Grid.ID- Banyak yang percaya bahwa kebahagiaan dalam pernikahan hanya berdampak pada hati. Padahal penelitian menunjukkan bahwa hubungan yang sehat juga berpengaruh pada umur panjang seseorang.
Sebuah studi dari Harvard Medical School dan Dana-Farber Cancer Institute mengungkapkan bahwa pasien kanker yang berada dalam pernikahan suportif memiliki peluang hidup lebih lama. Temuan ini seolah menegaskan bahwa dukungan emosional dari pasangan bukan hanya menenangkan, tetapi juga menyelamatkan nyawa.
Tidak hanya itu, riset jangka panjang dari Journal of Marriage and Family turut memperkuat pandangan ini. Pernikahan yang bahagia berhubungan langsung dengan kesehatan fisik dan mental yang lebih baik.
Menariknya, manfaat ini bahkan lebih besar pada pria dibandingkan wanita. Hasil penelitian tersebut menyoroti bahwa kualitas hubungan dalam pernikahan dapat menjadi salah satu faktor penting dalam memperpanjang usia seseorang.
Misalkan saja, penelitian yang diterbitkan di Journal of Clinical Oncology. Dalam penelitian tersebut, pasien kanker yang hidup dalam pernikahan suportif memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang lajang.
Mengutip Your Tango, Sabtu (25/10/2025), tim peneliti dari Harvard Medical School dan Dana-Farber Cancer Institute telah menganalisis lebih dari 735.000 pasien dengan diagnosis dari 10 jenis kanker utama, seperti kanker usus besar, payudara, pankreas, dan hati. Hasilnya menunjukkan bahwa dukungan emosional dari pasangan memiliki dampak signifikan terhadap semangat hidup dan kepatuhan terhadap pengobatan.
Menariknya, manfaat terbesar justru dirasakan oleh pasien pria. Pasalnya, perempuan cenderung lebih aktif mencari dukungan sosial dari lingkungan di luar pernikahan.
Sementara itu, pasien yang tidak menikah lebih rentan mengabaikan perawatan medis. Akibatnya, tingkat kelangsungan hidup lebih rendah.
Sementara studi lain yang dimuat dalam Journal of Marriage and Family menunjukkan bahwa kualitas dari pernikahan itu sendiri juga penting. Penelitian yang berlangsung selama 20 tahun terhadap 1.681 pasangan ini mengamati bagaimana kebahagiaan dalam hubungan memengaruhi kesehatan fisik jangka panjang.
Aktivitas sederhana seperti kencan rutin, menonton film bersama, atau makan malam di rumah ternyata berkontribusi pada keharmonisan pasangan. Dalam survei, para peneliti menanyakan 11 aspek tentang hubungan, termasuk bagaimana pasangan menghadapi kecemburuan, kemarahan, dan bahkan perselingkuhan.
Hasilnya menunjukkan bahwa semakin bahagia pasangan dalam pernikahan, semakin baik pula kondisi fisik mereka. Daya tahan tubuh dan kesehatan jantung juga lebih baik.
Kedua penelitian ini menegaskan bahwa pernikahan yang sehat bukan hanya soal cinta, tetapi juga berkaitan erat dengan kesehatan dan umur panjang. Dr. Cody Hollist menyimpulkan bahwa kualitas hubungan dalam pernikahan dan kesehatan berjalan beriringan.
Dukungan emosional yang kuat, komunikasi terbuka, dan kebiasaan positif bersama pasangan terbukti memperkuat daya tahan tubuh serta menurunkan risiko penyakit kronis. Dalam konteks yang lebih luas, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebahagiaan dalam pernikahan dapat menjadi investasi jangka panjang bagi kesejahteraan fisik dan mental.
Jadi, seperti apakah jenis pernikahan yang memperpanjang usia? Jawabannya adalah hubungan yang penuh kasih, saling mendukung, dan berlandaskan rasa bahagia bersama.