Laporan Wartawan Serambi Indonesia Sara Masroni | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Kadiskop UKM) Aceh, Aswar R Paya MAP menyebutkan, saat ini Aceh sudah 6.497 Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang berbadan hukum.
Meski demikian, ini butuh pembinaan mengingat walau sudah dibentuk secara administrasi, namun belum jalan seluruhnya. Dikatakan, per 18 Oktober 2025 saja baru 3.100 KDPM yang sudah mengakses Sistem Informasi Koperasi Desa (SIMKOPDES), akun wajib khususnya untuk transaksi.
Di sisi lain, yang sudah jalan punya gerai baru 124 gerai. Kemudian yang sudah mengakses proposal pembiayaan itu di bawah 50 koperasi. “Artinya masih punya PR yang berat bagaimana kita menghidupkan Koperasi Desa Merah Putih, tetapi insya Allah dengan tekad bersama, apalagi semua stakeholder siap memback-up KDMP di Aceh,” ucap Aswar dalam Talkshow Interaktif bertajuk Mengelola Bisnis Koperasi, dipandu host Tieya Andalusia yang tayang di YouTube dan Radio Serambi FM, Banda Aceh, Senin (20/10/2025).
Plh Kadiskop UKM Aceh itu menegaskan, tujuan koperasi itu bagaimana mendekatkan distribusi, kemudian menciptakan perputaran ekonomi daerah lewat kelembagaan usaha yang ada koperasi. “Sama dengan lembaga bisnis untuk kesejahteraan, namun dengan pendekatan ekonomi sosialis,” tambahnya.
Sementara Kepala Pusat Koperasi Kartika Iskandar Muda, Kolonel Inf Hari Wibowo SH MIKom memaparkan bagaimana koperasi ini tidak hanya memberikan kesejahteraan terhadap anggota TNI saja, namun warga sipil di sekitar, termasuk membantu mengendalikan inflasi.
Dia bercerita, Pusat Koperasi Kartika Iskandar Muda kini memiliki sejumlah bisnis yang berjalan seperti simpan pinjam, travel, penyalur gas 5 kg di Banda Aceh dan Aceh Utara, toko grosir untuk membantu primer-primer koperasi agar mendapatkan barang yang murah.
Pihaknya juga mendirikan anak perusahaan distributor untuk Minyak Kita dan beras, bermitra dengan Bulog. Dikatakan, dalam hal ini selain tugas bisnis, fungsi sosial juga dapat dijalankan. “Dengan adanya kami hadir untuk bersama-sama, harga bisa dikendalikan. Artinya kami juga membantu pengendalian inflasi melalui salah satu usaha kami,” tambahnya.
Pusat Koperasi Kartika Iskandar Muda juga terlibat di dapur Makan Bergizi Gratis (MBG), menyerap tenaga kerja sebanyak 50 orang di sekitar Neusu, semuanya warga sipil termasuk masyarakat yang terpinggirkan seperti difabel, yang terpenting bisa bekerja seperti bagian nyapu.
Kapuskop Kartika Iskandar Muda itu juga menjelaskan, ini merupakan koperasi sekunder, anggotanya primer-primer koperasi dari satuan-satuan Angkatan Darat yang ada di Aceh. “Kami memiliki anggota sebanyak 51 primer koperasi pada saat ini, ke depan mungkin akan bertambah,” pungkasnya.(*)