Pemerintah Mau Bangun Pabrik Etanol, 240 Ribu Hektare Disiapkan
kumparanBISNIS October 30, 2025 02:40 PM
Pemerintah terus mempercepat rencana pengembangan industri bioetanol nasional etanol 10 persen (E10) sebagai campuran bensin yang bakal dijalankan mulai 2027.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid mengungkap telah menyiapkan 240 ribu hektare lahan untuk penanaman bahan baku etanol, terutama singkong dan tebu.
“Mencar-mencar (tersebar) di sejumlah provinsi, sementara memang baru sekitar 240 ribu hektare yang tersedia dari target 1 juta hektare,” ujar Nusron saat ditemui di kantor Kementerian PUPR, Rabu (29/10).
Ia menjelaskan, lahan tersebut tersebar di 18 provinsi dan akan terus diperluas hingga mencapai target 1 juta hektare. Nusron menyebut, dukungan Kementerian ATR/BPN terhadap program swasembada energi nasional dilakukan melalui dua hal: kemudahan tata ruang dan percepatan penyediaan lahan serta perizinan.
“Contohnya, dalam rangka proyek food estate di Merauke, prosesnya sangat cepat,” tandas Nusron.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan siap menanam bahan baku etanol di lahan 1 juta hektare, namun masih menunggu koordinasi dengan Kementerian ATR/BPN.
“Etanol tergantung sahabat saya, Gus Nusron. Tanah ada, kita siap tanam,” kata Amran dalam Town Hall 1 Tahun Kinerja Kemenko Pangan di Jakarta, Selasa (21/10).
Perbesar
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, saat ditemui di kantor Kementerian PU, Rabu (29/10/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Ia menuturkan, penanaman bahan baku etanol akan difokuskan pada dua komoditas utama, yakni singkong dan tebu.
“Singkong disiapkan di lahan 1 juta hektare, tebu 500 ribu hektare. Dua komoditas ini bisa jadi etanol,” ujarnya.
Amran menambahkan, program ini memiliki fleksibilitas tinggi dalam penjualan produk. “Kalau harga gula naik, kita jual gula. Kalau harga etanol naik, kita jual etanol, seperti di Brasil,” katanya.
Jawa Timur dan Merauke Punya Potensi Besar
Sementara itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai sejumlah daerah memiliki potensi besar untuk menjadi lokasi pendirian pabrik etanol, di antaranya Jawa Timur dan Merauke.
Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menjelaskan kedua daerah tersebut strategis karena dekat dengan lokasi penanaman bahan baku.
“Itu tergantung bahan bakunya, jadi yang paling potensial sekarang, yang ada sekarang itu kan yang paling banyak itu di Jawa Timur karena molasesnya ada di sana. Nah nanti kalau yang di Merauke sudah terbangun, itu memang di Merauke kalau kita berbasis molases,” ujarnya di Kantor Kemenperin, Jakarta Selatan, Rabu (29/10).
Selain itu, beberapa daerah lain seperti Tegal (Jawa Tengah), Sumba (NTT), dan Sumatra Selatan juga berpotensi menjadi lokasi pabrik etanol. Di Sumatra Selatan, produktivitas tebu di lahan rawa disebut telah meningkat pesat.
“Di Sumatera Selatan, itu yang di tanah rawa itu produktivitasnya menghasilkan 100 ton per hektare itu sudah sangat mudah sekali dan rendemennya sudah naik terus, di awal memang rendah, sekarang sudah 5,7 persen mudah-mudahan diangkat (jadi) 8 persen,” kata Putu.
Kemenperin juga menanggapi rencana PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III yang berencana membangun pabrik etanol di Gresik, Jawa Timur.
Perbesar
Ilustrasi kebun tebu. Foto: Shutterstock
“Kalau yang basisnya dari tebu, itu pasti kita akan berdiskusi, di samping dengan kementerian lain pasti berdiskusi, dan memang kalau kita lihat memang Jawa Timur itulah yang menghasilkan etanol,” ujarnya.
Putu menambahkan, dari sisi bahan baku, sagu menjadi opsi paling murah untuk diolah menjadi etanol, disusul singkong.
“Dari nilai bahan bakunya, ya itu memang sagu itu yang paling murah untuk bahan baku menjadi etanol. Untuk saat ini sagu memang, yang kedua itu cassava, kalau yang corn (jagung) itu yang jagung itu memang sudah agak mahal ya sehingga nanti opsinya itu dibuka, mana yang paling bagus, nah itu yang di dorong,” katanya.
Ia juga menilai program swasembada gula akan memperkuat produksi etanol nasional karena meningkatkan pasokan molases.