China Tegaskan Komitmen Dukung Restrukturisasi Proyek Kereta Cepat Whoosh
kumparanBISNIS October 24, 2025 05:40 PM
Pemerintah China menegaskan komitmennya untuk terus mendukung keberlanjutan dan pengoperasian proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB), Whoosh.
Pernyataan ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Guo Jiakun, dalam konferensi pers di Beijing, Kamis (23/10).
Dalam pernyataannya, pemerintah Indonesia sedang merundingkan restrukturisasi utang proyek KCJB. Guo menegaskan bahwa proyek kerja sama strategis kedua negara tersebut berjalan dengan baik sejak diresmikan dua tahun lalu.
Ia menilai operasi KCJB sejauh ini aman, lancar, dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat di sekitar jalur kereta.
“Kereta api ini telah melayani lebih dari 11,71 juta penumpang, dengan arus penumpang yang terus meningkat, dan manfaat ekonomi serta sosialnya terus dirasakan, menciptakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat setempat dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sepanjang jalur kereta api,” ujar Guo.
Menurutnya, proyek KCJB tidak hanya perlu dilihat dari aspek finansial semata, tetapi juga dari kontribusinya terhadap pembangunan dan manfaat publik.
Guo menyebut kerja sama erat antara otoritas dan perusahaan dari kedua negara menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas operasional proyek.
“Pemerintah kedua negara sangat mementingkan pengembangan proyek ini. Otoritas dan perusahaan yang berwenang dari kedua belah pihak telah menjalin koordinasi yang erat untuk memberikan dukungan yang kuat bagi pengoperasian kereta api yang aman dan stabil,” katanya menegaskan.
Guo juga menilai bahwa restrukturisasi merupakan bagian dari upaya bersama untuk memastikan keberlanjutan proyek dalam jangka panjang. Ia menekankan pentingnya menilai proyek besar seperti KCJB tidak semata dari angka-angka keuangan, melainkan juga dampak sosial dan konektivitas regional yang dihasilkannya.
“China siap bekerja sama dengan Indonesia untuk terus memfasilitasi pengoperasian kereta api cepat Jakarta-Bandung yang berkualitas tinggi,” ujarnya.
Melalui kerja sama tersebut, Guo berharap proyek KCJB dapat terus berperan besar dalam memperkuat hubungan kedua negara serta meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial di kawasan. Ia menambahkan bahwa Tiongkok akan terus berkolaborasi dengan Indonesia untuk memastikan operasional kereta cepat tersebut memberikan hasil optimal bagi rakyat.
“Proyek ini akan memainkan peran yang lebih besar dalam mendorong pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia serta meningkatkan konektivitas di kawasan,” tutup Guo.
Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung, yang merupakan bagian dari inisiatif Belt and Road Initiative (BRI), mulai beroperasi secara komersial sejak Oktober 2023. Dalam dua tahun terakhir, proyek ini disebut telah meningkatkan mobilitas antarkota dan mempercepat konektivitas ekonomi antara Jakarta dan Jawa Barat.
Namun, pembiayaan proyek tersebut kini kembali dibahas oleh pemerintah Indonesia, termasuk kemungkinan restrukturisasi utang kepada pihak Tiongkok, guna menyesuaikan dengan kondisi keuangan dan rencana jangka panjang pengelolaan KCJB.
Danantara Bakal Terbang ke China
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, saat ditemui di kompleks parlemen Senayan Jakarta, Rabu (23/7/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, saat ditemui di kompleks parlemen Senayan Jakarta, Rabu (23/7/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Chief Operation Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengirimkan tim khusus ke China untuk membahas restrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh.
"Kan berkaitan sama jangka waktu pinjaman, suku bunga, kemudian juga ada beberapa mata uang yang juga akan kita diskusikan," ujar Dony kepada wartawan di Kantor Kementerian Keuangan, Kamis (23/10).
Menurut Dony, jadwal keberangkatan tim tersebut sudah ditentukan. Dalam proses negosiasi nanti, Danantara juga akan berkoordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Kita sudah mengatur waktu. Kita sudah diskusikan juga dengan Menko Infrastruktur (AHY) untuk segera kita negosiasikan. Hubungan kita (dengan China) juga bagus, komunikasi bagus," tegasnya.
Dony menjelaskan, tim negosiasi akan terdiri dari perwakilan Danantara dan pemerintah. Ia optimistis pembahasan dengan pihak China akan menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan bagi Indonesia.
Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi positif rencana negosiasi utang tersebut. Ia menilai langkah restrukturisasi antara Indonesia dan China merupakan sinyal baik, terlebih karena pembiayaannya tidak melibatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Bagus. Saya enggak ikut kan? Top," ujar Purbaya di Kantor Kementerian Keuangan, Kamis (23/10).
Isu restrukturisasi utang proyek Whoosh sendiri kembali mencuat belakangan ini. Salah satu opsi yang dikabarkan sedang dipertimbangkan adalah perpanjangan tenor pelunasan hingga 60 tahun. Namun, Purbaya menegaskan bahwa negosiasi sebaiknya dijalankan secara bisnis antar pihak yang terlibat langsung.
"Paling menyaksikan. Kalau mereka sudah putus kan udah bagus. Top. Sebisa mungkin nggak ikut. Biar aja mereka selesaikan business to business. Jadi top," katanya menegaskan.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.