Pembagian MBG di SMPN 33 Banjarmasin Disetop, Kepsek: Sampai Ada Hasil Uji Lab
Hari Widodo October 23, 2025 08:31 AM

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pascasakit perut, mual, muntah, diare hingga lemas serta pusing, dan kemudian mendapat perawatan petugas Puskesmas Basirih Baru, puluhan siswa SMPN 33 Banjarmasin kembali menjalani aktivitas di sekolah, Rabu (22/10/2025).

Sekitar 40 siswa sekolah di Jalan Purnasakti Kompleks Permata Sari Kecamatan Banjarmasin Barat itu sakit bersamaan sejak Senin (20/10) malam. Sakit semakin menjadi saat mereka bersekolah hingga harus dilarikan guru ke puskesmas di kompleks tersebut pada Selasa (21/10/2025).

Dari pantauan Rabu siang, sejumlah siswa, yang sebelumnya sakit, hadir di sekolah. Mengenakan seragam sasirangan, mereka belajar, berolahraga dan bermain di halaman.

Aurel, siswi kelas 7, mengaku kondisinya membaik. "Kemarin dikasih obat dari puskesmas," katanya.

Kepala Sekolah Sumiyati mengatakan beberapa siswanya membaik. Namun ada sejumlah siswa yang belum dapat hadir.

Meski sudah membaik, para siswa tersebut tetap dipantau petugas kesehatan.

"Tadi saya mendampingi anak-anak saat ditanyai kondisi kesehatannya oleh petugas," ujarnya.

Berkaitan dengan dugaan keracunan makanan, Sumiyati menyakini bahwa hal itu bukan dari menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

 "Karena anak-anak sakit perutnya sebelum menyantap MBG. Tapi yang jelas saat ini kami menunggu hasil uji laboratorium," ucapnya.

Berkaitan dengan kejadian tersebut, MBG tak dibagikan pada Rabu. Demikian pula pada Selasa saat puluhan siswa mengeluh sakit.

"MBG untuk sementara disetop dulu sampai ada hasil uji lab terhadap sampel. Nanti kalau sudah ada hasilnya dan memang baik-baik saja, maka kami kembali lagi melaksanakan MBG," ujarnya.

Penghentian pembagian MBG sempat diutarakan Wali Kota M Yamin pada Senin menunggu hasil lab.

Untuk memastikan kesehatan siswa, Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin menurunkan petugas Puskesmas Basirih Baru ke SMPN 33.

"Setelah didata, kondisi kesehatan siswa yang sempat dirawat menunjukkan dalam keadaan sehat semua," kata Plt Kepala Dinkes Banjarmasin M Ramadhan, Rabu.

Untuk mengetahui penyebab puluhan siswa sekolah tersebut sakit bersamaan, Ramadhan menyatakan menunggu hasil uji lab terhadap sampel makanan dan muntahan. 

Suasana Puskesmas Basirih Baru pada Selasa pagi sempat riuh oleh kedatangan puluhan pelajar berseragam putih biru.

Sebagian tampak lemas di kursi tunggu, sebagian lainnya berada di ruang perawatan gawat darurat.

Mereka adalah siswa-siswi SMPN 33 yang menderita sakit perut, mual, muntah, diare hingga pusing dan lemas.

“Awalnya saya cuma pusing dan ingin buang air tersebut,” ujar Alfian, siswa kelas IX. Oleh karena sering mencret pada Senin malam, badannya pun lemas.

“Bingung mau sekolah atau enggak. Tapi pas sampai di sekolah, teman-teman juga pada merasakan sakit yang sama,” tuturnya saat menjalani perawatan.

Fatimah, yang juga menjalani perawatan medis, menduga sakit karena mengonsumsi menu MBG di sekolah pada Senin siang.

 “Kemarin lauknya ayam asam manis sama oseng-oseng jagung wortel. Malamnya mulai mual, pusing, sama lemas. Jadi pas pagi, banyak yang ngeluh ke guru,” ujarnya.

Saat ditemui di sekolah pada Selasa, sejumlah wali siswa menyuarakan penolakan terhadap kelanjutan program Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tersebut.

“Setop saja karena kejadian seperti ini membuat khawatir kami selaku orangtua,” kata Novi, orangtua siswa SMPN 33.

Hal ini mengingat terjadinya keracunan MBG di sejumlah daerah termasuk di Kota Martapura Kabupaten Banjar pada 29 September 2025.  

Sebanyak 134 pelajar dari 12 sekolah keracunan setelah menyantap menu dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tungkaran.

Kamis (9/10), Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Banjar Noripansyah menyatakan pihaknya menemukan adanya bakteri berbahaya pada makanan dan air di dapur SPPG Tungkaran. (mel)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.