Wall Street Ditutup Melemah Usai Saham Meta dan Microsoft Anjlok
kumparanBISNIS October 31, 2025 12:20 PM
Tiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street kompak melemah pada perdagangan Kamis (30/10), dengan Nasdaq Composite dan S&P 500 memimpin penurunan.
Pelemahan terjadi setelah saham Meta dan Microsoft anjlok akibat kekhawatiran lonjakan belanja terkait kecerdasan buatan (AI), sementara investor juga mencermati sikap lebih ketat dari Federal Reserve AS.
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 109,88 poin atau 0,23 persen ke level 47.522,12. S&P 500 (.SPX) melemah 68,25 poin atau 0,99 persen ke 6.822,34, sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) merosot 377,33 poin atau 1,57 persen ke 23.581,14.
Saham Meta ambles 11,3 persen, menunjukkan penurunan harian terbesar dalam tiga tahun setelah perusahaan memproyeksikan belanja modal tahun depan akan jauh lebih besar karena investasi agresif pada teknologi AI.
Saham Microsoft turun 2,9 persen setelah melaporkan belanja modal hampir USD 35 miliar pada kuartal pertama fiskal, dan memperingatkan bahwa pengeluaran akan terus meningkat sepanjang tahun.
Sebaliknya, Alphabet, induk Google, menguat 2,5 persen berkat pertumbuhan stabil di bisnis periklanan dan komputasi awan yang melampaui ekspektasi pasar.
Kinerja perusahaan teknologi ini dirilis setelah The Fed pada Rabu (29/10) menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin sesuai perkiraan pasar.
Namun, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell, yang menegaskan pemangkasan suku bunga lanjutan pada Desember belum pasti terjadi membuat pelaku pasar merevisi ekspektasi. Probabilitas pemangkasan suku bunga lanjutan turun menjadi sekitar 70 persen dari sebelumnya lebih dari 90 persen.
“Investor berada dalam mode risk-off setelah reli yang cukup panjang. S&P 500 mendekati rekor tertinggi, tetapi kinerja emiten teknologi tidak memenuhi ekspektasi yang tinggi,” ujar Chief Strategist 248 Ventures di Charlotte, North Carolina, Lindsey Bell.
Ia menambahkan ketidakpastian akibat vakumnya data ekonomi selama penutupan pemerintahan AS serta sikap Fed yang lebih ketat turut membebani pasar.
Menurut Lindsey, baik Microsoft, Meta, maupun Alphabet belum memberikan kejelasan kapan investasi besar-besaran di AI akan memberikan imbal hasil.
Ia pun tidak berharap kejelasan lebih baik dari laporan Apple dan Amazon yang dirilis setelah penutupan perdagangan.
Usai turun 3 persen pada sesi reguler, saham Amazon melonjak 9 persen pada perdagangan setelah jam bursa berkat permintaan kuat di layanan cloud meski bisnis e-commerce melambat.
Saham Apple juga naik tipis secara fluktuatif setelah membukukan penjualan iPhone yang solid meski menghadapi gangguan pasokan.
Dari 222 perusahaan S&P 500 yang telah merilis kinerja, 84,2 persen melaporkan laba di atas ekspektasi, menurut data LSEG, lebih tinggi dari rata-rata empat kuartal terakhir sebesar 77 persen.
Tujuh dari sebelas sektor utama S&P 500 melemah, dipimpin sektor consumer discretionary yang turun 2,6 persen. Sektor properti menjadi penopang, naik 0,7 persen.
Penurunan pasar terjadi setelah empat hari berturut-turut mencetak rekor tertinggi, didorong optimisme kinerja kuartalan dan ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar.
Optimisme terhadap AI menjadi penggerak utama reli saham AS tahun ini, dengan raksasa teknologi menyumbang 35 persen bobot S&P 500. Saham Nvidia, pemimpin chip AI, turun 2 persen sehari setelah menjadi perusahaan publik pertama yang menembus valuasi USD triliun.
Pertemuan Trump-Xi Tak Berdampak
Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping saat mereka mengadakan pertemuan bilateral di Bandara Internasional Gimhae, di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik, di Busan, Korea Selatan, Kamis (30/10/2025). Foto: Evelyn Hockstein/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping saat mereka mengadakan pertemuan bilateral di Bandara Internasional Gimhae, di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik, di Busan, Korea Selatan, Kamis (30/10/2025). Foto: Evelyn Hockstein/REUTERS
Sementara itu, kesepakatan dagang yang ditunggu antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping hampir tidak berdampak pada pasar.
Trump sepakat mengurangi sebagian tarif impor China sebagai imbalan atas pembelian kedelai, kelanjutan ekspor logam tanah jarang, dan penindakan peredaran fentanyl oleh Beijing.
“Ketika berita baik tidak mampu mengangkat pasar, itu artinya sentimen positif tersebut sudah diperhitungkan sebelumnya,” kata Portfolio Manager di Brandywine Global, Jack McIntyre.
Di sisi korporasi, saham Cardinal Health melonjak 15,4 persen setelah menaikkan proyeksi laba tahunannya. Sementara saham Chipotle Mexican Grill anjlok 18,2 persen usai memangkas proyeksi penjualan karena tekanan tarif dan inflasi yang menekan margin.
Jumlah saham yang melemah melebihi yang menguat dengan rasio 2,1 banding 1 di NYSE. Di Nasdaq, saham turun lebih banyak dengan rasio hampir 2 banding 1. S&P 500 mencatat 34 saham mencetak rekor tertinggi baru dan 37 rekor terendah, sementara Nasdaq mencatat 88 saham tertinggi baru dan 187 terendah.
Volume transaksi di bursa AS tercatat 20,32 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20 hari terakhir sebesar 21,08 miliar saham.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.