87 Persen Wisudawan STSRD VISI TA 2025/2026 Sudah Bekerja Sebelum Diwisuda
Pandangan Jogja October 27, 2025 05:40 PM
Sebanyak 87,37 persen wisudawan periode Oktober 2025 telah mendapatkan pekerjaan sebelum diwisuda. Data itu tercatat dalam laporan wisuda Tahun Akademik 2025/2026 yang digelar di Hotel Merapi Merbabu, Seturan, Yogyakarta, Selasa (21/10). Wisuda turut dihadiri oleh Kepala LLDIKTI Wilayah V, Setyabudi Indartono, serta perwakilan pemerintah daerah, pelaku industri kreatif, dan mitra UMKM.
Ketua STSRD VISI, Wahju Tri Widadijo, menyebut sebagian besar mahasiswa telah mulai bekerja sejak pertengahan masa studi, bahkan sebelum mereka menyelesaikan tugas akhir.
Perbesar
Desain Banner penyelengaraan wisuda Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain (STSRD) VISI. Foto Yusuf Hay/Pandangan Jogja
“Memang karakter dari mahasiswa DKV itu mungkin mulai dari semester 3, ketika mereka sudah punya kemampuan secara teknis, itu sudah mulai saya tertarik mencoba. Ada yang jadi freelancer, ada yang jadi ilustrator. Maka ketika magang itu, beberapa tempat magang biasanya menarik mereka untuk bekerja di situ, karena memang bagus,” kata Wahju saat ditemui usai acara wisuda, Selasa (21/10).
Menurut Wahju, kemampuan mahasiswa yang terbentuk dari pengalaman langsung dan proyek kolaboratif membuat lulusan VISI cepat terserap oleh pasar kerja kreatif. Banyak di antara mereka kini bekerja sebagai desainer grafis, digital marketer, kreator konten, fotografer, ilustrator, hingga animator 3D di berbagai perusahaan maupun nasional.
Salah satu keunikan adalah keberadaan mata kuliah desain board game, yang menjadi pionir di Indonesia. Wahju menjelaskan, VISI awalnya mengembangkan kurikulum untuk digital game design, namun kemudian mengalihkan fokus ke board game karena lebih menekankan interaksi sosial dan nilai edukatif.
“Kita melihat bahwa ternyata ada game yang pangsa pasarnya atau segmen pasarnya lebih segmented, itu adalah board game. Banyak komunitas yang ada di luar itu ternyata menyukai board game, bahkan akhirnya board game itu menjadi game yang nilainya lebih tinggi daripada game elektronik ya, karena memberi pengalaman yang berbeda. Untuk itu, kemudian kami shifting dari materi yang game digital itu menjadi board game,” tutur Wahju.
Perbesar
Mahasiswa terbaik dari Jurusan D3 DKV (Desain Komunikasi Visual) dan S1 DKV (Desain Komunikasi Visual) Pada wisuda STSRD VISI TA 2025/2026
Dosen pengampu mata kuliah desain board game, Hadapiningrani Kusumohendrarto, menyebut mahasiswanya banyak merancang board game bertema kebudayaan, kuliner, UMKM, dan pariwisata.
“Kalau yang terakhir untuk di skripsi ini ada board game tentang pengenalan aksara Jawa, terus kemudian ada juga pengenalan Desa Wisata Tembi, terus kemudian juga ada pengenalan sejarah Jenderal Sudirman,” jelasnya.
Kolaborasi dan Beasiswa untuk UMKM
Baru-baru ini, STSRD VISI menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Yogyakarta dan Dinas Pariwisata Gunungkidul melalui proyek-proyek desain terapan yang melibatkan mahasiswa secara langsung. Dalam kerja sama tersebut, mahasiswa mengerjakan berbagai bentuk karya nyata seperti logo, kemasan, brosur, video profil, peta wisata, signage, hingga desain batik identitas destinasi wisata.
Perbesar
Salah satu UMKM yang mendapatkan pendampingan desain produk dari mahasiswa STSRD VISI dan karyanya turut dipamerkan saat wisuda. Foto: Yusuf Hay/Pandangan Jogja
Kegiatan kolaborasi ini diintegrasikan dalam mata kuliah Desain Komunikasi Visual 5 yang langsung menerjunkan mahasiswa ke 11 desa wisata di Gunungkidul.
“Di mata kuliah DKV 5 itu, mahasiswa diterjunkan dan live in hampir sekitar satu bulan tinggal dengan masyarakat. Kemudian, dari pihak Dinas (Pariwisata) itu diarahkan untuk mahasiswa itu memecahkan solusi UMKM dan pariwisata. Jadi, otomatis mereka ketika mengerjakan tugas dan membikin karya itu kan melalui riset dari tiap UMKM dan misalnya desa wisata ya. Nah, hasil nya nanti berupa solusi, kayak (contohnya) branding visual,” papar Wahju.
Perbesar
Ketua STSRD VISI, Wahju Tri Widadijo, saat wawancara usai prosesi wisuda. Foto: Yusuf Hay/Pandangan Jogja
Program ini mendapat apresiasi dari Dinas Pariwisata DIY, yang menilai mahasiswa VISI mampu memberi dampak langsung bagi pelaku usaha dan masyarakat lokal.
“Ini sangat membantu sekali (bagi) teman-teman pelaku penggiat wisata, kemudian dari sisi branding, produk, kemudian cara penyampaiannya, kemudian dari sisi yang belum bisa diisi dari teman-teman masyarakat yang lain. Kemudian, apresiasi dari masyarakat dan perangkat desa menyatakan bahwasanya komentarnya juga cukup positif karena merasa terbantu dengan kegiatan yang sekiranya bisa teraplikasi dengan kegiatan di desa atau kampung wisantanya,” kata Staf Penelaah Teknis Kebijakan Dinas Pariwisata DIY, Muhammad Husni Abdillah, yang turut hadir dalam acara wisuda.
Perbesar
Staf Penelaah Teknis Kebijakan Dinas Pariwisata DIY, Muhammad Husni Abdillah, saat menghadiri Wisuda STSRD VISI. Foto: Yusuf Hay/Pandangan Jogja
Selain kolaborasi akademik, STSRD VISI juga memberikan program beasiswa bagi anak pelaku UMKM dan pelaku pariwisata. Program ini berupa pembebasan Sumbangan Pengembangan Akademik (SPA) bagi mahasiswa D-3 yang berasal dari keluarga pemilik UMKM. Menurut Wahju, program ini merupakan bentuk komitmen sosial kampus terhadap dunia UMKM. Salah satu penerima beasiswa tahun ini adalah Bani Zakie Mardianto, anak pemilik UMKM Pie Susu Djogja, yang juga mendapat beasiswa KIP-Kuliah.
“Kalau untuk yang beasiswa dari UMKM itu untuk saat ini kita baru memberi fasilitas ke yang dari D-3. Jadi, calon mahasiswa yang akan masuk ke D-3 itu kalau memang dia benar-benar dari keluarga UMKM atau pelaku UMKM dan pariwisata, kita bebaskan (dari) biaya SPA,” pungkas Wahju.