Ringkasan Berita:1.Seorang mahasiswa bernama Arjuna Tamaraya (21) meninggal dunia setelah menjadi korban pengeroyokan di kawasan Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara, pada Jumat (31/10/2025) sekitar pukul 03.30 WIB.2.Salah satu pelaku, ZP alias A (57), sempat menegur dan melarang Arjuna untuk tidur di area masjid.3.Tanpa ampun, kelimanya memukuli korban dan menyeret tubuhnya keluar dari masjid. Dalam proses itu, kepala korban terbentur anak tangga hingga mengalami luka serius
TRIBUNMANADO.CO.ID - Warga Sibolga sempat dikejutkan dengan kasus pengeroyokan yang berujung korban meninggal.
Pengeroyokan dilakukan oleh sekitar lima orang.
Namun kasus pengeroyokan tersebut diotaki oleh ZP alias A (57).
Pengeroyokan atau perundungan kelompok sebagai istilah sosiologis, berarti perundungan terhadap individu oleh suatu kelompok, dalam konteks apa pun, seperti keluarga, kelompok sebaya, sekolah, tempat kerja, lingkungan, komunitas, atau secara daring.
Ketika itu terjadi sebagai pelecehan fisik dan emosional di tempat kerja, seperti "berkerumun" oleh rekan kerja, bawahan atau atasan, memaksa seseorang keluar dari tempat kerja melalui rumor, sindiran, intimidasi, penghinaan, mendiskreditkan, dan isolasi, itu adalah juga disebut sebagai pelecehan umum yang berbahaya, nonseksual, non-rasial/rasial .
Seorang mahasiswa bernama Arjuna Tamaraya (21) meninggal dunia setelah menjadi korban pengeroyokan di kawasan Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara, pada Jumat (31/10/2025) sekitar pukul 03.30 WIB.
Arjuna, warga Kelurahan Kalangan, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), sempat dilarikan warga ke RSUD Kota Sibolga pada pagi hari.
Namun, nyawanya tidak tertolong setelah mengalami luka berat akibat kekerasan yang diterimanya.
Peristiwa tragis ini terekam jelas oleh kamera CCTV di sekitar lokasi.
Video rekaman tersebut kemudian dibagikan oleh Wakil Ketua DPRD Sibolga, Jamil Zeb Tumori, hingga menjadi viral di media sosial.
Berikut rangkuman fakta-fakta mengenai kasus pengeroyokan yang menewaskan Arjuna Tamaraya.
1. Korban Diseret dan Dipukuli
Kasat Reskrim Polres Sibolga, AKP Rustam Silaban, menjelaskan bahwa berdasarkan keterangan saksi dan hasil pemeriksaan rekaman CCTV, korban merupakan seorang musafir yang tengah mencari tempat beristirahat di dalam masjid.
Salah satu pelaku, ZP alias A (57), sempat menegur dan melarang Arjuna untuk tidur di area masjid.
Namun, korban tetap bersikeras ingin beristirahat di sana.
Merasa tersinggung, ZP kemudian memanggil empat temannya, dua di antaranya diketahui berinisial HB alias K (46) dan SS alias J (40).
Tanpa ampun, kelimanya memukuli korban dan menyeret tubuhnya keluar dari masjid. Dalam proses itu, kepala korban terbentur anak tangga hingga mengalami luka serius.
Tak berhenti di situ, para pelaku juga sempat menginjak tubuh Arjuna.
"Korban dipijak dan dilempar menggunakan buah kelapa oleh salah satu pelaku hingga mengalami luka parah di bagian kepala," kata AKP Rustam Silaban, Minggu (2/11/2025), dikutip dari Tribun Medan.
Setelah melakukan aksi brutal tersebut, para pelaku meninggalkan Arjuna di pinggir jalan.
Beberapa jam kemudian, tubuh korban ditemukan oleh warga yang kebetulan melintas di sekitar lokasi.
Melihat adanya kerumunan melalui tayangan CCTV, marbot masjid, Alwis Janasfin Pasaribu (23), segera bergegas menuju lokasi kejadian. Ia kemudian membantu mengevakuasi korban ke RSUD Dr. F.L. Tobing Sibolga.
Namun, meski sempat mendapat perawatan, pihak rumah sakit menyatakan Arjuna telah meninggal dunia pada pukul 05.55 WIB.
2. Keluarga menuntut keadilan
Rida Chaniago selaku pihak keluarga memohon Polres Sibolga dan Wakil Ketua DPRD Sibolga, Jamil Zeb Tumori agar membantu menyelidiki kasus penganiayaan itu hingga tuntas.
"Perihal anak kemenakan kami yang telah dikeroyok. Mohon bantuannya, mereka telah mengambil nyawa anak kami di tangan mereka yang tidak punya perikemanusiaan," kata Rida.
Keluarga korban juga meminta Polres Sibolga untuk segera menindak para pelaku.
"Kami menuntut keadilan untuk almarhum anak kami. Semoga dengan kejadian ini ada pelajaran berharga kepada para penganiaya yang tidak punya perikemanusiaan itu," katanya.
3. DPRD Sibolga minta para pelaku diringkus
Jamil Zeb Tumori menilai kasus pengeroyokan tersebut merupakan kejadian yang menyayat hati yang dilakukan sekelompok generasi muda di Sibolga.
"Ironisnya mereka melakukan pengeroyokan dan penganiayaan kepada orang yang singgah di rumah Allah. Apalagi korban diseret hingga keluar halaman masjid," ujarnya.
Ketua Golkar Sibolga itu menekankan Pemerintah Kota dan DPRD Sibolga serta semua pihak harus punya tekad untuk bisa mengamankan Sibolga dari tindakan kriminal.
Ia juga menyarankan kepada pelaku untuk segera menyerahkan diri sebelum polisi melakukan tindakan terukur.
"Polisi agar melakukan tindakan penangkapan kepada para tersangka. Apapun alasannya, tindakan kriminal, tidak boleh di Sibolga. Apa pun alasannya, rumah Allah adalah tempat ternyaman bagi umat manusia di atas bumi," katanya.
4. Sebagian pelaku sudah ditangkap
Beberapa pelaku pengeroyokan terhadap Arjuna telah ditangkap oleh aparat.
"Dari beberapa tersangka yang melakukan pengeroyokan, dua diantaranya telah ditahan Polres Sibolga," kata Kasi Humas Polres Sibolga AKP Suyatno.
Seorang pelaku berinisial SS alias J ditangkap di Jalan Lintas Sibolga–Padang Sidempuan KM 13, Kelurahan Hajoran, Kecamatan Pandan, hari Sabtu, (1/11/2025), pukul 16.00 WIB ketika hendak kabur ke arah Kabupaten Tapanuli Tengah.
Selain menganiaya korban, SS diduga mengambil uang Rp10.000 dari saku celana korban.
Para pelaku dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, atau Pasal 170 ayat (3) KUHP tentang kekerasan bersama-sama yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.
Adapun SS dikenakan pasal tambahan, yakni Pasal 365 ayat (3) KUHP tentang pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan kematian.
Sementara itu, KBO Reskrim Sibolga Ipda Seftian menyebut pihaknya sedang mempersiapkan keperluan autopsi sesuai dengan permintaan keluarga untuk keperluan penyelidikan.
"Ini kita lagi di rumah sakit di kamar jenazah, mau kita lakukan autopsi. Nanti kita kasih kabar selanjutnya," ujar Ipda Seftian.
5. Pihak masjid mengklaim tidak terlibat
Ketua Remaja Masjid Agung Kota Sibolga, Eki Tanoto Tanjung, mengatakan pihak masjid tidak terlibat dalam penganiayaan itu.
Sebelumnya, muncul informasi di media sosial yang menuding remaja masjid terlibat.
“Kami ingin menegaskan dan memastikan bahwa tidak ada satu pun anggota maupun pengurus Remaja Masjid Agung Sibolga yang terlibat dalam peristiwa pengeroyokan sebagaimana yang beredar di video dan informasi di masyarakat,” kata Eki dalam keterangan tertulisnya.
Eki mengatakan pihak masjid sangat menyesalkan tindakan kekerasan yang menelan korban jiwa itu.
“Segenap keluarga besar Remaja Masjid Agung Kota Sibolga mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya almarhum. Semoga Allah Swt. menerima amal ibadahnya dan memberikan ketabahan kepada keluarga yang ditinggalkan. Amin,” katanya.
Dia mengimbau masyarakat tidak mudah percaya kepada kabar yang belum tentu benar.
“Atas perhatian dan kepedulian masyarakat, kami ucapkan terima kasih. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tetap menjaga ketenangan dan tidak menyebarkan fitnah,” katanya.
(TribunNewsmaker/Trribunnews)