 
            Ringkasan Berita:
- BPP HIPMI dan Heritage Amanah International (HAI) memperkenalkan platform investasi Elite Investment Club (EIC).
- Platform EIC dikembangkan khusus untuk membangun ekosistem investasi yang kredibel, transparan, dan berdaya saing global.
- Kerjasama dengan HIPMI membuka akses bagi pengusaha muda untuk mendapatkan pendampingan finansial dan investasi.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Heritage Amanah International (HAI) bekerja sama dengan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) meluncurkan Elite Investment
Club (EIC).
HAI merupakan perusahaan penasihat keuangan independen berlisensi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia. Sementara, platform EIC yang diluncurkan ini dikembangkan khusus untuk membangun ekosistem investasi yang kredibel, transparan, dan berdaya saing global.
Peluncuran platform ini dilakukan di Jakarta, Kamis, 30 Oktober 2025 dan EIC diyakini mampu membuka akses dan peluang investasi kepada 200.000 pengusaha muda Indonesia di komunitas HIPMI.
“Melalui Elite Investment Club (EIC), Heritage Amanah International berkomitmen mentransformasi lanskap bisnis Indonesia dengan menghadirkan ekosistem investasi yang kredibel dan kolaboratif," kata Founder and Group CEO at Heritage Amanah International Salina Nordin.
Dia mengatakan, kerjasama dengan HIPMI akan menjadi gerbang yang menghubungkan modal global dengan potensi lokal, serta membuka akses bagi pengusaha muda untuk mendapatkan pendampingan finansial profesional dan peluang investasi terverifikasi.
Data menunjukkan, hingga Oktober 2025, terdapat 19 juta investor individu tercatat di Bursa Efek Indonesia di mana sekitar 54 persen pertumbuhan Single Investor Identification (SID) berusia di bawah 30 tahun.
Namun, untuk menggenjot partisipasi investor masih menghadapi sejumlah tantangan seperti rendahnya literasi keuangan dan minimnya pendampingan profesional ke pengusaha muda.
Hasil kajian HIPMI Bidang XII – Investasi dan Hubungan Internasional menunjukkan, ada tiga kendala utama yang kerap dihadapi anggota HIPMI, yakni:
1. Kesulitan mengakses mitra bisnis dan investor tervalidasi yang meningkatkan risiko kemitraan dan investasi tidak optimal
2. Hilangnya peluang kerja sama dengan investor besar akibat kurangnya data terverifikasi dan kesiapan bisnis; serta
3. Kontraksi sumber pembiayaan karena terbatasnya akses terhadap modal alternatif seperti private equity, venture capital dan crowdfunding, baik dari dalam maupun luar negeri.
Melalui pendekatan Advisory, Academy, dan Action, EIC menghadirkan solusi keuangan terpadu yang tidak hanya berfokus pada pendampingan profesional dan edukasi investasi, tetapi juga memberikan akses ke program dan peluang kolaborasi global yang dirancang untuk meningkatkan daya saing pengusaha muda Indonesia.
EIC akan meningkatkan literasi keuangan melalui kemitraan strategis antara HAI dengan WealthObjects, sebuah fintech company yang menawarkan unified, AI-powered platform for wealth management dari Inggris.
Teknologi ini yang dimanfaatkan HAI dengan nama WealthHatch untuk menyediakan layanan keuangan yang secure, holistik, dan terintegrasi.
Melalui WealthHatch, anggota EIC kini memiliki akses eksklusif ke perencanaan keuangan yang komprehensif, serta layanan pendampingan personal dari Perencana Keuangan bersertifikat dari HAI.
Ketua Komisi XII HIPMI Bidang Investasi dan Kerjasama Internasional M Aaron Sampetoding menambahkan, kerjasama HIPMI dengan HAI akan mampu memberdayakan anggota HIPMI bertransformasi dari pengusaha kelas menengah menjadi pemain bisnis berskala internasional.
"Dengan dukungan kelembagaan dan jaringan yang kuat di Bidang XII, kami siap memperluas dampak EIC sebagai wadah pembelajaran dan kolaborasi investasi bagi pengusaha muda Indonesia. EIC bagi kami tidak hanya membuka akses terhadap peluang investasi, tetapi juga memungkinkan perusahaan anggota menjalin kemitraan dengan investor dalam dan luar negeri,” ujarnya.
Bersamaan dengan peluncuran EIC, Heritage Amanah International bersama HIPMI juga menyelenggarakan diskusi bertajuk “Unlocking Indonesia's Global Market Opportunities”.
Diskusi ini membahas berbagai topik, mulai dari tren investasi internasional, keberlanjutan finansial, hingga pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat posisi Indonesia di pasar global dengan menghadirkan tokoh keuangan dan pakar investasi global. (tribunnews/fin)