Mencuci Pakaian dalam Ingatan Pendidikan (1)
Asep Abdurrohman November 03, 2025 12:20 PM
Manusia adalah makhluk mulia. Letak kemuliaan manusia salah satu terletak pada akalnya. Akal mampu membedakan, mana yang benar dan mana yang salah. Yang benar datangnya dari Allah dan yang salah datangnya dari manusia.
Salah satunya kebenaran yang datang dari Allah, manusia diperintahkan untuk menutup aurat. Aurat laki-laki mulai dari pusar sampai dengkul. Sementara aurat perempuan adalah semua badan, kecuali muka dan telapak tangan.
Alat untuk menutup aurat di antaranya adalah pakaian. Pakaian dalam kehidupan manusia ibarat dua sisi mata uang. Di antara dua sisinya tidak bisa saling dipisahkan. Begitu juga manusia dan pakaian, di antara keduanya saling menguatkan.
Manusia yang sehat akalnya pasti akan menutup auratnya dengan pakaian. Pakaian yang digunakan sudah tentu pakaian yang bersih dan nyaman. Sementara pakaian yang sudah dipakai di tubuh dengan sendirinya pakaian itu menjadi kotor.
Untuk membersihkan pakaian kotor tidak ada lain kecuali dengan mencucinya. Di jaman sekarang yang katanya canggih ini, mencuci pakaian tidak usah bingung dan bimbang, selama masih ada uang bisa diserahkan kepada pembantu atau loundry yang sudah ada di mana-mana.
Sebelum mencuci pakaian, biasanya memeriksa terlebih dahulu kantong-kantong baju. Siapa tahu ada barang-barang berharga yang ikut tercuci, akhirnya rusak. Sikap memeriksa kantong ini, mengingatkan kita bahwa hidup harus penuh dengan hati-hati dan tidak terburu-buru.
Semua kantong celana, kemeja dan jaket diperiksa. Jangan sampai ada barang berharga yang ikut tercuci, periksa dan cek kantongnya. Jika ada cek dan jam tangan mahal yang masih di kantong sudah pasti akan menyesal.
Atau di kantong baju ada koin seribu atau lima ratus lalu langsung direndam tanpa dicek dulu, ini bisa berbahaya untuk mesin cuci. Koin bisa jatuh saat menggiling baju, lalu koin itu terselip di sela-sela mesin. Akibatnya, bisa merusak mesin cuci. Ini sepele, namun patal akibatnya jika koin itu sudah masuk ke dalam mesin cuci. Dampak besarnya bisa rusak, bahkan mesin cuci bisa tidak terpakai lagi.
Dalam kehidupan sehari-hari, sikap hati-hati dan tidak terburu-buru diajarkan oleh proses mencuci pakaian. Tidak lupa setelah semua kantong baju dicek, lalu baju dipilah-pilah, mana baju yang luntur dan mana yang tidak.
Sikap ini untuk menyelamatkan baju yang dicuci dan menyelamatkan baju lain yang berpotensi terkena warna yang luntur. Sikap memilah-memilah adalah karakter baik yang mampu mengelola karakter baju yang akan dicuci.
Karakter baju batik yang baru dibeli misalnya, ada batik yang luntur warnanya. Maka, mencuci pakaian batik tidak boleh dicampur dengan pakaian lain, apalagi pakaian putih. Pakaian putih terlalu kontras jika tercemar oleh baju yang luntur.
Hidup itu memang harus punya karakter dalam menyapa kehidupan, termasuk menyapa manusia saat berinteraksi dan menyatu dalam satu naungan pekerjaan. Orang pendiam jangan digabung sama orang pendiam, namun diikut sertakan dengan orang yang tidak pendiam, agar ada dinamika interaksi sosial.
Orang yang suka membaca dan ikut kajian keagamaan, tidak usah digabung sama orang yang senang main ke sana kemari. Mesti dipilah-pilah, agar bisa saling seiring dan sekata. Meskipun dalam kehidupan, mesti ada yang tidak sejalan agar ada tindakan koreksi dan evaluasi.
Yang jelas, karakter memilah-milah perlu dikedepankan dalam kehidupan sosial. Pembicaraan dua insan atau lebih, bisa diserap, namun sebaiknya tidak dimakan mentah-mentah, tanpa disaring terlebih dahulu.
Saringlah terlebih dahulu agar tidak terjebak dalam kubangan kesalahan. Karakter menyaring dan memilah-memilah dalam mencuci bukan hanya ritual hampa makna, namun mampu menjadi sekolah karakter untuk orang yang mencucinya. Itu pun jika mau merenungkannya.
Namun, masalahnya tugas merenung dalam rangka untuk menghasilkan pembelajaran, bagi yang mencuci terlalu berat. Apalagi tugas mencucinya diserahkan kepada pembantu, akan semakin berat.
Merenung memang identik dengan berpikir mendalam, meski tidak semua merenung menghasilkan pemikiran mendalam, tergantung menggunakan cara apa seseorang merenung akan menghasilkan produk pemikiran mendalam. Seperti mendalamnya hikmah dan pelajaran dari mencuci pakaian.
Saking mendalamnya, tahap selanjutnya mengisi mesin cuci dengan air lalu diberikan sabun agar bersih. Pakaian yang terlihat kotor, baik di kerah ataupun di bagian lainnya, dibersihkan dulu secara manual oleh sikat.
Setelah dibersihkan baru digabung sama pakaian lain yang tidak terlihat kotornya. Sikap dan karakter seperti adalah mampu memberikan pendidikan humanis kepada pakaian. Pakaian yang betul-betul terlihat kotor diperhatikan terlebih dahulu, sebelum dimasukkan ke penggilingan mesin cuci.
Jadilah orang yang mementingkan skala prioritas dalam mengerjakan sesuatu. Ini modal berharga jika diturunkan ke dalam bentuk pekerjaan. Semua pekerjaan menuntut untuk diselesaikan. Namun, pekerjaan mana yang lebih dahulu harus diselesaikan, itu kembali kepada kebutuhannya masing-masing. Semoga bermanfaat.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.