TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — Aparat kepolisian berupaya mengungkap kasus meninggalnya Timothy Anugerah Saputra (22).
Almarhum Timothy merupakan mahasiswa Semester VII Jurusan Sosiologi Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Udayana (Unud).
Meskipun demikian, kasus Timothy hingga kini masih belum ada kejelasan.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bali, Wayan Koster mengatakan kasus tersebut masih didalami oleh pihak terkait.
“Sudah ditangani, tentu saja dalamin dulu kasus ini supaya kita mengetahui persoalan secara detail sehingga kita bisa melakukan evaluasi dan apa yang harus kita lakukan oleh (Universitas) Udayana,” katanya pada jumpa pers kegiatan Gotong Royong Semesta Berencana, Rabu 22 Oktober 2025.
Mengenai kasus perundungan atas almarhum Timothy, Koster ingatkan agar menggunakan media sosial dengan bijak.
“Jangan kita ber medsos menyakiti orang lain,” imbuhnya.
Koster berencana akan berbicara dengan Rektor Unud mengenai permasalahan tersebut.
“Nanti saya bicara sama beliau (Rektor) tunggu dulu khan masih proses,” pungkasnya.
Sebelumnya, pihak Unud telah memberikan klarifikasi terkait kasus meninggalnya Timothy.
Dalam jumpa pers tersebut, Ketua Unit Komunikasi Publik Unud Dr. Dewi Pascarani menyebutkan belum mengetahui secara pasti dari lantai berapa Timothy jatuh.
Meskipun rekaman CCTV di lokasi berfungsi, namun tidak ada kamera yang menangkap secara utuh peristiwa jatuhnya korban.
“CCTV kami berfungsi dengan baik, namun ada blind spot yang tidak bisa menangkap kejadian secara utuh. Bahwa almarhum tertangkap kamera CCTV berjalan di lorong itu ada, tapi pada saat setelah itu tidak tertangkap lagi,” ungkap Dewi.
Ia juga menegaskan bahwa tidak ada saksi yang melihat langsung peristiwa tersebut.
“Kami tidak bisa mengonfirmasi apakah itu lompat dari lantai dua atau empat karena tidak ada bukti, tidak ada saksi yang melihat dari lantai berapa persisnya,” imbuhnya.
Menurut Dewi, satu-satunya saksi hanya melihat korban sudah berada di lantai dua.
“Di awal kami menemukan satu saksi yang melihat dari luar gedung itu sudah almarhum posisinya di lantai dua mau turun ke bawah. Tapi pastinya dari lantai berapa itu kami tidak bisa pastikan,” bebernya.
Pihak universitas juga menyebut telah membuka akses kepada pihak kepolisian untuk melanjutkan penyelidikan.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan memberikan akses seluas-luasnya untuk melanjutkan investigasi,” kata dia.
Sementara itu, Aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Denpasar Barat terus berupaya mengungkap kasus meninggalnya Timothy. Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Laksmi Trisnadewi menegaskan Timothy jatuh dari Lantai 4 gedung FISIP pada Rabu 15 Oktober 2025.
Pihaknya meluruskan berbagai spekulasi atau informasi simpang siur yang beredar.
“Kami luruskan bahwa korban Timothy Anugerah Saputra jatuh dari Lantai 4,” ujar Kompol Laksi Trisnadewi saat memberikan keterangan kepada awak media pada Senin 20 Oktober 2025.
Kompol Laksmi menjelaskan mengenai rekaman CCTV dan keberadaan saksi mata sering menjadi pertanyaan publik.
Pihaknya menyebutkan ada rekaman CCTV di area lobi gedung yang merekam kedatangan korban.
Namun, disayangkan CCTV di Lantai 4 ternyata rusak. Sehingga ini menjadi pekerjaan rumah dan teka teki berlanjut ketika CCTV di Lantai 4 Tempat Kejadian Perkara (TKP) ternyata kondisinya rusak.
Pihak kepolisian telah berkoordinasi dengan kampus dan mendapatkan informasi kerusakan CCTV tersebut sudah sekitar tahun 2023.
“Memang benar tidak ada CCTV yang merekam di lantai 4 karena rusak dari tahun 2023, namun CCTV di lobi pada saat korban datang kemudian pada saat korban terjatuh itu ada. Jadi terekam CCTV pada saat korban masuk gedung, CCTV yang sama juga merekam korban saat terjatuh,” jelasnya.
Selain itu, Kompol Laksmi menyebutkan tidak ada saksi yang melihat langsung saat korban diduga melompat atau terjatuh. Pihak kepolisian menemukan adanya saksi yang melihat aktivitas korban di lantai 4. (zae)