TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR – Sebuah bangunan joglo berukuran 8 x10 meter persegi roboh menimpa anak-anak yang sedang mengikuti Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) di Desa Wonosari, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Sabtu (18/10/2025) pukul 18.40.
Sebanyak 14 anak dan ustazah terluka dalam kejadian tersebut, tujuh di antaranya saat ini masih dirawat di RS dr Oen, Solo.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Hendro Prayitno mengungkapkan, pada sekitar pukul 18.30, terjadi angin kencang di kawasan Gondangrejo dan menyebabkan sejumlah kerusakan.
"Tadi pukul 18.30 terjadi angin kencang khususnya Kecamatan Gondangrejo mengakibatkan beberapa pohon rusak, dan salah satu Joglo tempat mengaji santri di Desa Wonosari roboh," ujar Hendro, pada Sabtu malam.
Hendro mengungkapkan, korban rata-rata masih berusia anak-anak.
Mereka tertimpa atap dan mengalami luka pada bagian kepala, serta lecet pada bagian tangan dan kaki.
“Oleh karena ini TPA, berarti (korban rata-rata) anak-anak. Saat ngaji, kepala ada yang kejatuhan gendeng, lecet-lecet di tangan dan kaki," ucapnya.
Dia mengatakan, berdasarkan data dari BPBD tercatat ada 14 santri yang tertimpa bangunan joglo itu.
Seluruh santri sudah mendapatkan perawatan medis.
Sebanyak 7 santri harus menjalani perawatan di Rumah Sakit dr Oen Kandangsapi, Kecamatan Jebres, Kota Solo.
"Korban sementara data kami ada 14 orang, semuanya baru didata. Beberapa yang tertimpa masuk rumah sakit," kata Hendro.
“Mereka yang menjalani rawat inap di rumah sakit memiliki kartu BPJS yang aktif sehingga biaya pengobatan tercover oleh BPJS,” imbuhnya.
Waktu isya
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Desa Wonosari, Didik Sutarto menceritakan, setiap hari rumah joglo tersebut digunakan untuk mengaji.
Rumah joglo tersebut berada di tengah pemukiman warga.
"Memang kegiatan di rumah joglo itu dipakai untuk mengaji setiap habis magrib sampai isya," kata Didik kepada Tribun Jateng, Minggu (19/10/2025).
Pada saat azan isya berkumandang, pada Sabtu malam, tiba-tiba ada angin kencang. Saat itu, anak-anak hendak salat isya.
Namun, karena ada angin kencang, Ustaz Paimin yang sedang mengajar meminta anak-anak berkumpul di tengah ruangan.
"Setelah anak-anak berkumpul, rumah joglo tersebut langsung ambruk," ujar Didik. (Woro Seto)