Tak Cuma Kristen, Muslim & Agama Lokal Jadi Target Pembunuhan di Nigeria
kumparanNEWS November 03, 2025 05:00 PM
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuding telah terjadi pembantaian terhadap umat Kristen terjadi di Nigeria. Data menunjukkan target serangan teroris di Nigeria bukan cuma umat Kristen.
Atas isu pembantaian umat Kristen Trump mengancam akan menyerang negara Afrika itu. Pada Minggu (2/11) Trump mengungkap opsi serangan AS berupa pengerahan pasukan darat dan serangan udara.
Tudingan dan ancaman dari Trump tidak disertakan dengan bukti detail perihal bagaimana dan seperti apa pembantaian Kristen di Nigeria.
Presiden AS Donald Trump berpidato dalam pertemuan puncak para pemimpin dunia tentang pengakhiran perang Gaza di Sharm el-Sheikh, Mesir, Senin (13/10/2025). Foto: Suzanne Plunkett/ REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Donald Trump berpidato dalam pertemuan puncak para pemimpin dunia tentang pengakhiran perang Gaza di Sharm el-Sheikh, Mesir, Senin (13/10/2025). Foto: Suzanne Plunkett/ REUTERS
Salah seorang pengacara kemanusiaan serta analis konflik di Nigeria, Bulama Bukarti, menyebut laporan pembantaian Kristen di Nigeria tak tepat. Dalam pandangannya isu itu diembuskan gerakan sayap kanan pendukung Trump.
“Semua data mengungkap tidak ada pembantaian Kristen terjadi di Nigeria,” ucap Bukarti kepada media Qatar, Al-Jazeera.
Penelitiannya mengungkap serangan ke kelompok warga sipil di Nigeria dilakukan oleh teroris Boko Haram dan kelompok bersenjata lain. Namun, targetnya semata bukan kelompok Kristen.
“Ini adalah narasi berbahaya sayap kanan yang yang telah lama membara dan diperparah oleh Presiden Trump hari ini. Ini memecah belah, dan hanya akan semakin meningkatkan ketidakstabilan di Nigeria,” papar Bukarti.
Ia lalu mengungkap serangan Boko Haram turut menargetkan umat Muslim dan pemeluk agama tradisional di Nigeria.
“Mereka mengebom pasar. Mereka mengebom gereja. Mereka mengebom masjid, dan mereka menyerang setiap lokasi sipil yang mereka temukan. Mereka tidak membeda-bedakan antara Muslim dan Kristen,” papar dia.

Nigeria Lindungi Kebebasan Beragama

Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu mengambil bagian dalam panel pada Pertemuan Khusus Forum Ekonomi Dunia di Riyadh pada 28 April 2024. Foto: FAYEZ NURELDINE / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu mengambil bagian dalam panel pada Pertemuan Khusus Forum Ekonomi Dunia di Riyadh pada 28 April 2024. Foto: FAYEZ NURELDINE / AFP
Pada Sabtu, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu membantah intoleransi dan kekerasan antar-agama di negaranya. Tinubu menegaskan Nigeria melindungi kebebasan beragama.
Nigeria merupakan negara di Afrika berisi 200 kelompok etnis yang memeluk Islam, Kristen, dan agama lokal. Berbeda dengan ucapan Trump, Nigeria dikenal sebagai negara bertoleransi dan pemeluk agama hidup berdampingan.
Akan tetapi beberapa tahun terakhir kekerasan antaretnis pecah di Nigeria. Kekerasan dipicu konflik antaretnis dan perebutan sumber daya alam.
Lembaga riset ACLED melaporkan bahwa terdapat 1.923 serangan terhadap warga sipil Nigeria pada tahun ini. Serangan terhadap umat Kristen tercatat 50.
“Kelompok pemberontak seperti Boko Haram dan ISIS Afrika Barat sering menampilkan kampanye mereka sebagai anti-Kristen, tetapi dalam praktiknya, kekerasan mereka tidak pandang bulu dan menghancurkan seluruh komunitas," kata Ladd Serwat, analis senior Afrika di ACLED.
Sewat kemudian meluruskan mengenai klaim 100 ribu pemeluk Kristen terbunuh di Nigeria sejak 2009. Ia menegaskan klaim itu tak didukung data memadai.
“Kekerasan di Nigeria merupakan bagian dari dinamika konflik yang kompleks dan seringkali tumpang tindih di negara ini terkait kekuasaan politik, sengketa tanah, etnisitas, afiliasi aliran sesat, dan banditisme,” ucap Serwat.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.