Grid.ID - Aktor Aditya Zoni menanggapi kabar bahwa keluarganya sudah muak dan tidak peduli lagi dengan sang kakak, Ammar Zoni, di tengah kasus dugaan peredaran narkoba di Rutan Salemba.
Sebagai seorang adik, Adit membantah keras kabar tersebut. Ia memastikan bahwa dia dan keluarga akan selalu berada di sisi Ammar.
"Kalau misalkan kemarin ada beberapa omongan-omongan dari kabar burung yang bilang keluarganya sudah muak, saya sudah pusing, saya enggak peduli, itu saya bisa jamin 100% itu tidak benar," tegas Aditya Zoni di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Adit memastikan bahwa dukungan keluarga untuk Ammar tidak akan pernah surut, terlepas dari kesalahan yang telah diperbuatnya. Baginya, ikatan darah adalah segalanya.
"Sampai saat ini, tetaplah, mau bagaimana pun Bang Ammar, dia abang saya dan saya akan dukung dia mau gimana pun juga," lanjutnya.
Adit bahkan menunjukkan kepeduliannya dengan langsung mendatangi Lapas Cipinang setelah mendengar kabar pemindahan Ammar ke Lapas Nusakambangan.
"Saya itu yang kaget itu tahunya di media. Kenapa enggak keluarganya dulu dikasih tahu gitu kan. Terus saya samperin lah ke Lapas," ungkapnya.
Lebih jauh, Adit juga meyakini bahwa kakaknya bukanlah seorang pengedar narkoba. Ia melihat Ammar sebagai korban dari sistem yang salah dan pergaulan yang kurang baik.
"Saya yakin abang saya bukan orang seperti itu. 100% Bang Ammar bukan pengedar, Bang Ammar bukan yang diterangkan oleh media. Bukan. Tapi Bang Ammar adalah korban," tutupnya.
Diketahui, Ammar Zoni diduga terlibat kasus peredaran narkotika ketika menjalani masa tahanan di Rutan Salemba, Jakarta Pusat. Ini merupakan keempat kalinya Ammar tersandung kasus narkoba
Dalam keterangan resmi Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat di Instagram, Rabu (8/10/2025) disebutkan bahwa tersangka MAA alias AZ (Ammar Zoni) terlibat jaringan peredaran narkotika jenis sabu dan ganja sintetis (sinte) di dalam Rutan Salemba.
Pada Kamis (16/10/2025) dini hari, Ammar Zoni dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Keamanan Super Maksimal Karanganyar, Nusakambangan.
Ayah dua anak tersebut ditempatkan di dalam sel khusus dengan sistem one man one cell (satu orang satu sel) sebagai narapidana berisiko tinggi (high risk).