Gandeng Komunitas Kandang Kebo, Disbud Sleman Merapah Jejak Peradaban Klasik di Lereng Ratu Boko
Febri Prasetyo October 24, 2025 08:31 PM

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN – Kundha Kabudayan atau Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menggelar kegiatan kunjungan cagar budaya ke beberapa situs era klasik Hindu-Buddha di Sleman timur, tepatnya di lereng Ratu Boko, Rabu, (22/10/2025).

Dalam kunjungan ini, Disbud Sleman menggandeng Komunitas Kandang Kebo, sebuah komunitas di Sleman yang menggiatkan diri pada pelestarian warisan budaya, terutama di DIY dan daerah sekitarnya.

Acara dihadiri oleh 20 peserta yang terdiri atas anggota Komunitas Kandang Kebo, pendamping dari Desa Budaya Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman, dan sejumlah perwakilan Disbud Sleman, termasuk Churmatin Nasoichah selaku staf Disbud.

Rute jelajah atau penelusuran meliputi Situs Ratu Boko, Candi Ijo, Candi Barong, dan Candi Dawangsari. Keempatnya adalah situs penting yang menjadi saksi kebesaran peradaban klasik Medang atau yang lebih dikenal sebagai Mataram Kuno di lereng selatan Gunung Merapi.

Berdasarkan keterangan yang diterima Tribunnews, kegiatan yang merupakan sinergi antara Disbud Sleman dan Komunitas Kandang Kebo itu tidak hanya menjadi ajang wisata edukatif, tetapi juga sarana memperdalam pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan budaya lokal.

“Melalui kunjungan seperti ini, kami ingin menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap warisan budaya yang luar biasa di Sleman,” ujar salah satu perwakilan Disbud Sleman.

Di setiap titik situs, peserta mendapatkan penjelasan singkat dari Djaliati Sri Nugrahani, M.A., dosen Jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada (UGM), mengenai sejarah, arsitektur, dan filosofi candi. 

Di Candi Ijo, misalnya, peserta disuguhi panorama indah dari ketinggian yang memperlihatkan lanskap Sleman hingga pantai selatan Jawa. Adapun di Candi Barong dan Dawangsari, peserta diajak mengenali karakter khas arsitektur Hindu dan Buddha yang berdampingan secara harmonis, suatu simbol toleransi dan kebhinekaan sejak masa lampau.

Arkeolog lulusan UGM sekaligus Ketua Komunitas Kandang Kebo, Dr. Maria Tri Widayati, mengungkapkan alasan dipilihnya lereng Ratu Boko sebagai tempat kunjungan.

“Alasan memilihnya karena lokasi antara Ratu Boko, Candi Ijo, Candi Barong, dan Candi Dawangsari itu satu kawasan. Di antara kawasan itu, ternyata pada masa lalu juga merupakan satu kesatuan. Ada kemungkinan mereka saling terkait,” kata Maria ketika dihubungi Tribunnews via WhatsApp, Jumat malam, (24/10/2025). 

“Kemudian, kita ingin mengetahui lebih dalam mengenai bagaimana kawasan Ratu Boko itu. Ternyata, sesudah dijelaskan oleh narasumber, masih banyak hal menarik yang bisa diungkap,” ucap dia menjelaskan.

Lalu, Maria berujar kunjungan ke beberapa situs sejarah itu diselenggarakan dalam rangka kegiatan Wajib Kunjung Cagar Budaya dan merupakan bagian dari upaya menghidupkan kembali narasi-narasi sejarah lokal melalui pengalaman langsung di lapangan.

“Kebetulan oleh Disbud Sleman, Komunitas Kandang Kebo diajak bekerja sama,” katanya.

Sementara itu, melalui kegiatan ini, Disbud Sleman berharap kolaborasi antara pemerintah dan komunitas budaya dapat terus terjalin, mendorong masyarakat untuk lebih aktif menjaga, mempromosikan, dan memaknai kembali kekayaan budaya yang dimiliki daerah.

Adapun Komunitas Kandang Kebo berdiri tahun 2015 dengan didasari oleh keinginan memberikan wadah bagi para pecinta budaya dan khususnya pecinta warisan budaya. Empat tahun kemudian, komunitas ini sudah berbadan hukum.

Kandang Kebo memiliki visi menjadi komunitas pelestari warisan budaya agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang. Setiap tiga bulan sekali, Kandang Kebo menyelenggarakan acara blusukan atau jelajah sejarah yang bisa diikuti oleh semua kalangan secara gratis.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.