Tak Sengaja Unggah Tiket di Medsos, Penerbangan Wanita Ini Dibatalkan Orang Lain
kumparanTRAVEL October 20, 2025 11:40 PM
Antusiasme membagikan momen liburan di media sosial bisa jadi bumerang. Seorang wanita asal Irlandia yang tinggal di Australia, Melissa Doherty, harus menelan pil pahit setelah penerbangannya dibatalkan oleh orang asing, hanya karena ia tanpa sengaja membagikan nomor pemesanan tiketnya (kode booking) secara online.
Dilansir travel.nine.com.au, dalam TikTok-nya, Doherty menceritakan bagaimana liburan impiannya dari Cairns menuju Singapura harus berakhir sebelum dimulai. Ia mengaku sangat bersemangat hingga memposting video tentang perjalanannya, namun tanpa disadari, nomor booking dan nama belakangnya terlihat jelas di video tersebut.
“Aku tidak pernah menyangka hal seperti ini bisa terjadi. Aku hanya ingin berbagi rasa senang, tidak berpikir ada orang yang akan memanfaatkannya,” ujarnya.
Ilustrasi boarding pass Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi boarding pass Foto: Shutterstock
Sayangnya, informasi sederhana seperti kode pemesanan (booking reference) dan nama lengkap sudah cukup bagi seseorang untuk masuk ke sistem pemesanan maskapai dan bahkan membatalkan penerbangan tersebut. Itulah yang terjadi padanya.
“Seseorang yang sangat iri hati membatalkan penerbanganku. Aku tidak percaya ada orang yang bisa sejahat itu,” tambahnya.
Doherty mengaku menyesal, apalagi ia bukanlah influencer besar dan hanya memiliki beberapa ribu pengikut. Namun insiden itu menjadi peringatan penting bagi para pelancong modern, terutama di era ketika hampir setiap momen perjalanan ingin diabadikan dan dibagikan.

Bahaya Unggah Boarding Pass di Media Sosial

Ilustrasi perempuan traveling memegang boarding pass. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan traveling memegang boarding pass. Foto: Shutterstock
Para ahli keamanan perjalanan menegaskan bahwa membagikan detail penerbangan atau foto boarding pass di media sosial bisa sangat berbahaya.
Barcode di boarding pass dapat berisi data sensitif seperti nomor frequent flyer, informasi kontak, bahkan nomor paspor. Dengan data itu, pelaku bisa mengakses akun maskapai, mencuri poin miles, atau membuat perubahan pada pemesanan.
Pakar perjalanan Eunice dari Theory of Simple mengingatkan traveler agar selalu berhati-hati.
“Ada banyak orang di luar sana yang bisa memanfaatkan data itu untuk membuat hidup Anda sangat merepotkann" katanya.
Mantan PM Australia Tony Abbot. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Mantan PM Australia Tony Abbot. Foto: Shutterstock
Kasus serupa pernah menimpa mantan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, pada tahun 2020. Dari foto boarding pass yang ia unggah, seseorang berhasil menemukan nomor paspor dan nomor telepon pribadinya.
Selain boarding pass, membagikan lokasi secara real-time juga berisiko tinggi. Pakar keamanan siber Trevor Cooke dari EarthWeb menyarankan wisatawan untuk menunda unggahan hingga mereka sudah meninggalkan tempat tersebut.
“Jika ingin berbagi lokasi liburan, lakukan setelah Anda berpindah tempat atau sudah pulang ke rumah. Anda tetap bisa bercerita tanpa mengorbankan keamanan,” katanya.
Bahkan unggahan sederhana seperti “Liburan dua minggu ke Bali!” bisa menjadi informasi berharga bagi pelaku kriminal, mereka tahu rumahmu kosong dan berapa lama kamu pergi.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.