Industri perbankan menghadapi turbulensi dan disrupsi besar di era transformasi digital. Untuk mengantisipasi tantangan ini, penerapan teknologi integrasi dan otomatisasi berbasis AI menjadi kunci dalam memperkuat efisiensi, keamanan, dan daya saing sektor perbankan.
Menurut Farida Peranginangin, Head of Payment System Implementation Department Bank Indonesia, industri perbankan kini dituntut memenuhi ekspektasi pasar yang semakin kompleks.
Nasabah menuntut real-time payment, penerapan open banking melalui kolaborasi dengan fintech, interkoneksi lintas sistem dan lintas negara, tokenisasi aset, serta pemanfaatan data dan AI untuk mendukung layanan yang cepat dan efisien.
"Hal ini sejalan dengan proyeksi dominasi generasi Y, Z, dan Alpha yang mencapai 60% pada 2030, sebagai pendorong utama permintaan layanan digital terintegrasi,” ujar Farida dalam acara Infobank Outlook 2026 di Jakarta, Selasa (14/10).
Teknologi Integrasi, Kunci Digitalisasi Perbankan
Data Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan transaksi ekonomi keuangan digital (EKD), dari 8 miliar transaksi pada 2020 menjadi 37 miliar pada 2024, dan diperkirakan mencapai 147,3 miliar transaksi pada 2030.
Pertumbuhan ini menekankan kebutuhan solusi integrasi perbankan yang mampu menghubungkan berbagai sistem dan memecah silo data, sekaligus mendukung layanan digital real-time, aman, dan efisien.
Solusi IBM Dukung Sistem Hybrid & Multicloud
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, IBM menghadirkan IBM Cloud Pak for Integration (CP4I), solusi yang memungkinkan integrasi data, layanan, dan API secara efisien di lingkungan hybrid dan multicloud.
Jip Ivan Sutanto, Director Application Services Business PT Multipolar Technology Tbk, menjelaskan bahwa CP4I memungkinkan pengelolaan seluruh workload melalui satu kontrol terpusat (control plane). “Solusi ini akan semakin efektif jika dipasangkan dengan IBM Event Automation,” tambah Jip Ivan.
Otomatisasi AI Maksimalkan Efisiensi & Keamanan
IBM Event Automation adalah solusi event-driven berbasis AI yang memungkinkan bank mendeteksi situasi real-time, baik peluang bisnis maupun potensi ancaman.
Dengan AI, proses pengambilan keputusan dapat diotomatisasi, meningkatkan kecepatan respon dan potensi pendapatan. Solusi ini juga memanfaatkan Apache Kafka dan Apache Flink, berjalan di infrastruktur Red Hat OpenShift, sehingga aman dan dapat diskalakan.
Menurut Jip Ivan, kolaborasi IBM CP4I dan IBM Event Automation membangun ekosistem perbankan yang lebih cerdas, responsif, dan otomatis.
"Perusahaan tidak lagi bergantung pada proses manual, melainkan beroperasi dalam arsitektur digital terintegrasi. Ini menjadi kunci menghadapi turbulensi di industri perbankan,” tegasnya.