubah,” ungkap Rita dengan nada serius saat dikonfirmasi awak media, Sabtu (18/10/2025).

Detik-Detik Mengerikan Dalam Kamar

Salah satu pelaku tiba-tiba mengajak korban masuk ke kamar. Korban sempat ragu, tapi akhirnya menuruti. Begitu pintu tertutup, suasana berubah drastis.

Pelaku pertama langsung bertindak kasar. Korban berusaha melawan, namun tidak berdaya. Tak lama, pelaku lain menyusul masuk. Pemerkosaan pun terjadi secara bergiliran.

Rita membenarkan bahwa aksi itu dilakukan oleh enam siswa SMP, semuanya masih di bawah umur.

“Ya begitu, digilir. Mereka melakukan secara bergantian,” ujarnya tegas.

4 Ditangkap, 2 Masih Buron

Polres Karawang bergerak cepat setelah laporan diterima. Dari enam pelaku, empat sudah berhasil diamankan, sementara dua lainnya masih dalam pengejaran.

“Sudah diamankan empat, dua masih DPO (daftar pencarian orang),” kata Rita.

Polisi juga menepis kabar bahwa para pelaku sempat berpesta minuman keras sebelum kejadian.

“Enggak ada kok (pesta miras). Kami sudah periksa dan pastikan tidak ada indikasi itu,” tegasnya.

Rita memastikan proses pemeriksaan dilakukan dengan prosedur khusus, mengingat para pelaku masih berstatus anak di bawah umur.

“Prosedur pemeriksaan dilakukan sesuai standar yang berlaku untuk pelaku anak,” jelasnya.

Berkas Sudah Dikirim ke Kejaksaan

Meski para pelaku masih berusia belasan tahun, polisi memastikan proses hukum tetap berjalan. Saat ini, berkas perkara telah dikirim ke Kejaksaan Negeri Karawang untuk ditindaklanjuti.

“Berkas juga sudah kami limpahkan ke kejaksaan,” tutur Rita.

Publik Bereaksi!

Kasus ini langsung menyulut gelombang kemarahan publik, terutama para orang tua dan pegiat perlindungan anak.

Bagaimana mungkin, di usia yang seharusnya masih polos dan belajar, para siswa itu justru terlibat dalam tindakan yang begitu keji?

Banyak pihak menilai, kasus ini menjadi alarm keras bagi dunia pendidikan dan keluarga. Pengawasan terhadap anak-anak  terutama di era media sosial dan pergaulan bebas kini menjadi tanggung jawab bersama.

“Anak-anak sekarang terlalu cepat dewasa dalam hal yang salah. Mereka paham soal hal-hal yang seharusnya belum mereka sentuh,” ujar salah satu pemerhati anak di Karawang yang enggan disebutkan namanya.

Jeritan untuk Keadilan

Sementara itu, korban kini masih dalam pendampingan pihak berwenang. Kondisi psikologisnya dikabarkan sangat terguncang. Ia tak hanya kehilangan rasa aman, tapi juga kepercayaan pada lingkungan sekolah dan teman-temannya sendiri.

Kasus ini menjadi cermin buram dari krisis moral di kalangan remaja, sekaligus cambuk bagi semua pihak bahwa pendidikan tanpa pengawasan moral dan karakter hanya melahirkan kehancuran.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.