Riset Ungkap Ada Miliaran Bakteri di Shower Kamar Mandi, Perlukah Khawatir?
kumparanMOM October 23, 2025 11:40 AM
Kebanyakan dari kita mandi dengan tujuan untuk menjadi lebih bersih setelah beraktivitas sehari-hari. Air panas, dan sabun seharusnya membuat tubuh segar, harum, dan bersih. Tapi tanpa disadari, semburan pertama dari shower bisa membawa gumpalan bakteri ke wajah Anda, Moms!
BBC melansir, beberapa meter terakhir pipa air ternyata terdapat ekosistem mikroba yang menunggu aliran air pertama. Semalaman, bakteri membentuk lapisan hidup di dalam selang dan kepala shower. Saat keran dinyalakan, sebagian mikroba ini ikut terbawa bersama tetesan air. Sebagian besar tidak berbahaya, tapi komposisinya bisa bervariasi tergantung bahan selang dan seberapa sering shower digunakan.
Setelah mandi, selang shower biasanya tetap hangat dan lembap selama berjam-jam. Tidak banyak diketahui, waktu tersebut menjadi kondisi ideal bagi mikroba untuk berkembang biak. Mereka memakan nutrisi terlarut di air dan karbon dari bahan plastik selang. Dalam semalam, komunitas mikroba membentuk biofilm atau lapisan lengket yang menempel di permukaan basah, mirip plak gigi. Ketika shower dinyalakan, sebagian biofilm akan ikut teraduk dan keluar bersama semprotan air.
Dalam berbagai penelitian, jumlah bakteri di selang shower bisa mencapai jutaan hingga ratusan juta sel per sentimeter persegi. Sebagian besar tidak berbahaya, tetapi beberapa di antaranya termasuk mikobakteri atau kelompok mikroba yang bisa mencakup penyebab tuberkulosis dan kusta.
Peneliti di Inggris juga menemukan DNA jamur seperti Exophiala, Fusarium, dan Malassezia, yang umumnya hidup di kulit atau tanah, namun bisa menyebabkan infeksi oportunistik pada orang dengan daya tahan tubuh lemah.
Karakter mikroba di shower berubah seiring waktu. Dalam studi terhadap 48 unit shower di laboratorium, peneliti menemukan bahwa biofilm mencapai puncaknya setelah empat minggu penggunaan, kemudian menurun, dan muncul kembali setelah sekitar 22 minggu. Menariknya, bakteri Legionella pneumophila —penyebab penyakit Legionnaire, sejenis infeksi yang dapat memengaruhi paru-paru, bisa menyebabkan pneumonia dan gejala seperti flu — mulai terdeteksi setelah empat minggu, terutama setelah periode lama tidak digunakan.
Siapa yang Paling Berisiko Terpapar Mikroba di Kamar Mandi?
Bagi kebanyakan orang, risiko infeksi akibat shower tergolong rendah, terutama jika digunakan secara rutin.
Perbesar
Ilustrasi shower di kamar mandi. Foto: Shutterstock
“Hanya shower yang terkontaminasi Legionella atau patogen oportunistik lain yang berisiko,” ujar Frederik Hammes, ahli mikrobiologi dari Swiss Federal Institute of Aquatic Science and Technology.
Menurutnya, risiko tertinggi dapat dialami oleh seseorang dengan kondisi kesehatan rentan. Dan ternyata, faktor lokasi juga berpengaruh, Moms. Studi di AS menemukan bahwa daerah dengan kadar mikrobakteri tinggi di kepala shower memiliki angka infeksi paru non-tuberkulosis (NTM) yang lebih besar, seperti di Hawaii, Florida, dan New York. Iklim hangat dan kadar klorin tinggi dalam air berkaitan dengan meningkatnya jumlah mikobakteri patogen.
Rumah dengan air berklorin juga cenderung memiliki lebih banyak mikobakteri dibanding rumah dengan air sumur atau sistem tanpa klorin, karena mikroba ini lebih tahan terhadap zat disinfektan.
Bisakah Kita Mengurangi Paparan Mikroba yang Ada di Kamar Mandi?
1. Perhatikan Bahan Selang dan Kepala Shower
Bahan pembuat selang dan kepala shower berpengaruh besar pada pertumbuhan bakteri. Dalam penelitian, selang dari PVC-P (PVC fleksibel) mengandung 100 kali lebih banyak bakteri dibanding selang PE-Xc (jenis plastik keras). PVC-P lebih mudah melarutkan karbon ke dalam air, yang menjadi 'makanan' mikroba.
Pilih kepala shower berbahan logam seperti baja tahan karat atau kuningan berlapis krom, serta selang dengan lapisan PE-X atau PTFE. Hindari desain multi-ruang yang mudah menahan air.
2. Perhatikan Mode Semprotan
Shower dengan mode kabut (mist) menghasilkan aerosol lima kali lebih banyak daripada mode hujan (rain). Semakin halus aerosol, semakin besar peluang mikroba terhirup. Bila Anda menemukan penjual yang menjual kepala shower 'antimikroba', umumnya tidak efektif mengurangi jumlah mikroba. Bahkan, hanya mengubah jenis mikroba yang hidup di dalamnya.
Menurut Hammes, satu-satunya solusi teknologi yang benar-benar efektif adalah filter in-line atau penyaring air yang dipasang di jalur pipa, meski harganya mahal dan butuh tekanan air tinggi. Peneliti lain juga menyarankan agar tidak menggunakan kepala shower yang menambahkan 'nutrisi' atau menghilangkan klorin dari air, karena justru dapat mengubah mikrobioma secara negatif.
Perbesar
Ilustrasi shower di kamar mandi. Foto: Shutterstock
3. Gunakan Air Panas dengan Bijak
Air panas menghasilkan aerosol halus yang mudah terhirup, terutama pada 1–2 menit pertama setelah shower dinyalakan. Jadi, sebaiknya biarkan air mengalir 60–90 detik sebelum Anda berdiri di bawah shower, terutama setelah lama tidak digunakan.
Legionella berkembang pada suhu 20–45°C, tetapi mati pada suhu di atas 50°C. Jika Anda menggunakan tangki air panas, jaga suhu di sekitar 60°C dan atur dengan katup pencampur agar suhu air mandi tetap aman (tidak lebih dari 48°C). Penelitian menunjukkan suhu 45°C sudah cukup untuk menekan pertumbuhan mikroba di selang shower.
4. Ventilasi dan Dehumidifikasi
Jumlah aerosol mikroba di udara mencapai puncak dua menit setelah mandi air panas dan bisa bertahan hingga lima menit setelah shower dimatikan. Partikel kecil bahkan dapat melayang hingga satu jam. Karena itu, nyalakan kipas ventilasi saat mandi dan biarkan tetap menyala beberapa menit setelah selesai.
5. Bersihkan Secara Rutin
Nyalakan air panas secara rutin, bersihkan kerak di kepala shower, atau rendam dengan air perasan lemon untuk membantu menghilangkan mikroba. Gunakan shower sesering mungkin agar air tidak menggenang di selang.
Menariknya, selang baru justru bisa lebih mudah melepas mikroba karena biofilm-nya belum stabil. Seiring waktu, biofilm akan menempel lebih kuat sehingga lebih sedikit mikroba yang ikut terbawa air.
Jika ada anggota keluarga dengan kondisi kesehatan rentan, sebaiknya ganti kepala dan selang shower setiap tahun.
Dan jika Anda merasa risih membayangkan bakteri-bakteri di rumah, cobalah melihatnya dari sudut pandang lain: kamar mandi Anda bukanlah tempat kotor, melainkan ada ekosistem kecil yang hidup. Anda tak bisa benar-benar menyingkirkan mereka sepenuhnya, jadi yang terbaik adalah menjaga keseimbangannya dan belajar hidup berdampingan dengan para bakteri dan mikrobiota tersebut.