Pabrik Mobil Listrik Proton Beroperasi, Model e.Mas 7 Jadi Debutan
kumparanOTO October 24, 2025 01:20 PM
Merek mobil nasional asal Malaysia, Proton, akhirnya mengoperasikan pabrik pertama khusus mobil listrik. Fasilitas baru ini memiliki kapasitas produksi awal 20 ribu unit per tahun dan dapat ditingkatkan sampai 45 ribu mobil sesuai permintaan pasar.
Investasi pengembangan pabrik tersebut mencapai 17,5 juta USD (sekitar Rp 286 triliun) dengan dukungan dari Zhejiang Geely Holding Group asal China. Geely saat ini memegang 49,9 persen saham Proton, sementara sisa saham 50,1 persen tetap digenggam oleh mayoritas konglomerat Negeri Jiran (DRB-HICOM).
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengungkapkan pabrik itu merupakan bentuk kolaborasi erat antara Malaysia dan China. Anwar juga meminta Geely agar meningkatkan investasinya di fasilitas tersebut.
“Kami ingin Geely memanfaatkan kesempatan ini, tidak hanya mendirikan pabrik untuk memproduksi mobil, tetapi juga pusat pelatihan dan pendidikan yang unggul,” kata dia sebagaimana dilaporkan Reuters.
Perbesar
Bodi kendaraan dirakit di pabrik EV baru Proton di Tanjung Malim, Perak, Malaysia. Foto: Dok. Malaysia Mail/Yusof Isa
Dalam pabriknya, Proton memadukan sistem otomatis dengan tenaga operator terampil, serta melengkapinya dengan manipulator ban, lini sub-perakitan, mesin pelapis kaca, hingga sistem penguji kelistrikan.
Semua itu dibangun lewat saran teknis dari Geely dalam pabrik seluas 5,57 hektar yang membentang di Automotive High Tech Valley (AHTV), Tanjung Malim, Perak, Malaysia.
Alur quality control pada fasilitas tersebut diperkuat dengan peralatan inspeksi canggih. Kemudian, area persiapan komponen khusus digunakan untuk menyederhanakan penanganan komponen. Sekarang Proton telah mempekerjakan 30 staf teknis dan berharap bisa menciptakan lebih dari 200 lapangan pekerjaan ke depannya.
CEO Proton, Dr Li Chunrong, menyebut peluncuran pabrik ini sebagai 'tonggak bersejarah' bagi perusahaan dan Malaysia. Pernyataan itu sejalan dengan target Pemerintah Negeri Jiran yang ingin menyumbang 20 persen penjualan mobil baru pada 2030 lewat EV dan hybrid.
Perbesar
Kendaraan listrik e.MAS7 Proton meluncur dari jalur perakitan baru di pabrik EV khusus perusahaan di Tanjung Malim, Perak , Malaysia. Foto: Dok. Malaysia Mail/Yusof Isa
“Fasilitas yang dibangun dengan teknologi canggih dan berfokus pada skalabilitas akan menjadi tulang punggung komitmen kami untuk memproduksi kendaraan listrik kelas dunia. Proton e.MAS 7, yang telah diterima oleh konsumen Malaysia, hanyalah awal dari perjalanan kami menuju masa depan yang berkelanjutan,” ujar Chunrong.
e.MAS 7 sendiri akan menjadi mobil Completely Knocked Down (CKD) pertama yang dirakit dalam pabrik ini. Diikuti e.MAS 5 yang diprediksi meluncur pada kuartal keempat tahun 2025. e.MAS 7 adalah mobil setrum pertama Proton dan kini menguasai pangsa pasar sebesar 23,4 persen di Malaysia.
Sampai Juli 2025, e.MAS 7 yang diproduksi di China bersama Geely pengirimannya mencapai 4.959 unit. Dengan rincian 4.689 unit dipasarkan di Negeri Jiran dan 270 unit sisanya diekspor ke Nepal, Singapura, Trinidad, serta Tobago.
Perbesar
Sasis kendaraan listrik sedang dipersiapkan di pabrik baru Proton, bagian dari pengembangan Automotive High Tech Valley (AHTV). Foto: Dok. Malaysia Mail/Yusof Isa
Model berbasis Galaxy E5 dari Geely ini juga mencatatkan rekor Surat Pemesanan Kendaraan (SPK) sebanyak 1.365 unit di bulan yang sama sejak peluncurannya pada bulan Desember 2024 lalu.
Sebagai informasi, Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA) mencatat penjualan kendaraan setrum dan hybrid terus tumbuh stabil dalam beberapa tahun terakhir. Pada paruh pertama tahun 2025, penjualannya mencapai 30.573 unit. Naik 35,6 persen dari 22.512 unit pada periode yang sama di tahun 2024.
Sejak tahun 2022, Malaysia membebaskan pajak jalan untuk kendaraan listrik dan akan berakhir tahun ini. Mulai tahun 2026, skema pajak baru berbasis daya akan berlaku dengan tarif lebih murah dari mobil konvensional. MAA memprediksi permintaan kendaraan setrum akan melonjak di akhir tahun 2025.