Poin penting:
TRIBUNJATIM.COM, PROBOLINGGO – Sebagai upaya menumbuhkan rasa cinta terhadap seni budaya yang berbasis potensi lokal desa, PT Paiton Energy (Paiton Energy) dan PT Paiton Operation & Maintenance Indonesia (POMI) berkolaborasi dengan Pemkab Probolinggo menggelar Festival Tari Rangkarang, berupa lomba kreasi tarian khas pesisir Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.
Tari Rangkarang, atau dalam bahasa Indonesia adalah mencari kerang, merupakan tarian warisan budaya dari Pesisir Probolinggo, yang diciptakan oleh Ustadz Saifullah warga asli Desa Randutatah, Kecamatan Paiton.
Tarian ini perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Islam yang sering disebut budaya Pandhalungan.
Tari Rangkarang dipentaskan dalam acara formal sebagai tarian selamat datang untuk menyambut para tamu yang hadir.
Gerakan dan lirik tarian ini sebagai pewujudan bentuk syukur masyarakat pesisir atas limpahan rezeki laut, dan kewajiban untuk menjaga kekayaan alam tersebut.
Makna yang sangat mendalam dari Tari Rangkarang dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat tersebut mendorong Paiton Energy dan POMI melalui Program Paiton bErsiNERGY mendukung penuh dedikasi pemerintah Desa Randutatah melestarikan seni budaya lokal.
Hal ini diwujudkan dengan menggelar Festival Tari Rangkarang di kawasan wisata Greenthing Beach, Desa Randutatah, Kabupaten Probolinggo, pada akhir pekan lalu (18/10/2025).
Head of External Relations PT Paiton Energy Bambang Jiwantoro mengatakan dukungan terhadap festival ini merupakan bentuk semangat dan aksi nyata dalam melestarikan seni budaya yang dipadukan dengan ajakan untuk menjaga lingkungan.
“Kami percaya pelestarian budaya harus berjalan beriringan dengan pembangunan sosial ekonomi masyarakat. Melalui Festival Tari Rangkarang, kami ingin mendorong munculnya ruang-ruang ekspresi baru bagi generasi muda, agar seni dan tradisi pesisir dapat terus hidup dan berkembang,” kata Bambang, dalam keterangan tertulis, Rabu (22/10/2025).
Sementara itu, menurut Human Capital Facilities and Community Manager PT POMI Rochman Hidayat, kegiatan ini merupakan wujud nyata sinergi antara Perusahaan dan komunitas desa dalam mengangkat potensi lokal.
“Festival ini tidak hanya menjadi ajang kreativitas, tetapi juga sarana pemberdayaan masyarakat berbasis seni dan budaya. Kami berharap kegiatan ini bisa berlanjut menjadi agenda tahunan dan menjadi bagian dari promosi wisata pesisir di Probolinggo,” kata Rochman.
Kepala Desa Randutatah Suham memberikan apresiasi atas dukungan Paiton Energy–POMI terhadap inisiatif pelestarian budaya di wilayahnya.
“Tari Rangkarang lahir dari kolaborasi antara pemerintah desa dan Paiton Energy–POMI. Melalui festival ini, kami ingin menjaring ide dan kreativitas anak muda agar gerakan tari khas pesisir benar-benar merepresentasikan semangat masyarakat Randutatah,” kata Suham.
Bagi Paiton Energy dan POMI, Festival Tari Rangkarang bentuk dukungan dan aksi nyata terhadap pelestarian budaya lokal, memperkuat identitas masyarakat pesisir, serta menumbuhkan kebanggaan daerah, serta menyosialisasikan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan melalui seni dan tradisi.
Dalam pengelolaan lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat (ESG), Paiton Energy–POMI melalui Paiton bErsiNERGY menerapkan konsep Pentahelix, yaitu sinergi dan kolaborasi yang melibatkan lima komponen penting: pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media.
Kelima unsur ini secara konsisten dilibatkan dalam setiap program ESG yang diselenggarakan oleh Paiton Energy.
PT Paiton Energy – POMI telah melaksanakan program CSR sejak tahun 2000 yang dirancang setiap tahun, dan dipantau oleh Komite Pengembangan Masyarakat.
Program dikategorikan dalam tiga fokus yaitu mendukung keberlanjutan Perusahaan (pembangkit), keberlanjutan sosial ekonomi, serta keberlanjutan energi dan lingkungan.