Menekraf Teuku Riefky Ungkap Prioritas di FCE 2025: Fashion, Kuliner, Kriya Paling Menjanjikan
Dodi Esvandi October 21, 2025 01:31 PM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Fashion, kuliner, dan kriya menjadi tiga subsektor ekonomi kreatif yang dinilai paling menjanjikan oleh Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya. 

Ketiganya disebut memiliki kontribusi signifikan terhadap tenaga kerja, ekspor, dan investasi nasional.

“Jadi yang pertama adalah fashion, kuliner, kriya karena sumbangannya terhadap tenaga kerja, terhadap ekspor dan investasi cukup tinggi,” ujar Riefky saat membuka acara Friends of Creative Economy 2025 (FCE 2025) di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (21/10/2025).

Selain tiga subsektor utama tersebut, pemerintah juga menyoroti empat subsektor lain yang dinilai strategis untuk terus didorong: games, aplikasi, film (termasuk animasi), dan musik.

“Games, aplikasi, film termasuk film animasi dan musik. Jadi itu tujuh subsektor yang sangat memengaruhi perkembangan industri kreatif ekonomi di Indonesia,” tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Riefky juga menyampaikan antusiasme atas terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah World Conference Creative Economy 2026 (WCCF 2026). 

Menurutnya, FCE 2025 merupakan bagian dari rangkaian menuju konferensi tersebut, dengan fokus pada masa depan ekonomi kreatif global.

“Terutama sumbangannya juga terhadap ekonomi dunia, lapangan pekerjaan yang terbuka dari sektor ekonomi kreatif, dan kemudian juga ekspor dan impor antar negara dari sektor ekonomi kreatif,” kata Riefky.

Ia menegaskan bahwa Indonesia membawa misi agar ekonomi kreatif berkontribusi pada empat aspek utama: pertumbuhan PDB, nilai ekspor, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan investasi.

“Satu, kaitannya terhadap pertumbuhan PDB dari sektor ekonomi kreatif. Yang kedua adalah nilai ekspor dari sektor ekonomi kreatif, kemudian tenaga kerja sektor ekonomi kreatif, dan investasi dari sektor ekonomi kreatif,” jelasnya.

FCE 2025 dihadiri oleh perwakilan dari 51 negara, baik secara langsung maupun daring, dengan total peserta mencapai 400 orang. 

Riefky juga mengingatkan bahwa WCCF merupakan inisiatif Indonesia yang pertama kali digelar di Bali pada 2018, lalu berlanjut ke Dubai (2020), kembali ke Bali (2022), dan terakhir di Uzbekistan (2024).

“WCCF ini inisiasi dari Indonesia, dari pemerintah Indonesia,” tutupnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.