Kenapa Ular Weling Tidak Boleh Dibunuh? Ini Alasan Ilmiah dan Ekologisnya
Hendro Ari Gunawan October 30, 2025 12:20 PM
Ular weling (Bungarus candidus) sering kali membuat orang panik karena warna tubuhnya yang mencolok dan reputasinya sebagai salah satu ular berbisa di Asia Tenggara. Namun, banyak yang tidak tahu bahwa ular weling sebenarnya memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, dan membunuhnya justru bisa membawa dampak negatif bagi lingkungan. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai alasan ilmiah dan ekologis kenapa ular weling tidak boleh dibunuh.

1. Ular Weling Berperan Penting dalam Rantai Makanan

Ular weling adalah predator alami yang memakan berbagai jenis hewan kecil seperti tikus, kadal, dan bahkan ular lain yang lebih kecil. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Herpetology oleh American Society of Ichthyologists and Herpetologists, ular berperan penting dalam mengendalikan populasi hewan pengerat yang sering menjadi hama pertanian dan penyebar penyakit.
Jika ular weling dibunuh secara massal, populasi tikus dan serangga bisa meningkat pesat, menyebabkan kerusakan tanaman dan potensi penyebaran penyakit seperti leptospirosis. Dengan kata lain, ular weling membantu menjaga keseimbangan ekosistem secara alami tanpa campur tangan manusia.

2. Ular Weling Bukan Hewan Agresif

Banyak orang takut pada ular weling karena menganggapnya akan langsung menyerang. Padahal, menurut keterangan dari National Geographic, ular ini bersifat nokturnal (aktif di malam hari) dan cenderung menghindari manusia. Ular weling baru akan menggigit jika merasa terancam atau terpojok.
Dalam kondisi normal, ular ini lebih memilih untuk melarikan diri daripada menyerang. Oleh karena itu, membunuhnya bukanlah tindakan bijak, apalagi jika ular tersebut tidak menimbulkan bahaya langsung.
Peneliti herpetologi dari Smithsonian Institution juga menegaskan bahwa interaksi negatif antara manusia dan ular sering kali terjadi karena kesalahpahaman perilaku alami ular tersebut.

3. Racunnya Memiliki Potensi Manfaat Medis

Walaupun berbisa, racun ular weling mengandung senyawa neurotoksin yang menarik perhatian para ilmuwan di bidang farmasi. Penelitian dari Frontiers in Pharmacology mengungkapkan, komponen tertentu dalam racun ular weling dapat digunakan untuk mengembangkan obat penghilang rasa sakit dan terapi saraf.
Beberapa laboratorium bioteknologi di Eropa bahkan mempelajari toksin ular weling untuk menemukan formula baru bagi pengobatan penyakit degeneratif seperti Alzheimer. Ini menunjukkan bahwa ular yang dianggap berbahaya justru memiliki potensi besar dalam dunia kedokteran.

4. Ular Weling Termasuk Spesies yang Dilindungi di Beberapa Negara

Menurut Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), beberapa spesies ular dalam genus Bungarus, termasuk weling, masuk dalam kategori Appendix II, artinya perdagangan dan perburuan mereka diawasi ketat karena dikhawatirkan mengancam populasi di alam liar.
Di Indonesia sendiri, meskipun belum seluruhnya masuk daftar hewan yang dilindungi, populasi ular weling semakin menurun akibat perburuan dan perusakan habitat. Oleh karena itu, tidak membunuh ular weling adalah langkah kecil untuk membantu menjaga kelestarian satwa liar yang berperan dalam ekosistem alami.

5. Tanda Keberadaan Ekosistem yang Sehat

Keberadaan ular weling di suatu wilayah bisa menjadi indikator bahwa ekosistem di daerah tersebut masih sehat. Menurut riset dari Biological Conservation Journal, ular adalah bioindikator penting karena mereka sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, seperti polusi tanah dan kehilangan habitat.
Jika ular weling masih ditemukan di daerah tertentu, artinya rantai makanan di wilayah tersebut masih berjalan baik, dan populasi mangsanya seperti tikus atau katak masih terkendali. Sebaliknya, hilangnya populasi ular bisa menandakan adanya ketidakseimbangan ekosistem yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

6. Cara Aman Menghadapi Ular Weling Tanpa Membunuhnya

Jika kamu menemukan ular weling di sekitar rumah, langkah paling aman bukanlah membunuhnya, melainkan menjaga jarak dan menghubungi petugas pemadam kebakaran atau lembaga penyelamat satwa liar. Menurut Wildlife Rescue League, ular sebaiknya dipindahkan oleh tenaga ahli karena mereka memiliki peralatan dan pengetahuan untuk menangani hewan berbisa dengan aman.
Selain itu, hindari provokasi atau gerakan tiba-tiba di dekat ular. Ular biasanya akan menjauh dengan sendirinya setelah merasa tidak terancam. Mengetahui cara menghadapi ular dengan tenang membantu mengurangi risiko gigitan sekaligus melindungi kelangsungan hidup satwa liar.

7. Edukasi dan Kesadaran Lingkungan yang Lebih Baik

Banyak kasus pembunuhan ular weling terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat ekologis ular. Edukasi lingkungan, terutama di daerah pedesaan, sangat penting agar masyarakat memahami bahwa ular bukan musuh manusia, melainkan bagian dari keseimbangan alam yang menjaga agar populasi hama tidak meningkat.
Program pendidikan satwa liar seperti yang dilakukan oleh Wildlife Conservation Society (WCS) menunjukkan bahwa edukasi publik berhasil menurunkan tingkat pembunuhan ular di berbagai negara Asia Tenggara hingga 40%. Hal ini membuktikan bahwa pengetahuan dapat mengubah sikap manusia terhadap hewan liar yang dianggap berbahaya.
Baca juga: Mengapa Ular Menjulurkan Lidah Mereka? Ini Penjelasan Lengkapnya
(NDA)
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.