Irwan Hidayat Bagikan Kunci Sukses Bangun Branding Berkelanjutan di Era Modern
BizzInsight October 25, 2025 01:32 PM

TRIBUNNEWS.COM – Di tengah persaingan industri modern yang semakin kompetitif, peran Public Relations (PR) menjadi kunci dalam membangun branding yang kuat, berkelanjutan, dan berakar pada nilai-nilai kejujuran serta autentisitas. PR bukan lagi sekadar alat komunikasi, melainkan strategi yang menghubungkan antara nilai perusahaan, persepsi publik, dan reputasi jangka panjang.

Semangat inilah yang disampaikan Direktur PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul), Dr. (H.C.) Irwan Hidayat, saat mengisi kuliah umum di Program Studi Hubungan Masyarakat FISIP Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta (UPNVY), Kamis (23/10/2025). Kegiatan yang diikuti lebih dari 200 mahasiswa ini mengangkat tema “Dari Value ke Reputasi: Peran Public Relations dalam Membangun Branding yang Berkelanjutan di Era Industri Modern.”

Dalam paparannya, Irwan membagikan pengalaman panjangnya dalam membangun merek-merek lokal yang kini dikenal luas, seperti Tolak Angin, Hotel Tentrem, dan Bima Yamgor. Menurutnya, kekuatan sebuah merek bukan terletak pada nama yang terdengar asing, tetapi pada nilai dan pengalaman yang dirasakan konsumen.

“Orang kan senangnya kasih nama asing, biar keren. Saya pakai nama Tentrem, malah banyak yang mempertanyakan karena dikira seperti nama losmen. Tapi buktinya justru laku, bahkan jadi top of mind brand,” ujarnya.

Irwan Hidayat Bagikan Kunci Sukses Bangun Branding Berkelanjutan di Era Modern-3

Ia juga mencontohkan Bima Yamgor, singkatan dari ‘ayam goreng’, yang ia pilih agar mudah diingat. “Kalau saya pakai fried chicken, orang akan ingat kompetitor. Yang saya lakukan adalah memanjakan konsumen lewat seluruh panca indra,” kata Irwan.

Selain itu, Irwan menekankan pentingnya riset dan transparansi dalam membangun kepercayaan publik. “Tolak Angin kami uji khasiat dan toksisitasnya. Dari situ lahir persepsi positif. Orang bisa hemat beli parasetamol karena sudah percaya pada Tolak Angin,” tuturnya.

Akal Budi sebagai Landasan Komunikasi

Pada kesempatan ini, Irwan juga mengajak para mahasiswa untuk menyadari rahmat yang diberikan oleh Tuhan. Ia mengatakan, ada dua rahmat yang diberikan kepada setiap manusia, yaitu intelegensi dan akal budi. Dua hal tersebut, menurutnya, perlu menjadi landasan dalam menjalankan komunikasi.

Karenanya, Irwan mengajak mahasiswa untuk memperlakukan orang lain dengan baik, sebagaimana sesama manusia ingin diperlakukan.

“Akal budi membuat semuanya sempurna. Untuk public relations memang harus sekolah, tetapi akal budi tidak perlu sekolah. Hukumnya cuma satu, berbuatlah pada orang lain seperti engkau ingin diperlakukan. Sudah, hukumnya itu saja,” terangnya.

Berbekal akal budi, ia meyakini para mahasiswa dapat hidup dengan baik. Baginya, akal budi bukan untuk menjadi kaya, tetapi hidup baik. Ia pun yakin hidup layak adalah hak setiap orang. Irwan sendiri hanyalah lulusan SMA, namun ia mampu membuktikan bagaimana ia bisa meraih kesuksesan, salah satunya dengan belajar dari orang lain.

“Tiru orang lain. Kalau ada teman yang sukses, kamu tiru saja bagaimana caranya dia bisa sukses. Hidup layak itu hak setiap orang. Saya enggak percaya kalau Tuhan enggak memberikan orang bisa hidup dengan layak. Bekalnya adalah sadar rahmat Tuhan, intelegensi dan akal budi,” jelasnya.

“Saya ingin mahasiswa belajar dari pengalaman orang lain agar tidak perlu melewati terlalu banyak trial and error,” tambahnya.

Menurut Irwan, komunikasi yang efektif juga harus berakar pada kejujuran dan kerja nyata, bukan sekadar kemampuan berbicara. Ia pun berpesan agar para mahasiswa bisa menghilangkan berbagai hambatan dalam berkomunikasi. Hal itu jugalah yang Irwan terapkan dalam memimpin perusahaan.Baginya, komunikasi dalam perusahaan tidak perlu berjenjang.

“Komunikasi yang baik adalah kerja nyata, dan dilandasi kejujuran. Jadi komunikasi kalau tidak jujur ya salah. Harus dilandasi kejujuran, kerja nyata, itu baru komunikasi,” ungkapnya.  

Dekan FISIP UPNVY Dr. Susanta, M.Si. mengapresiasi kehadiran Irwan Hidayat yang dinilainya mampu memberi inspirasi langsung kepada mahasiswa. “Yang disampaikan beliau tidak ada di buku, tapi lahir dari pengalaman nyata. Beliau selalu menekankan akal budi dan prinsip do good, get good,” ujarnya.

Konsep nilai yang dibagikan oleh Irwan Hidayat juga selaras dengan kultur masyarakat. Konsep tabur tuai yang disampaikan merupakan inti dari segala ilmu.

“Artinya ketika menanam kebaikan akan datang kebaikan. Dan juga sebaik-baiknya orang itu adalah orang yang memberikan manfaat, kepada sesama, kepada alam. Dan itu sudah merupakan hakikat, itu inti dari segala ilmu, dan tanpa itu, orang tidak akan bahagia, orang tidak mungkin kaya,” lanjutnya.

Susanta berharap pengalaman berharga yang dibagikan dapat menjadi inspirasi bagi para mahasiswa.

“Saya pikir ini sesuatu yang sangat luar biasa dan saya berharap menjadi inspirasi para mahasiswa yang merupakan generasi akan datang untuk bisa sukses, untuk bisa memberikan sesuatu pada orang lain,” ungkapnya.

PERAN PUBLIC RELATIONS - Di tengah persaingan industri modern yang semakin kompetitif, peran Public Relations (PR) menjadi kunci dalam membangun branding yang kuat

Sementara itu, Koordinator Prodi Hubungan Masyarakat FISIP UPNVY Dra. Siti Fatonah, M.Si. menilai kuliah umum ini menjadi sarana penting untuk memperkuat soft skill mahasiswa. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya cerdas pikir, tapi juga cerdas hati. Nilai-nilai seperti santun dan berakal budi baik inilah yang akan menjadi bekal ketika mereka bekerja nanti,” ujarnya.

Ia  memandang konsep yang disampaikan Irwan Hidayat sangat cocok untuk membekali mahasiswa baru. Nilai-nilai yang disampaikan juga menjadi bekal bagi para mahasiswa membangun relasi dan aplikatif di dunia kerja.

Menurut dia, para mahasiswa mendapatkan kesempatan yang langka karena dapat mendengarkan langsung dari Irwan Hidayat.

“Sehingga menjadi sarjana yang cerdas, santun, berakal budi baik. Ini nilai-nilai yang ingin kami tanamkan. Tentunya ini akan bermanfaat ketika mahasiswa nanti bekerja. Pengalaman Pak Irwan ini menunjukkan agar kita tidak berpikir untuk diri sendiri, tetapi bermanfaat bagi orang lain,” ungkapnya. 

Materi yang disampaikan Irwan Hidayat terbukti menggerakan hati mahasiswa yang menjadi peserta kuliah umum. Sella Valentina Saskara, mahasiswa semester I Program Studi Hubungan Masyarakat itu mengaku sangat terinspirasi.

Sella menilai materi yang disampaikan sangat menyenangkan dan bermanfaat bagi generasi muda, apalagi baginya yang menekuni ilmu komunikasi.

“Informasinya sangat bermanfaat bagi generasi muda, apalagi bagi mahasiswa di bidang komunikasi. Kelihatan orangnya (Irwan Hidayat) sabar banget. Yang paling berkesan adalah pendidikan itu tidak melulu untuk mencari pekerjaan, tetapi juga network, relasi, teman. Dan tadi ditekankan juga soal relasi,” imbuhnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.