Dugaan Penjualan Kuliner Daging Anjing, Wabup Bantul: Kita Larang
kumparanNEWS October 31, 2025 03:00 AM
Perdagangan daging anjing untuk konsumsi kembali mencuat di media sosial. Diduga, perdagangan anjing ini terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Bantul.
Meski belum ditemukan perdagangannya, polisi mendapati ada lima lokasi penjualan olahan daging anjing di Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul.
Terkait hal ini Wakil Bupati Bantul Aris Suharyanta mengatakan akan memerintahkan Satpol PP untuk ke lokasi menelusuri hal ini. Dia mengaku baru mendengar informasi ini.
"Kita belum tahu ada nggak itu. Tapi kalau itu memang terjadi, ada, itu nanti kita akan menegakkan aturan. Satpol PP nanti cek," kata Aris ditemui Kepatihan Pemda DIY, Kamis (30/10).
Saat ini yang dilakukan oleh Satpol PP akan memberikan sosialisasi dan edukasi.
"Yang jelas yang jual nanti kita larang sampai menunggu aturan lebih lanjut," bebernya.
Aris mengatakan pihaknya akan berdiskusi dengan DPRD untuk membahas soal perda larangan mengkonsumsi daging anjing. Saat ini belum ada sanksi yang tertuju pada penjualan olahan daging anjing.
"Nanti kita ajukan perda-nya. Kita diskusi sama dewan," katanya.
Bahaya Bagi Kesehatan
Sebelumnya, Plt Kepala Dinkes DIY Akhmad Akhadi mengingatkan risiko mengolah dan mengkonsumsi daging anjing. Akhmad bilang, jangankan mengkonsumsi mengolahnya pun tak kalah berisiko.
"Dari aspek transmisi penularan penyakit anjing tidak termasuk hewan ternak. Maka tidak untuk dikonsumsi. Pada daging anjing itu punya risiko untuk menularkan penyakit yang disebut zoonosis," kata Akhmad melalui sambungan telepon, Rabu (29/10).
Risiko pertama adalah rabies yang terdapat di otak, serabut saraf, dan kelenjar ludah anjing. Virus rabies ini tetap menular meski anjing sudah mati. Penyebaran virus ini bahkan bisa terjadi saat pengolahan.
"Cara mematikan anjing itu bagaimana. Kalau dengan disembelih dipukul itu berisiko menularkan. Saat mengambil otaknya, memegang dagingnya ada serabut saraf, kemudian masuk ke tubuh kita melalui luka-luka kecil di tangan," katanya.
Tak hanya rabies, di daging anjing juga berisiko ada cacing pita dan parasit. Kemudian ada pula leptospirosis.
"Leptospirosis tidak hanya ditularkan melalui tikus tetapi juga bisa ditularkan mamalia lain termasuk anjing," bebernya.
Risiko lain adanya bakteri Salmonella, E. Coli, dan Staphylococcus Aureus.
"Kalau kena pertama kali masuk ke kita melalui yang kita makan reaksi pertama keracunan makanan," bebernya.
Kasus ini mencuat setelah sebuah video yang diunggah oleh sebuah akun di media sosial, yang menunjukkan sejumlah anjing dimasukkan karung.
Dalam keterangan video tersebut, disebut praktik perdagangan anjing untuk konsumsi masih terjadi di Ganjuran, Parangtritis dan sekitarnya.
Kapolsek Bambanglipuro, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, mengatakan telah menindaklanjuti informasi tersebut dengan mendatangi sejumlah penjual olahan kuliner daging anjing di wilayahnya.
"Kalau videonya belum dipastikan ada di Bantul. Di Ganjuran ada satu yang jual tapi visualnya tidak sama dengan apa yang ada di video. Mungkin dugaannya (videonya) di tempat lain tapi narasinya di Ganjuran, Parangtritis dan lain-lain," kata Jeffry dihubungi, Rabu (29/10).
5 Tempat Kuliner Olahan Daging Anjing
Jeffry membenarkan masih ada praktik penjualan olahan daging anjing di wilayah Bambanglipuro. Catatannya ada 5 lokasi penjualan.
"Kemarin saya cek di Bambanglipuro total ada 5 (lokasi) di dua kalurahan," katanya.
Hanya saja karena belum ada regulasi yang mengatur soal penjualan kuliner daging anjing, polisi belum bisa menindak. Yang bisa dilakukan sejauh ini memberikan imbauan.
"Kita jatuhnya sepanjang sejauh ini baru bisa mengimbau tidak bisa melarang karena memang belum ada regulasi terkait itu (kuliner daging anjing)," katanya.
"Kita mengimbaunya karena daging anjing bukan daging konsumsi dan memang informasi yang didapat kan juga berdampak bagi kesehatan," katanya.
Para Bhabinkamtibmas telah ditugaskan untuk mengingatkan masyarakat agar tak mengkonsumsi daging anjing karena terkait kesehatan.
Jeffry mengatakan para penjual kuliner olahan daging anjing ini hanya berjualan ketika ada pesanan saja. Salah satu penjual mengaku tak menjagal anjing tapi sudah beli dalam bentuk daging.
"Pengakuannya tidak ada. Mereka hanya menjual, mereka sudah beli daging tapi bukan janggal," katanya.