TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Pekalongan berkomitmen menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang siap menjawab tantangan industri modern.
Melalui Program Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2025 Angkatan II, BLK Kota Pekalongan menghadirkan pelatihan berbasis listrik industri untuk mencetak teknisi andal yang siap bersaing di dunia kerja, terutama di kawasan industri seperti Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).
Instruktur Jurusan Listrik BLK Kota Pekalongan, Dunung Aji Praseno menjelaskan, pelatihan tahun ini difokuskan pada sistem kelistrikan industri yang lebih kompleks dan aplikatif.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya Pemkot Pekalongan agar lulusan BLK dapat langsung terserap oleh dunia kerja.
"Banyak perusahaan baru tumbuh di KITB dan mereka membutuhkan teknisi handal. Karena itu, pelatihan kami geser ke listrik industri agar lulusan bisa langsung menjawab tantangan kerja," ujarnya, Rabu (22/10/2025).
Dunung memaparkan, jika pelatihan sebelumnya lebih menekankan pada instalasi rumah tangga seperti lampu, saklar, dan stop kontak, kini peserta diajarkan sistem kelistrikan yang mencakup kontrol mesin, otomatisasi, serta efisiensi operasional.
"Di sektor industri, teknisi dituntut mampu mengendalikan sistem dan program mesin."
"Satu orang bisa meng-handle beberapa mesin sekaligus, sehingga lebih efisien dibanding operator biasa," jelasnya.
Peserta pelatihan pada angkatan ini berasal dari latar belakang beragam dan sebagian besar pemula. Namun, semangat belajar mereka dinilai sangat tinggi karena berharap dapat segera bekerja setelah menyelesaikan pelatihan.
"Antusiasme mereka luar biasa. Saat wawancara, rata-rata peserta menyampaikan keinginan kuat untuk segera bekerja setelah lulus," tutur Dunung.
Tahun ini menjadi langkah maju bagi BLK Kota Pekalongan. Untuk pertama kalinya, pelatihan listrik industri dilengkapi dengan materi Programmable Logic Controller (PLC), teknologi utama dalam sistem otomasi pabrik modern.
"Ini adalah angkatan pertama yang menggunakan PLC. Di Jawa Tengah, pelatihan dengan PLC hanya ada di BLK Kota Pekalongan dan BLK Cilacap milik provinsi."
"Ini bentuk dukungan nyata dari Pemkot Pekalongan, terhadap peningkatan kualitas SDM," ungkapnya.
Transformasi materi pelatihan tersebut menuntut, penyesuaian metode belajar dan peningkatan kompetensi instruktur agar sesuai kebutuhan industri terkini.
"Kami lihat dulu kebutuhan industrinya apa, baru kami sesuaikan. Tujuannya, ketika peserta masuk perusahaan nanti, mereka tidak bingung dan bisa langsung matching dengan sistem yang digunakan," tandasnya.
Pelatihan berlangsung intensif selama 30 hari, dengan porsi praktik yang dominan. Setelah lulus, peserta akan diarahkan untuk mengikuti program magang industri guna mengasah kemampuan dan memperluas peluang kerja.
"Kalau di SMK belajar listrik itu tiga tahun, di BLK hanya 30 hari. Jadi peserta harus fokus, serius, dan benar-benar memanfaatkan waktu pelatihan ini sebaik mungkin," tegasnya. (*)